Twins Problem

Twins Problem

By:  Pinapple  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Fiona dan Flora bukanlah saudara kembar tak identik yang terlihat rukun dan saling menyayangi. Sebaliknya, mereka justru menciptakan benteng kokoh menjadikan sering terlibat pertikaian. Akibat ketidakadilan perlakuan orang tua, pun berimbas kepada dua anaknya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Akankah bisa bersatu atau malah menodongkan bendera permusuhan selamanya?

View More
Twins Problem Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
12 Chapters
01 | Dua Pilihan
Ketidakadilan itu nyata terasa ketika keluargalah pelaku sesungguhnya. – "Mama kok bawa dia ke sini?" Suara melengking khas cewek pubertas disertai wajah memerah padam ditunjang alis menukik tajam sarat akan emosi meledak-ledak. Iris kecokelatan bagai pisau tajam menghunus bergantian ke arah dua manusia di hadapannya. Semakin memancarkan kobaran api kala bersinggungan dengan mata indah milik perempuan berwajah sedikit mirip dengannya. Boneka beruang yang ada dalam dekapan pun terus bergerak seiring kedua tangannya terkepal erat. Benar-benar menyiratkan kebencian mendalam melalui sorot tajam bak elang. Dia melupakan keberadaan sosok berharga di sebelah. Semua berganti menjadi mimpi buruk. Kehadiran seseorang yang tak pernah diharapkan tiba-tiba berada dalam satu atap lagi dengannya. "Jawab, Ma! Kenapa dia ada di sini?" "Flora! Dia kakak kamu!"&nb
Read more
02 | Seorang Primadona
Semua perempuan akan menjadi primadona di tempat dan di mata yang tepat. – Sepuluh tahun lalu ketika masih mengenakan seragam putih merah, dua anak perempuan asik bertukar cerita di sela aktivitas menikmati sarapan. Melempar gelak, membahas kegiatan menyenangkan, sampai mengutarakan janji untuk memperbanyak momen bersama. Terlalu polos sekadar menyadari perbedaan mencolok di antara keturunan Wijaksana. "Ma, minum." Sodoran gelas berisi minuman segera tertangkap manik kecilnya. Fiona tersenyum lebar, tak sungkan mempertunjukkan deretan gigi yang berlubang. "Terima kasih." "Buat Flora mana, Ma?" Bocah di seberang ikut bersuara. Menanti perlakuan sama sesuai adegan yang baru saja dia perhatikan. Tidak berpikir buruk sekalipun jauh dari harapan. Hanya saja, ekspresinya berubah sendu. Menghilangkan kadar keceriaan yang sempat terpatri menakjubkan.&nb
Read more
03 | Ada Apa?
Orang paling berani adalah dia yang mengambil keputusan dan siap menghadapi risiko – Bel berdentang lima kali pertanda pembelajaran dihentikan sementara. Para murid mengucap salam serempak diiringi kegiatan menyingkirkan alat tulis di atas meja. Tak banyak dari mereka memilih mendekam, sebagian memutuskan meraup udara segar di luar kelas. Bagaikan kebiasaan yang sukar dihilangkan, Flora beserta Anaya dan Jihan menghabiskan jam istirahat dalam kantin. Menikmati beraneka hidangan penjual yang terpampang menggiurkan. Dua cewek bersuara lantang bertugas memesan jenis kudapan paling menyita perhatian, sedangkan Flora kebagian mengedarkan pandangan demi menjaga spot andalan aman dari incaran orang-orang. Duduk nyaman di tempat paling strategis yaitu bagian paling pojok, ketiganya bisa leluasa merasakan makanan dengan pemandangan riuh pada murid yang mengerumuni zona jajanan. Mencuri pandang ke bebera
Read more
04 | Luka dan Amarah
Terlalu buru-buru adalah tindakan paling merugikan. – Fiona sudah bersiap membawa tubuh ke luar ruangan. Kebetulan sempat menangkap sosok adik kembarannya melintas bersama dua cewek yang pernah melakoni perkenalan singkat bernama Anaya Anvika dan Jihan Farahah. Ada keinginan memiliki hubungan lebih dekat dengan mereka melihat betapa asiknya ketiga cewek itu bercengkrama di tengah padatnya lalu lintas area sekolah saat ini. Anggap saja sebagai pembentukan eksistensi agar namanya bisa sebagus di sekolahnya dulu. Maka perlu berbagai upaya, salah satu cara adalah dengan menempeli Flora. Dia sempat mengira adiknya tidak akan mengambil predikat siswi terkenal di tempat semegah SMA Tunas Harapan yang digadang-gadang selalu sukses mengeluarkan ratusan murid berprestasi setiap tahun. Akan tetapi, mengingat nilai rapor sodoran Prabu semalam serta meneliti langsung setiap pergerakan membuktikan atensi Flora benar-benar nyata.
