Share

4.Adnan Dilema

Ketika Adnan, Antonio, dan Shelia sedang menikmati hidangan di cafe tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri meja mereka. Laki-laki itu langsung berkata ....

"Hai, Shelia, my Heart, ternyata kau ada di sini, I miss you so much, Bisa," ucap laki-laki tersebut.

Adnan yang sedang menikmati minumannya itu, langsung menatap tajam pada laki-laki tersebut, dan menatap Shelia juga. Sementara Antonio mengunyah makanannya sembari menatap Shelia dan laki-laki tersebut. Antonio melihat kemarahan yang begitu besar yang terpancar di wajah Adnan.

Sementara Shelia, dia merasa tidak enak hati dengan Adnan dan Antonio. Dia menatap laki-laki yang menghampirinya itu dengan perasaan yang tidak menentu, karena ternyata laki-laki itu adalah Robin, laki-laki yang pernah menyewa jasanya.

"Maaf, Tuan Robin, saya sedang ada urusan dengan mereka. Jadi tolong jangan mengganggu saya," ucap Shelia dengan ramah.

Robin menatap Shelia dengan mengernyitkan keningnya. Ia merasa aneh dengan ucapan Shelia.

"Memangnya mereka, Shelia? Aku benar-benar sangat merindukanmu. Aku sangat merindukan permainanmu yang sangat panas di atas ranjang," ucap Robin.

Adnan langsung menggebrak meja. Entah mengapa emosinya langsung memuncak ketika mendengar ucapan Robin. Adnan langsung meninggalkan tempat itu. Antonio pun mengikutinya dari belakang, Sementara Shelia merasa semakin merasa bersalah, ia langsung mengejar Adnan.

"Maaf, Tuan Robin, saya permisi." Shelia pun berlalu pergi meninggalkan Robin.

Sementara Robin menatap Shelia dengan perasaan yang aneh, tetapi Robin tidak mau berhenti, dia langsung mengejar Shelia dan meraih lengan Shelia.

"Shelia, tunggu! Ada apa denganmu? Mengapa kau sangat berubah? Aku benar-benar sangat merindukanmu. Shelia, apa kau tidak mau menerima tawaranku yang dulu? Aku ingin menjadikanmu sebagai wanita simpananku," ucap Robin.

Ucapan Robin tersebut masih terdengar dengan jelas di telinga Adnan. Adnan mengepalkan tangannya, emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi, lalu ia berbalik dan langsung meninju wajah Robin. Shelia yang melihatnya berteriak histeris.

"Tuan Adnan, tolong hentikan. Maafkan saya, ini semua salah saya," ucap Shelia.

Tetapi Adnan tidak menghiraukan ucapan Shelia. Dia terus saja menghajar Robin dengan membabi buta. Antonio pun sudah melerainya, tetapi Adnan tidak bisa dihentikan.

"Pergi kau dari sini laki-laki bajingan! Kau telah merusak acaraku, merusak mood-ku. Jika kau masih mengganggu wanita itu, maka kau akan berhadapan dan berurusan denganku! Kau tentu tahu denganku, kau tentu tahu siapa aku?!" ucap Adnan.

Robin yang merasa tidak terima dengan perbuatan Adnan itu, ikut meninju wajah Adnan, hingga perkelahian sengit itu pun tidak bisa dihindari lagi.

"Memangnya siapa kau berani sekali melarangku dan mengatur hidupku? Shelia itu adalah kupu-kupu malam, semua laki-laki berhak untuk menikmati tubuhnya, bukan hanya kau! Kau bukan suaminya, jadi kau tidak punya hak!" ucap Robin dengan lantang.

Shelia menundukkan wajahnya mendengar ucapan Robin. Harga dirinya kembali di injak-injak oleh laki-laki. Matanya berkaca-kaca, memang beginilah nasib seorang kupu-kupu malam, selalu menjadi bahan hinaan. Setelah tubuhnya dinikmati, maka akan menjadi bahan hinaan dan bahan olokan.

Antonio tidak ingin perkelahian itu menjadi tontonan orang banyak, maka dia langsung menarik tubuh Robin dan menyuruhnya pergi. Kemudian dia langsung membawa Adnan dan Shelia untuk pulang. Sesampainya di rumah, mood Adnan masih hancur, dia bergegas menuju ke kamar pribadinya, dia meninggalkan Shelia yang hanya berdiri mematung di luar.

"Shelia, silakan kau istirahat saja dulu di dalam, dan jangan lupa tentang surat perjanjian tadi, jangan sampai Nyonya Alda tahu dan juga jangan lupa tugas-tugas Anda kepada Tuan Ada," ucap Antonio.

"Baik, Tuan Antonio, terima kasih, saya permisi." Shelia pun bergegas masuk dan menuju ke kamarnya.

