Share

Pingsan

 Juan jadi pusat perbincangan ter-hits sepanjang tahun setelah keangkuhan sombongnya Rachel si Boss yang minta ampun.

  Juan yang kini membopong Rachel ke ruangannya,

"Mari pak saya bantu," tawar salah satu pegawai pria yang bernama Danu.

"Tidak apa-apa, aku bisa," ucap Juan sombong.

"Oh rupanya Pak Juan udah mulai bucin. Mau bantu angkat Miss Rachel saja tidak boleh," gerutu Danu.

"Iya Pak, aku balik lagi ke tempat kerja saja," tutur Danu.

"Iya silahkan," jawab singkat.

"Hem, sama-sama angkuh," bisik Danu setelah keluar dari ruangan Rachel.

"Kenapa Pak Danu?" tanya pegawai lainnya.

"Biasa, Pak Juan mulai bucin," jawab Danu singkat.

    Kembali pada Juan dan Rachel di ruangan, "Kamu kenapa bisa pingsan?" tanya Juan yang menusuk-nusuk pipi Rachel dengan jarinya.

  Tak sengaja Juan merapihkan anak rambut Rachel dan menyelipkannya ke belakang telinga.

"Ternyata kamu cantik juga. Sayang kamu terlalu keras kepala dan sombong," cicit Juan.

Hingga tak sengaja Siska yang membawa minyak angin dan teh manis kaget.

  "Maaf Pak Juan, aku permisi."

  "Eh tidak apa-apa, ayo bawakan itu untukku," tunjuk Juan pada teh manis dan minyak angin.

"Iya Pak," jawab Siska.

"Oh iya Pak, sebetulnya Miss Rachel sudah berapa bulan?" pertanyaan Siska membuat Juan kalang kabut untuk menjawabnya. Hanya garukan kepala dan tengkuknya saja.

"Aku tidak tahu Sis, biar nanti aku tanyakan," jawab Juan tersenyum miring.

"Ya sudah, kamu kembalilah bertugas biar dia aku yang jaga," tutur Juan.

  "Ya iyalah yang urus Pak Juan. Kan situ calon suaminya calon ayah dari bayi Miss Rachel kandung," bisik Siska yang keluar dari ruangan Rachel.

"Kamu kenapa Sis?" tanya Mona pegawai wanita Rachel.

"Enggak sengaja melihat mereka bermesraan," jawab Siska.

  "Emang Miss Rachel udah siuman?" tanya Mona.

  "Belum sih. Hanya saja tadi aku lihat Pak Juan mau cium Miss Rachel," bisik Siska pada Mona.

"Ah yang bener, masa sih ini kan kantor," sela Mona.

"Entahlah, haduh gimana ini. Kalau para media yang balik membuat cerita tentang Miss Rachel dan Pak Juan," cemas Mona.

  "Ya biarlah, ini akibatnya Boss jahara." sanggah Siska.

  "Apa itu ja-ha-ra?" tanya Mona.

  "Jahat," jawab Siska berbisik.

   "Kamu memang benar-benar hamil apa gimana? Kalaupun hamil siapa lelaki yang mau sama kamu yang angkuh. Mau sentuh dikit pasti kamu tampil duluan," Juan lagi-lagi bermonolog dengan hatinya.

  "Kamu benar-benar limitted edition. Enggak ada sifat yang seperti kamu," Juan hanya menggelengkan kepalanya.

Masih memberikan minyak angin pada Rachel, berharap akan segera siuman. Memijat tengkuk dan mengoleskan di sekitar hidungnya.

"Apa ini panas," ucap Rachel yang sudah mulai siuman.

  "Aku tidak suka ini. Panas!" gerutu Rachel yang mengibas keningnya dengan tangan.

  "Jangan di gituin nanti kena mata," ucap Juan yang menahan tangannya. Sepersekian detik netra mereka saling memandang.

"Sorry," ucap Juan menyadarkan mereka.

"Bisa-bisanya kamu menatapku seperti itu, tidak sopan," gerutu Rachel.

"Ya sudah," Juan langsung melepaskan genggamannya namun tangan Rachel berbalik pada dirinya,

  "Plak, Aww," tangan Rachel terpental ke wajahnya sendiri.

   Juan langsung spontan merespon Rachel lalu mengusap wajahnya, "Kamu enggak apa-apa Miss?" tanya Juan.

   Rachel gugup akan perlakuan Juan yang khawatir. Rachel sebetulnya terpesona namun dia terlalu pandai menutupi perasaannya.

   "I'fine." ucap Rachel melepaskan tangan Juan.

Lagi-lagi Siska melihat mereka berdua kembali,

"Eh, maaf Miss maaf  Pak Juan," ucap Siska langsung keluar kembali.

