Share

4

#BERCAK_DARAH_DI_SPREI_KAMARKU

#4

Setelah puas dengan tangisku, aku segera bangkit. Mencari sesuatu yang kiranya bisa aku jadikan modal nantinya saat aku memutuskan untuk pergi dari Mas Reyhan.

Rumah ini adalah rumah pemberian orangtua Mas Reyhan, jadi aku tak memiliki hak sedikitpun untuk memilikinya.

Aku simpan nomor rekening dan buku tabungan milik Mas Reyhan, biarlah jika memang ia anggap aku mencuri karena sesungguhnya aku jauh lebih berhak atas nafkah itu dari pada Amanda.

Masih dalam kesunyian malam, aku terdiam sendiri. Dulu, aku selalu bertanya mengapa Allah belum juga memberikan aku kepercayaan untuk hamil di saat usia pernikahan kami masuk di tahun ke lima.

Namun, kini aku mengerti bahwa sebaiknya kami memang tidak memiliki anak terlebih dahulu. Aku yakin Allah punya rencana yang jauh lebih indah di bandingkan apa yang aku pikirkan selama ini.

Aku susun rencana demi rencana untuk menghancurkan Mas Reyhan nantinya. Sungguh, aku tak ingin merasa sakit seorang diri. 

Aku rebahkan tubuh di atas kasur di sebelah Mas Reyhan. Meletakkan ponselnya ditempat yang seharusnya.

Aku berusaha memejamkan mata yang sudah terlalu perih karena air mata. Aku harus kuat, aku harus sehat. Bagaimanapun, aku tak ingin mereka menang dan tertawa di atas luka hati ini.

"Dek! aku berangkat kerja ya, udah telat. Kamu pules banget sih tidurnya!" 

Aku buka perlahan mataku yang sedikit membengkak karena tangis semalam. Jam dinding sudah menunjukan waktu pukul delapan pagi, aku bahkan tidak salat subuh karena terlalu lelap.

Mas Reyhan sudah siap berangkat, ia masih saja bersikap cuek. Bahkan, ia tak menanyakan penyebabku bangun kesiangan hari ini. 

[Selamat pagi sayang, jaga kesehatan selalu ya]

Aku mengingat pesan itu, pesan yang di kirim Mas Reyhan untuk wanita bernama Amanda. Sepertinya sikap manis suamiku kini sudah berpindah pada wanita lain.

Aku usap air mata yang hampir saja menetes, tidak! aku tidak boleh lemah dan meratapi semuanya.

Aku bergegas mandi dan membersihkan diri, memoles wajah serta berdandan secantik mungkin untuk memperlihatkan pada Mas Reyhan bahwa aku pun masih bisa tampil cantik.

Bukan untuk membuatnya kembali, melainkan untuk membuatnya menyesal telah menduakan kesetiaanku.

Aku pandang wajahku dalam pantulan cermin, wajahku masih cantik seperti dulu saat pertama kali aku dan Mas Reyhan bertemu.

Hanya saja, aku memang selalu berpikir bahwa menikah tidak perlu lagi memoles diri. Namun, ternyata semua salah.

Kini, aku akan membuktikan bahwa aku mampu menjadi seorang wanita yang mandiri.

Setelah selesai mempercantik diri, aku segera pergi ke Bank untuk mencari tahu isi rekening Mas Reyhan. Dan ternyata tabungan Mas Reyhan berisi tak lebih dari dua juta rupiah.

Padahal, ia selalu bilang gajinya di tabung dan tak memintaku untuk berhemat. Namun, ternyata ia pakai sebagian gajinya untuk wanita lain.

Sengaja, aku kuras habis semua isinya karena aku merasa lebih berhak atas uang tersebut. Terakhir, hari ini aku akan mendatangi kantor Mas Reyhan untuk menemui Doni.

Bagaimanapun ia harus tahu, bahwa wanita yang akan ia nikahi tak lebih dari seorang wanita penghibur!.

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Siti choiriyah
bangun Thor.. banguuuun.. jangan kelamaan ngelindurnya
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
binuuun.... author kurang minum yaa ??? jadi bikin reader bingung niih ...
goodnovel comment avatar
ghina26nada
ini cerita plagiat kah?, tokoh nya saja yg diubah ubah?? rasanya sy familiar dengan alur cerita ini ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status