Bab 10
Biasanya jika ada yang meninggal, arwahnya akan ada di samping jenazah, melihat siapa saja yang melayat. Namun kali ini Pelita tak melihat arwah Roni di sana. Sekalipun korban kecelakaan atau jasadnya hilang, tapi saat pemakaman pasti mereka datang melihat yang bersedih untuknya. Makanya di beberapa negara ada jasa untuk menangis di pemakaman. (India dan Jepang) sebagai penghibur kalau sang Arwah sangat dicintai.
Pelita pamit pulang lebih dulu. Sedangkan Aldo masih berada di krematorium. Ia masih shock dan bersedih atas kepergian sahabatnya itu.
Aldo mengikuti semua rangkaian acara untuk melepas kepergian Roni. Acara berakhir kira-kira pukul lima sore. Aldo masih tak percaya sahabatnya kini telah pergi. Ia pun pulang ke kontrakannya. Entah mengapa kini Aldo tak takut lagi masuk ke kontrakan itu. Mungkin rasa sedih dan lelah setelah seharian di pemakaman membuat Aldo tidur dengan nyenyak.
Samar-samar Aldo melihat bayangan Roni. Masih dengan ba
Aldo mencari seseorang yang bisa mengusir mahluk itu. Ia ingin hidup tenang tanpa diganggu kehidupannya oleh hal-hal yang sangat membuatnya tak nyaman."Ada yang punya kenalan orang yang bisa ngusir setan gak?" tulis Aldo membuat pengumuman di media sosial miliknya. Berharap ada seseorang yang bisa membantu mengusir mereka.Langsung banyak yang merespon. Dari sekian banyak yang menawarkan terselip satu komentar dari pelita. "Bukannya kamu senang, karena hal itu subscribe kamu jadi tambah banyak"Seperti sindiran sinis bagi Aldo. Ia lalu berpikir lagi sebenarnya apa tujuan tetap bertahan di tempat terkutuk itu. Padahal gampang, tinggal pindah saja. Uang sejuta tak seberapa baginya, itu hanya alasan semata agar tetap mendapat popularitas berkat konten horor.Ia berpura-pura tak nyaman, padahal sangat senang videonya ditonton ratusan ribu orang. Tapi, bukan kah hidup adalah tantangan."Aku bisa membantumu" sebua
Sepulang dari WC mushalla, Aldo kembali ke kamarnya dan mengunci pintu. Lantunan orang mengaji menandakan bahwa waktu subuh sebentar lagi tiba. Aldo yang masih mengantuk, berbaring kembali di kasur dan menarik selimut ke seluruh badannya. Dia jadi teringat mimpinya tadi tentang Roni."Mengapa ia muncul di mimpiku? Semoga kau tenang di surga kawan," ucap Aldo.Hari ini jadwal Aldo adalah mengambil barang-barang di kontrakan kenanga ke kosannya yang baru. Namun, Aldo sedikit takut, takut kalau bi Sumi marah dan murka atau mengirimkan pasukan mahluk astral-nya karena berani pindah.Aldo lalu teringat Doma. Kalau Doma ikut, pasti bisa ditangkal olehnya. Tangan Aldo meraih handphone untuk menghubungi Doma, tapi saat akan menekan tombol, Aldo teringat saat ia membawa Pelita ke sana. Bi Sumi sangat tidak suka. Nanti jadi masalah baru lagi, pikirnya. Saat
"Do, jangan tinggalin aku, Do" ucap mahluk menyerupai sahabatnya, Roni.Aldo semakin ketakutan tapi juga menangis melihat sahabatnya dirantai seperti itu."Kamu bukan Roni. Temanku sudah berada di surga. Jadi jangan coba-coba menipuku. Lepaskan kakiku. Lepaskan!"Mendengar teriakan Aldo mahluk itu melepaskan kakinya namun ia bangkit dan tangannya malah beralih ke leher Aldo. Cekikan yang sangat kuat membuat Aldo sulit bernafas. Sekuat tenaga Aldo berontak, tapi sia-sia saja."Tuhan, tolong selamatkan aku," ucap Aldo dalam hati sambil menitikan air mata. Saat Aldo mulai pasrah pada takdir Tuhan, tiba-tiba ada sosok seorang kakek-kakek memukul mahluk yang mencekik Aldo itu. Mahluk itu tersungkur dan cekikan pun terlepas. Aldo bisa bernapas bebas. Kakek berjubah putih itu, persis seperti kakek yang Aldo temui di halte tempo hari. Pund
Bapak kosan merasa hawatir dengan keadaan anak kosan yang baru, Aldo. Apalagi ia ditemukan tak sadarkan diri di jalan. Sepulangnya dari puskesmas tadi, belum juga keluar kamar. Maka bapak kos berinisiatif memberinya wedang. Saat pintu diketuk, Aldo malah berteriak. Bapak kos langsung panik dan mencari kunci cadangan. Dengan cepat ia membuka pintunya. Tiba-tiba setelah Aldo melihat yang masuk adalah bapak kos. Aldo langsung berhamburan ke pelukannya."Kakek. Terima kasih sudah menyelamatkanku lagi."Bapak kos hanya mematung tak mengerti."Sudah. Kamu aman di sini. Apa mereka mengganggumu lagi?" ucap bapak Kos menenangkan Aldo. "Ini, minum wedang. Biar tubuhmu hangat," segelas wedang hangat bapak kos berikan pada tangan Aldo.Tiba-tiba secara bersamaan Pelita dan Doma datang. Mereka seperti telah berlari jauh karena napas mereka ngos-ngosan. Terlihat sangat capek sekali.