***

Hari-hari pun berlalu, Shelia kini sudah terbiasa menghadapi sikap Arogan Adnan, yang selalu menghinanya, menghardiknya, dan marah-marah tidak jelas padanya. Tetapi karena Shelia sudah menandatangani surat perjanjian dan juga dia sudah dibayar besar kepada Mami Dahlia, maka Shelia tetap menjalankan tugasnya tersebut di rumah Adnan.

Sementara Adnan, dia merasa bingung karena keperkasaannya selalu aktif jika berdekatan dengan Shelia. Tetapi setiap Shelia akan menyentuh keperkasaannya untuk melakukan pekerjaannya mengobati penyakit impotennya, maka Adnan akan selalu melarang Shelia agar tidak menyentuhnya, karena dia takut ketahuan bahwa penyakitnya telah sembuh. Sementara Shelia merasa kebingungan karena tugas utamanya adalah mengobati penyakit Adnan, tetapi Adnan selalu menolaknya, jadi Shelia hanya fokus melayani kebutuhan Adnan yang lainnya saja.

Adnan merasa bingung, karena jika sampai Shelia telah mengetahui bahwa penyakitnya telah sembuh, maka Shelia akan mengakhiri pekerjaannya. Sementara Adnan merasa ingin selalu dekat dengan Shelia. Entahlah ... Adnan sendiri bingung mengapa dia merasa seperti itu. Maka jalan satu-satunya untuk menjerat Shelia agar tetap berada di dekatnya adalah ... dia tetap berpura-pura bahwa penyakitnya belum sembuh. Tetapi setiap malam bahkan setiap hari, Jika Adnan berada di dekat Shelia, hasratnya muncul begitu tinggi dan dia sangat bergairah, dia ingin sekali menggagahi Shelia, tetapi Adnan tidak tahu bagaimana caranya. Hingga akhirnya, Adnan memiliki ide, yaitu setiap malam Adnan akan memberikan Shelia obat tidur. Dan saat Shelia sedang tertidur lelap, maka Adnan akan menggagahinya tanpa sepengetahuan Shelia. Begitulah yang Adnan lakukan terhadap Shelia tanpa Shelia sadari.

"Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku selalu bergairah dan berhasrat jika didekat wanita pelacur ini. Kejantananku selalu aktif dan bangkit jika berada di dekatnya, bahkan disaat aku sedang menatapnya saja, gairahku langsung memuncak. Aku setiap malam selalu menggagahinya dengan secara diam-diam dengan cara memberinya obat tidur. Aku sama saja memperkosanya. Sungguh biadab perbuatanku ini," monolog Adnan.

Malam itu, ketika Shelia sedang merapikan tempat tidur Adnan, Adnan memandangi tubuh Shelia dengan tatapan yang sangat lapar. Adnan langsung membuatkan minuman untuk Shelia. Minuman itu sudah diberinya obat tidur. Setiap malam begitulah yang selalu Adnan lakukan. Dan tanpa menaruh curiga, Shelia selalu menerimanya, karena Shelia berpikiran positif bahwa Adnan baik terhadapnya. Dan malam itu, Shelia kembali tertidur karena pengaruh obat tidur tersebut.

Adnan kembali menggagahi Shelia hingga beberapa kali. Adnan benar-benar merasakan kepuasan setiap menyetubuhi Shelia. Setelah selesai melakukan perbuatannya tersebut, Adnan akan selalu mencium kening Shelia dan meminta maaf padanya.

"Maafkan aku, maafkan perbuatanku. Aku benar-benar laki-laki brengsek yang telah menjamahmu, menggagahimu disaat kau sedang dalam keadaan tidak sadar. Dan itu semua akibat perbuatanku, karena aku telah memberimu obat tidur. Tetapi, bukankah itu memang tugasmu sebagai wanita malam? Jadi, daripada kau dibayar dan digagahi oleh ratusan laki-laki, lebih baik hanya aku yang menggagahimu, hanya aku seorang," gumam Adnan.

Adnan membopong tubuh Shelia dan dipindahkan ke kamar Shelia. Karena jika Shelia tersadar atau terbangun dari tidurnya dan masih berada di atas ranjang Adnan, maka Adnan takut jika Shelia akan mencurigainya.

Ketika pagi hari, Shelia terbangun dari tidurnya. Shelia merasakan tubuhnya sakit semua. Tubuhnya serasa remuk redam. Shelia memikirkan apa yang telah terjadi pada dirinya, dan Shelia pun merasakan perih di area sensitifnya.

"Apa yang terjadi padaku? Mengapa tubuhku terasa sangat sakit seperti habis digauli dengan berkali-kali, dan mengapa di area sensitifku terasa sangat sakit dan sangat nyeri juga agak bengkak?" batin Shelia.

TBC ( TO BE CONTINUED )

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status