   Posisi mereka saat ini masih berpegangan. "Sudah ku bilang jangan terlalu dekat," geram Rachel.

  Tidak menunggu lama Juan langsung beranjak dari tempat dia duduk dan langsung meninggalkan Rachel.

  "Ju," panggil Rachel.

  "Apa lagi, Miss?" tanya Juan.

  "Aku tidak bisa bangun," lirik Rachel menundukkan kepala.

   Mau tidak mau Juan menghampiri Rachel kembali dan membantu nya memapah Rachel untuk duduk di kursi.

   "Makasih," ucap Rachel.

   "Baru kali ini kamu ucapkan Maaf," ucap Juan dalam hati.

   "Ini minumlah agar kamu lebih baik," ucap Juan menyodorkan gelas yang berisi teh hangat.

  Rachel langsung mengambilnya namun dia masih protes.

   "Airnya terlalu manis, aku tidak suka," tutur Rachel.

   "Kamu itu tidak tahu terimakasih. Dasar perempuan aneh." gumam Juan dalam hati.

  Di luar ruangan masih terdengar desas desus akan Bos nya itu.

  "Pak Juan mau juga sama Miss Rachel yang super duper perpect angkuh," ujar Mona.

   "Entah lah mungkin Pak Juan menginginkan sesuatu. Tapi masa iya sih ampe hamilin juga," sela Danu

   "Aku tahu kalau Pak Juan itu orang terpandang di tempat nya, jadi tidak mungkin." sambung Danu.

   "Ehem," Juan mengagetkan mereka yang tengah asik menggubah Bos-nya.

    Tanpa basa basi mereka langsung ke posisi duduknya masing-masing.

   "Dasar biang gosip," ketus Juan melihat pada Siska.

   "Hehe, maaf Pak," ucap Siska menyesal.

  "Untung aku yang dengar kalau Miss Rachel gimana?" tanya Juan.

  "Iya Pak, sekali lagi saya minta maaf," tutur Siska.

  "Ya sudah tidak apa-apa. Saya mau antar pulang dia dulu. Aku perlu bantuan mu untuk membawa barang-barang si Miss," pinta Juan.

  "Siap Pak," jawab Siska mereka pun masuk ke ruangan Rachel.

  "Ayo kita pulang saja Miss," ujar Juan yang akan membantu memapah jalan ke luar.

  "Tidak perlu! Aku bisa sendiri." jawab Rachel yang menepis tangan Juan.

 "Ya sudah,"

 Namun Rachel tidak kuat saat akan berdiri, "Adu duh," Juan dengan sigap merangkul Rachel.

  "Sudah ku bilang jangan keras kepala deh," bisik Juan yang langsung menggendong kembali Rachel.

 Tak ada jawaban yang di berikan Rachel. Hanya menatap Juan yang tak bisa di artikan.

  "Udah jangan di liatin nanti suka, nanti jatuh cinta," ucap Juan penuh percaya diri.

  "Jangan melotot gitu, atau mau aku hempaskan kamu?" ujar Juan yang masih menggendong.

 "Kamu yang ke-PD an, aku tidak akan pernah menyukaimu," jawab ketus Rachel.

Seulas senyum terukir di kedua sudut bibir Juan, "Ternyata dengan sentuham saja kamu bisa luluh. Sepertinya kamu benar-benar polos dalam hal pria," ucap Juan dalam hati.

 Siska yang sedari tadi mengekori Juan dan Rachel hanya tersenyum lucu melihat kedua atasannya begitu mesra. Karena setiap orang mencurahkan rasa cinta dan sayang dengan cara yang berbeda-beda. Banyak beberapa mata yang tak percaya akan apa yang di lakukan Juan pada Rachel.

   "Ternyata Pak Juan romantis juga, di tambha Pak Juan juga enggak kalah ganteng nya dari Aldebaran."

   "Sssut mau kemana?" tanya Danu pada Siska.

   "Aku mau antar sampai depan," jawab Siska yang menenteng beberapa tas dan membawa berkas-berkas yang biasa di bawa Juan.

   "Kuat juga Pak Juan, bawa tas segini beratnya, tiap hari lagi, enggak kebayang," tutur Siska dalam hati yang mengagumi kekuatan Juan.

 Sesampai di depan, Juan menurunkan Rachel karena sudah sampai parkiran.

  "Sebentar tunggu di sini ya?" ucap Juan langsung membuka pintu mobilnya.

  "Ayo masuk, biar aku antar," sambung Juan.

  "Siska terimakasih ya," ucap Juan langsung beranjak pergi membawa mobil membelah jalan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status