Share

Lelaki Sama Saja

“Assalamualaikum, Mbak?” Kuketuk pintu.

Tak lama jawaban salam terdengar, bibik membuka pintu bersama Mbak Hasna.

“Tumben,” ucapnya.

“Kenapa? Apa ndak boleh adik njenengan yang cantik ini main,” ucapku.

Mbak Hasna tertawa dan mengajakku masuk.

“Dari Umik.” aku menyodorkan paper bag yang kubawa.

“Apa ini?” tanya Mbak Hasna.

“Jamu biar cepet kasih cucu,” bisikku tepat di samping telinga Mbak Hasna.

Aneh, Mbak Hasna justru diam dengan wajah menunduk, apa ia tak senang Umik memberi jamu itu?

“Ada apa Mbak?” tanyaku penasaran.

“Ah, ndak papa, udah maem?” tanya Mbak Hasna seolah mengalihkan pertanyaanku yang tak ingin ia lanjutkan.

“Sudah,” jawabku berbohong. “Mbak sendiri?”

“He’eum… Mas Azam ke pesantren, Mbak buat oseng kembang kates kesukaanmu.”

“Benarkah.” Aku memanyunkan bibir, terlanjur mengatakan jika aku sudah makan, mana mungkin aku mengajaknya makan.

“Ayuk mae
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status