Share

Bab 18

BAB 18

Si tampan yang masih mengenakan baju basah itu kalang kabut. Blingsatan saat ibunya hendak beranjak ke kamar tamu. Zayn memutar otak dengan cepat, sepersekian detik mencari ide agar bisa menahan ibunya sebentar saja.

“Eh, tu-tunggu, Bu. Anu itu… itu kamar tamunya mau kubereskan dulu sebentar. Berantakkan bekas sisa-sisa semalam,” ujarnya asal.

Zayn menarik lengan ibunya, berusaha bersikap tenang dalam mencari alasan yang tepat padahal degupan jantungnya berdetak menggila. Do’a pun turut dipanjatkan batinnya, berharap Lidya percaya.

Netra Lidya memicing pada sang putra, tak tahan untuk menukas seraya menggeleng dalam tawa. “Kalian ini sungguh liar. Sepertinya semua tempat menjadi saksi bisu.”

“Ibu juga pernah muda bukan? Pasti paham.” Zayn menaik turunkan alis sembari menelengkan kepala.

“Ah… Ibu jadi rindu ayahmu.” Lidya berkelakar disusul kekehan.

“Ibu tunggu sebentar di sini. Aku tidak ingin mempertontonkan kekacauan jejak duelku tadi malam. Itu mengerikan. Akan kuberesk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status