Share

Gugup Berdua

  Selama perjalanan tidak ada kata yang keluar di mulut keduanya. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

 "Harusnya aku nolak untuk di antar pulang sama Juan," ucap Rachel dalam hati.

 "Kenapa aku mau mengantarkan wanita keji ini," tutur Juan dalam hati.

 Tak tahan dengan dengan obrolan masing kini mereka akan mengeluarkan suara, namun saat akan memulai keduanya berbarengan bicara.

 "Oke kamu dulu Ju, kenapa?" ucap Rachel.

 "Tidak apa-apa Miss, leadis first," balas Juan.

 "Oh, okey. Aku cuma mau bilang laporan yang harus aku serahkan hari ini sudah siap?" tanya Rachel.

 "Udah Miss, udah siap tinggal ngedit aja," jawab Juan.

 Lalu mereka diam kembali, "loh kok aku jadi gugup ya, padahal aku biasanya memberontak pada siapapun," ungkap Rachel.

 "Emmh, Miss emang kamu lagi hamil ya?" tanya Juan.

 "Apa! Siapa yang bilang?" Rachel kaget.

 "Kata orang-orang di kantor," jawab Juan.

 "Lelucon macam apa ini. Aku pingsan karena pusing saja," tutur Rachel.

 "Miss suka mual-mual saat pagi enggak?" tanya Juan.

 "Kadang enggak kadang iya," Rachel berbicara sambil memegang pelipisnya.

  "Ya udah kita ke dokter aja yuk Miss," ajak Juan.

 "Enggak usah mungkin asam lambung aku sedang naik," kilah Rachel karena takut jarum suntik.

 "Tak apa Miss, bentaran saja," Juan memaksa.

 "Terserah kamu," Rachel pasrah.

    Sesampainya di sebuah klinik kini Juan memapah Rachel agar tidak jatuh.

 "Sudahlah aku bisa sendiri jalannya," ujar Rachel.

 "Enggak usah bawel deh,"

  Hingga sampai pada sebuah poli, Rachel yang tak perotes di bawa Juan ke klinik terdekat, lalu Juan pun mendaftarkan pada perawat penjaga.

 "Nama pasien siapa?"

 "Rachel White," jawab Juan.

 "Nama Bapak siapa?"

 "Saya, Juanda Indrawan,"

 "Oke, Bapak dan Ibu nunggu di panggil saja," tutur Perawat.

 "Baik Bu, terimakasih,"

  Kini Juan dan Rachel yang sedang meunggu panggilan,

"Nyonya Rachel Indrawan," panggil perawat itu.

Juan dan Rachel saling memandang, "Siapa?" tanya Rachel.

 "Mana aku tahu." ucap Rachel.

 "Ada yang bernama Rachel?" tanya perawat itu.

 "Saya Bu, tapi nama saya Rachel White," jawab Rachel 

 "Iya, itu anda Nyonya," ungkap perawat.

 "Ayo mari silahkan anda melakukan pemeriksaan," tutur perawat.

 Kini Rachel dan Juan memasuki sebuah ruangan, untuk pemeriksaan tertulis spesialis Obgyn, sontak membuat Rachel tercengang.

 "Mari Nyonya Rachel, sebelah sini berbaringlah," perintah Dokter Hesty.

 "Tapi dok, aku tid ... " ucapnya terpotong oleh Juan.

 "Sudahlah ayo berbaring saja dulu," Juan menegaskan.

  Rachel pun akhirnya di baringkan, di periksanya denyut nadi, detak jantung, kemudian di tutupnya dengan selimut. Kemudian di singkapkan bajunya, hingga terlihat kulit mulus milik Rachel. Juan pun ikut andil melihat kulit Rachel.

"Ya ampun, ada apa ini," ucap Juan.

 "Dok, aku tidak ha ... " ucapnya terpotong oleh Dokter Hesty.

 "Waah, ini belum ada tanda-tanda kehamilan, terus berusaha lagi ya? Memang sejak kapan anda telat datang bulan?" tanya Dokter Hesty.

 Bukan main Rachel jadi bingung, kenapa dirinya di bawa ke poli Obgyn oleh Juan.

 "Saran saya, ikuti program hamil ya? Ini resepnya. Jangan kasih kendor ya Pak Juan," ucap dokter dengan senyum menggoda.

 Mereka berdua saling berpandangan, tanpa obat saja Rachel sudah sembuh.

 "Ya sudah ini resepnya ya, ingat saran saya," ucap dokter mengedipkan mata.

