All Chapters of Inheritance: Chapter 51 - Chapter 60
141 Chapters
Tanah Terlarang
Pagi-pagi sekali dua orang pemandu telah menunggu di depan hotel. Dom keluar pertama kali dan telah berbincang dengan mereka.Di dalam kamar Ken masih mengecek semjua barang keperluan untuk Jani.“Aku tidak membutuhkan apapun selama denganmu, Ken,” ucapnya manja yang memeluk kekasihnya dari belakang.“Tentu saja, sayang. Ini semua adalah untuk keselamatanmu.” Ken menarik tangannya kedepan dan menciumnya dengan mesra. Mereka lalu keluar kamar mendekati Dom."Dimana Dave dan Mel?" tanya Ken."Entahlah, tidak biasanya mereka terlambat. Kita tunggu saja sebentar lagi," jawab Dom yang melihat kearah jam tangannya.Di dalam kamar, Dave harus kesusahan membangunkan Mel yang tertidur sangat pulas. Dia begitu kelelahan melayani Dave yang meminum ramuan panambah hasrat yang membuatnya kuat melakukan percintaan berkali-kali."Sayang, bangunlah. Kita harus berangkat. Hah, kayanya aku tidak boleh meminumnya sendiri. Lain ka
Read more
Upacara Adat Suku
Upacara adat telah disiapkan saat matahari semakin lama semakin menghilang dari langit. Ken dan Jani duduk bersila di atas tanah bersama para penduduk. Mereka melihat para wanita suku Nunak menari dan bernyanyi mengelilingi api unggun yang menyala, memakai pakaian adat suku mereka.Para lelaki berbaris mengelilingi tempat upacara dengan menari tombak yang serempak. Ken sesekali melirik ke arah ketua yang terlihat memejamkan mata dan berbicara sendiri. Semakin lama ucapannya semakin terdengar dan semakin keras.Saat ketua berteriak mengatakan sesuatu dalam bahasa suku mereka, tarian langsung berhenti. Semua menatap ketua dengan terdiam."Warga suku Nunak, malam ini roh agung menginginkan pertarungan berdarah. Siapapun yang menang, dia berhak menikmati daging lawannya dan menyebutkan dua permintaan yang akan aku penuhi,” ucapnya tegas tersirat jiwa kepemimpinannya.“Nurok, apa ada yang ingin kau tanyakan?" tanyanya melirik ke arah panglimanya.
Read more
Istana Putih
Dom terbaring di ranjang kapuk dengan dua gadis yang membelainya. Jantungnya berdetak dengan kencang karena dia bukanlah Gil yang sangat berpengalaman bercinta dengan lebih dari satu gadis.“Hehe, jangan yang bagian situ. Aku tidak tahan dengan gelinya,” ucapnya yang tidak bisa menghentikan aksi kedua gadis.“Tuan, sudah lama aku ingin bercnta dengan orang asing. Selama ini kami hanya melayani hasrat ketua saja dan itu membosankan,” ucap gadis yang bernama Nahi.“Jadi kalian adalah istri Ketua?”“Tentu saja bukan. Kami masih menjadi gundiknya. Dia akan menikahi kami saat bulan purnama, namun sayang ketua harus tiada. Tapi itu tidak masalah karena kami mendapatkan yang muda dan tampan sepertimu,”ucap gadis satunya yang bernama Ayi yang langsung mencium Dom dengan menggebu.“Maaf, aku tidak terbiasa bercinta dengan dua gadis,” ucap Dom dengan sopan.“Tidak masalah, kami ahli mel
Read more
Kematian Ratu Putih
Ratu Putih kembali berjalan menuju singgasana yang terbuat dari emas dengan kain putih lembut di bantalan kursinya.Penjaga pintu kembali meneriakkan dua nama dengan kencang."Putri Ania dan Putri Dansi datang."Semua kembali menunduk saat dua orang putri berjalan melewati karpet merah. Jani terlihat mengenal salah satunya."Yang baju putih adalah Ratu Ania," bisiknya ke Ken."Wow, musuhku ternyata cantik juga,"ucap Ken yang langsung disikut oleh Jani.Kedua putri menunduk untuk memberi hormat kepada ibundanya. Mereka duduk di samping kanan dan kiri sang Ratu.Saat semua orang menatap mereka, Ratu Putih segera berdiri."Rakyatku, hari ini aku akan memberikan hadiah kepada kedua putriku. Hadiahku ini adalah warisanku yang paling berharga."Pengawal kerajaan berjalan mendekat dengan membawa nampan. Ania terlihat tersenyum manis seakan tidak sabar dengan hadiahnya.Pengawal membuka tutup nampan dan terlihat magic boo
Read more
Kedatangan Gil
 Belati emas masih menancap di jantung Ratu Putih. Skuller melepas tangannya dari gagang belati itu. Dia mundur beberapa langkah hingga sejajar dengan Ania. Darah segar mengalir di bibir tipis milik sang Ratu.“Putriku tersayang, sampai kapanpun kau tidak akan mendapatkan apa yang bukan menjadi hakmu,” ucapnya lirih.“Jika ibu memberikan buku itu kepadaku, ibu tidak perlu mati seperti ini. Ini semua adalah kesalahan ibu. Aku akan mencari Dansi di manapun dia berada meskipun membutuhkan waktu berabad-abad.” Ania terlihat sangat emosi dengan matanya yang menguning.“Hahaha, kau akan kalah dengan sang Pewaris. Gadis itu akan mengalahkanmu.” Ratu Putih menarik belati yang menancap dan mengucapkan sesuatu. Belati itu tiba-tiba bersinar dengan terang dan meredup.“Aku mengambil hak kepemilikan belati ini darimu. Sang Pelindung dari sang Pewaris akan datang dan menjadi yang berhak atas belati ini.” Rat