"Halo gais. Ketemu lagi sama gue si cowok misterius jenius artemimus Aldious. Sorry kemarin-kemarin gue gak bikin konten. Gue sakit gais. Sesuai saran kalian gue pindah dari kontrakan horor itu dan tau gak, gue ampe dua kali berada di alam lain. Dicekik hantu sampai dikejar setan. Tau-tau udah di tanah kosong. Gue sampe pingsan. Gak hanya itu saja, beruntung ada kakek-kakek nyelamatin gue, dan ngasih air buat gue pake mandi. Pas air itu kena badan gue, belatung, cacing, lintah, kelabang semua keluar dari tubuh gue. Ngeri banget kan. Beruntung ada teman-teman gue yang bantu ngusir setan-setan itu. Dan ulalala gue sekarang udah sehat dan fresh lagi. Nanti gue siapin liputan tentang asal-usul kontrakan hantu itu. Pantengin terus ya gais."Aldo menutup sambungan videonya. Ternyata sudah dua ratus ribu like saat satu jam pertama penayangan.Aldo kini tak takut lagi. Malah penasaran ingin membo
Aldo masih merasa nelangsa dengan kehilangan beberapa potong bajunya. Bukan tanpa alasan beberapa diantaranya adalah kaos bermerk keluaran rumah mode dunia yang ia beli dengan jerih payahnya sebagai konten kreator selama ini. Memiliki barang branded adalah salah satu hobi Aldo yang bisa menaikan rasa percaya dirinya diantara pergaulan."Ketinggalan dimana, ya? Ketuker dengan siapa?" ucap Aldo.Gaun pengantin lebih tepatnya kebaya berwarna putih gading, mungkin karena lama tersimpan jadi berwarna kekuningan gading, masih terongok bersama jas almamater warna kuning dan sepatu bayi.Hanya melihatnya saja, rasa takut langsung timbul begitu saja. Syukur bau aneh itu sudah hilang karena Aldo menyemprotkan spray pemberian Doma pada seluruh ruangan.Kursi teras Aldo dorong hingga menghalangi daun pintu agar tak bisa menut
Malam pertama keluarga Sugeng di kontrakan baru dilewati dengan tertidur pulas semua, termasuk Cita yang tak bangun lagi setelah nangis tadi. Mereka kelelahan karena semalaman di dalam kereta.Pak Sugeng lebih dulu bangun karena harus pergi ke kantor. Kantornya yang berada cukup jauh dari kontrakan membuat ia harus berangkat lebih pagi. Wati dan Cita masih tidur saat Sugeng berangkat.Wati terbangun karena mendengar suara ribut di kamar mandi. Terdengar seperti suara Cita yang asyik mengobrol dan tertawa. Wati penasaran dengan siapa anaknya mengobrol. Saat pintu kamar mandi dibuka, terlihat Cita--Putrinya, tengah berendam di bak mandi. Bak berukuran satu kali satu meter merendam hampir sebagian tubuh putrinya."Cita, kamu ngapain berendam di bak mandi? Cepat turun! Nanti airnya kotor.,"Perintah Wati.Cita malah melotot dan me
Aldo masih mencari cara agar bisa mendapatkan cerita dari penghuni baru tentang hal mistis yang mereka alami. Namun keanehan sudah sangat kentara dengan anak kecil itu. Para penonton kontennya selalu menagih ia untuk membuat video baru yang tentu saja menarik."Bu, kalau penghuni baru kontrakan kenanga ke sini, ibu cepat hubungi aku ya!" ucap Aldo bekerja sama dengan ibu warung. Karena tempat itu lah salah satu tujuan mereka keluar kontrakan.Sedangkan Wati, sangat sulit memejamkan mata. Ia masih kepikiran hal-hal menakutkan yang ia alami seharian ini, terutama masalah Cita. Keanehan Cita semakin menjadi saat tertawa tadi. Matanya menutup tapi tawanya sangat keras. Seperti bukan tawa seorang anak kecil. Cita yang tidur di samping kasur Papanya, terlihat bangun dan berjalan menuju kamar mandi."Ta, Cita. Mau kemana, Nak?" ucap Wati. Namun putrinya itu tak