 "Dasar ganjen," bisik Rachel.

 "Lain kali tanya dulu aku suka berobat atau tidak," ucap Rachel.

 "Iya Miss, sorry," Juan menundukkan kepala.

  "Maaf maaf aku yang malu ini," gerutu Rachel.

  Rachel dan Juan yang keluar dari ruangan tak sengaja bertemu dengan pegawainya yang sedang kontrol kandungan juga,

  "Miss, loh kok sedang di sini bersama Pak Juan," ucap Mita.

  "Iya Ta, kami permisi ya." ucap Juan yang langsung pamit.

  Jangan kan Mita arang lain pun pasti berpikir, sedang apa di poli Obgyn.

  "Oh, ternyata Miss Rachel sedang hamil muda," pikir Mita.

*****

   Di perjalanan menuju apartemen Rachel, "Turunkan, aku akan pulang sendiri. Kamu membuat hariku kacau." gerutu Rachel.

  "Tapi Miss ...." ucapnya terpotong.

  "Aku bisa urus saya sendiri," Rachel ngotot ingin di turunkan.

  Turunlah Rachel di suatu tempat, "Miss disini sepi, tidak banyak orang nanti biar di depan saja," saran Juan.

  "Tidak usah terimakasih," ucap Rachel langsung turun dan berjalanlah kaki.

  Juan yang melihat di dalam ke jendela, "Ayo lah Miss, nanti kamu tersesat," bujuk Juan.

  "Pergi sana, pergi. Aku bisa sendiri," Rachel tak mau di bantu.

  Hingga Juan yang kesal pun meninggalkan Rachel, "Dasar wanita keras kepala! Sombong! Angkuh! So bisa atur hidup sendiri!" Juan memaki-maki Rachel.

  "Shit! Aku harus kembali aku tak bisa membiarkan dia sendiri," ketus Juan,

  Saat di liriknya tas dan ponsel Rachel tergeletak begitu saja di atas kursi mobil.

   "Masa bodo, mau apa kek dia terserah," geram Juan namun dia mengusap kasar mukanya.

  "Dasar wanita sihir," Juan pun putar balik ke arah tadi Rachel di turunkan.

   Sesampainya teraktir kali melihat Rachel, "Loh kok, tidak ada kemana?" tanya Juan melihat kiri kanan yang ang jalan itu memang sepi jarang kendaraan yang lewat. Kemudian Juan berlari kesana kesini mencari Rachel.

  "Wanita tak tahu di untung. Menyusahkan saja." Geram Juan.

  Hingga terdengarlah seseorang berteriak minta tolong.

  "Miss, Miss, dimana kamu?" Juan yang memanggil-manggil Rachel.

  "Tolong, tolong," Juan masih menyusuri tempat itu hingga pada satu sumber suara di dalam sebuah gudang ynag tak terpakai.

  Di intipnya jendela itu oleh Juan, hingga melihat sosok ynag dia cari.

 "Miss," Juan yang melihat Rachel di goda oleh beberapa pria hidung belang.

  "Please lepaskan aku, aku akan berikan sejumlah uang," Rachel meminta kompensasi pada si penjahat.

  "Tidak semudah itu Nona, kamu ingat, kamu telah menyakiti aku dan keluargaku. Aku pastikan kamu juga akan menderita," ucap penjahat itu yang akan memukul Rachel. Nami tiba-tiba dengan sigap Juan menutupi tubuh Rachel dengan tubuhnya.

  Juan pun adu jotos dengan para preman itu, Rachel yang berteriak-teriak melihat Juan di pukul hebat.

  "Ah, Ju hati-hati. Di belakang mu. Awas Ju," tak henti Rachel mengeluaran suaranya.

  Satu lawan tiga sebetulnya bukan lawan yang mudah untungnya Juan memiliki ilmu beladiri yang cukup. Hingga akhirnya mereka bertiga tumbang.

   "Ayo Miss kita segera pulang," ajak Juan.

   "Iya Ju," tak ada kata yang keluar lagi dari mulut Rachel hanya iba melihat Juan yang sebagian badan nya memar.

  "Miss muka ku tidak memar kan?" tanya Juna yang masih memikirkan penampilan nya.

 "Tidak, kamu masih ganteng," jawab Rachel singkat.

 "Ah serius Miss, kamu mengakui aku ganteng," ucap Juan yang meringis kesakitan.

 "Tidak memar tapi tidak ganteng," teriak Rachel.

  "Memang aku akui kamu itu ganteng dan imut juga," ucap Rachel dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status