Read more
Pencemburu
Keesokan harinya, Ken dan Jani bersiap untuk kembali. Dom dan Gil telah bangun duluan dan berbincang dengan para gadis yang menemani mereka sepanjang malam. Terlihat mereka tersenyum dengan bahagia seolah melupakan bahwa suku itu hampir saja memakan tubuh Dom.“Apa kalian akan kembali ke sini?” tanya salah satu gadis.“Tentu saja. Saat kami kembali, kalian harus menyambut kami seperti semalam,” ucap Gil dengan mengedipkan matanya. Para gadis tertawa dengan manja.Ken dan Jani mendekati mereka dengan membawa barang.“Apa kita akan berangkat sekarang?” tanya Jani.“Yah, kita menunggu Dave dan Mel datang. Mereka sepertinya terlambat bangun lagi,” jawab Dom.Di dalam kamar, terlihat barang Dave dan Mel yang tertata rapi siap untuk dibawa kembali. Namun pasangan kekasih itu masih enggan keluar kamar.“Ah, ah, semua orang menunggu kita, Dave,” ucap Mel mendesah mendapatkan hentakan
Read more
Mengintai
Ken dan Jani meletakkan magic book dan belati emas dalam satu nampan seperti yang mereka lihat saat di istana putih. Mereka memandangi kedua warisan mereka sambil saling mendekap.“Leluhur kita telah menjaga warisan kita dengan sangat baik. Sekarang giliran kita menuntaskan semua,” ucap Ken.“Kau benar. Aku tidak mau mengecewakan ibuku. Dia sudah mengorbankan nyawanya demi diriku dan juga buku ini.” Jani menyentuh magic book dengan jari-jarinya.“Jadi kapan kau siap untuk mengintai istana hitam?” tanya Ken.“Hem, aku ingin berbaring di kasurku dulu. Punggungku rasanya sakit setelah tidur di kapuk itu. Bukannya aku anak manja, hanya saja aku tidak terbiasa tidur di tempat seperti itu,” ucap Jani yang langsung berbaring di ranjangnya.“Yah, tentu saja. Kau adalah putri bangsawan yang terbiasa dengan kasur nyaman dan juga kehidupan serba kecukupan. Akan sulit bagimu untuk beradaptasi dengan kehidup
Read more
Kantor Polisi
Ken dan Jani mengikuti Tuan Donovan yang berjalan menuju ruang utama. Ken masih tidak mengerti dengan maksud pembicaraan Tuan Donovan yang baru saja di dengarnya.“Tuan, maksudmu aku harus menyusup untuk menjadi salah satu tahanan di kantor polisi?” tanyanya.“Benar. Aku tidak mungkin menyuruh Dom, Gil atau Dave untuk melakukan itu. Mereka akan sangat mudah melakukannya, tapi data rahasia itu pasti ada di suatu tempat yang dilindungi oleh mantra dan hanya kalian berdua yang bisa mengatasinya.” Tuan Donovan berbalik memendang Ken dan Jani.Gil dan Dom datang mendekati mereka setelah mendengar pembicaraan Tuan Donovan.“Tuan, Ken tidak pernah melakukan kejahatan maupun kenakalan remaja. Bagaimana dia bisa ditahan di kantor polisi?” tanya Gil.“Bagaimana jika kau yang mengajarinya. Dia masih muda dan menjadi nakal sedikit tidak masalah untuknya.” Tuan Donovan menepuk pundak Gil dan berlalu meninggalkan m
Read more
Keluar Dari Tahanan
Ken Kembali mengendap-endap menuju selnya. Dia mendekati Jani yang ada di dalam sel wanita. Jani memberi isyarat agar Ken tidak berisik karena polisi jaga akan berkeliling untuk mengawasi para tahanan.“Kembalilah ke sel mu dulu. Polisi itu akan segera kemari,” bisik Jani yang langsung berbaring untuk pura-pura tidur. Ken segera menarik jeruji besi di selnya dan masuk ke dalam. Setelah itu jeruji dikembalikan seperti semua. Semua tahanan masih tertidur lelap dengan saling mendengkur tidak memperdulikan keadaan sekitar. Ken segera berbaring dan pura-pura tertidur, tepat saat polisi berpatroli mengawasi ruang tahanan.Polisi itu mengawasi satu persatu tahanan cukup lama untuk memastikan semua tertidur. Suara langkah kakinya sangat terdengar di malam hari yang sangat sepi. Setelah lama terdiam, suara langkah kaki itu terdengar kembali dan semakin menjauh. Polisi itu menutup pintu dan mengunci kembali pintu masuk ruang tahanan yang sebelumnya belum terkunci.
Read more
Taman Hiburan
Jani dan Ken membaca berkas para aparat yang bergabung dengan kekuatan gelap. Mereka melihat satu per satu nama yang tertera dan mencoba mengingatnya. Beberapa diantaranya mereka lihat di kantor kepolisian termasuk komandan yang di tugaskan di sana.“Bagaimana  dengan komandan polisi yang selalu menjadi informanmu, Tuan Donovan?” tanya Jani.“Dia komandan di bagian lain dan sebenarnya dia adalah anggota kita.” Tuan Donovan memperlihatkan fotonya bersama komandan itu. Mereka memiliki tato yang sama di lengan kanannya.“Jadi dia adalah anggota pembasmi penyihir?” tanya Ken.“Bukan hanya kekuatan gelap yang menyusup di lembaga penting negara ini, kita juga punya banyak mata-mata di berbagai tempat. Namun, kalian benar-benar memberikan informasi lengkap yang kami cari sekian lama.”“Jadi selama ini belum ada yang bisa membuka peti besi milik komandan?” tanya Ken.“Benar sekal
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status