Read more
05 | Siapa Dia?
Gerakan spontan adalah kejujuran – Flora berjalan menepi, masih mencengkeram kuat pergelangan tangan cewek di belakangnya. Menuntut Fiona bergerak mengikuti tanpa menerima penolakan sedikit pun. Jauh dari dugaan yang sempat hinggap dalam pikiran, cewek berperawakan lebih kurus itu justru diam menurut seolah pasrah saja hendak dibawa ke mana oleh sang adik. Tentu saja beragam pikiran berkecamuk liar menutupi luapan amarah yang sempat meraup habis menutupi akal sehat. Berbelok memasuki ruang kelas XI-IPA 2, cekalan Flora akhirnya terlepas. Dua siswi berwajah hampir sama saling berhadapan, menyembulkan sorot masing-masing. Air muka cewek bernama lengkap Flora Gavesha Wijaksana berubah bingung manakala menangkap tatapan kosong Fiona. Ternyata jiwa cewek itu sedang menikmati dunia fantasi. Pantas saja rasanya Flora tengah menyeret benda, alih-alih manusia. Menajamkan indra, Flora dililit penasaran j
Read more
06 | Tuduhan Palsu
Kasih sayang orang tua adalah anugerah terindah – "Mikirin apa?" Rizal menolehkan kepala menyamping, meneliti ekspresi bimbang yang terpampang jelas menghiasi wajah cantik kekasihnya. Sedari awal memasuki mobil, Flora memang terlihat sibuk memikirkan sesuatu. Entah hal apa yang berhasil memenuhi otak gadisnya, tetapi Rizal belum memutuskan menanyakan secara langsung atas rasa penasaran dalam dirinya. Menunggu beberapa menit kemudian berharap Flora segera membuka mulut, sekadar mencairkan suasana seperti biasa. Namun, sampai perempatan— jalanan hampir memasuki komplek perumahan, cewek itu terus-menerus bungkam. Maka, Rizal menceletuk bertepatan lampu merah menyala terang. Mengalihkan seluruh pusat perhatian dari jalanan ke pahatan tanpa celah milik sang dambaan hati. Walau sudah melambungkan suara, nyatanya kesadaran Flora belum juga kembali. Menghela napas panjang, tangan Rizal pun terulu
Read more
07 | Kesalahpahaman Membesar
Keadilan perlu ditegakkan demi menciptakan keharmonisan– Hawa sekitaran mulai memanas. Dua manusia berstatus sebagai ibu dan anak saling melemparkan pancaran berbeda. Keheningan meluap bebas tanpa ada seorang pun menghancurkan dengan seuntai kalimat penenang. Bagai penonton gratisan, Fiona tampak terkejut mengetahui kesalahpahaman itu. Namun, belum berani menengahi amarah Prisha yang membludak drastis.Berbanding jauh oleh Flora. Cewek itu amat terkesiap mendapat reaksi spontan berupa sentuhan fisik yang sebenarnya diidam-idamkan. Nahas, bukan seperti harapan yang dipenuhi kasih sayang, justru berbentuk luka kepalang dalam. Memunculkan nyeri sampai ke ulu hati. Tak bisa berkata banyak—sekadar menyalahkan tuduhan—karena terlanjur diredam kekecewaan."Ma ....
Read more
08 | Permintaan Mutlak
Seindah apapun hidup seseorang, pasti memiliki masa kejam yang membuat orang lain terkena imbas –  "Mama!" Fiona tidak sanggup lagi mendengar lontaran kejam bagai belati mendarat mulus melalui bibir wanita paling dia sayang. Mungkin terdengar konyol kalau sifat lemah lembut Prisha selama enam belas tahun ini berubah sekejap mata menjadi seperti kerasukan setan. Antara mustahil terjadi dengan meragukan kasih sayang yang terus dia dapatkan. Beban pikirannya bertambah. Tak lagi mencakup perihal dunia remaja, melainkan menyebar hingga pertengkaran keluarga. Lingkup terlampau jauh baginya mengingat belum genap memasuki masa penuh pilihan. Namun, dia dituntut lebih dewasa dalam menangani kasus yang melibatkan saudaranya ini. Entah sanggup atau tidak, harapan tinggi menjulang selalu terulur kepada Tuhan. Melibatkan seluruh pihak sebagai bahan tambahan guna memperlancarkan serentetan doa.
Read more
09 | Cemburu dan Iri
Rasa iri normal terjadi. Yang tidak wajar ketika dibiarkan menguasai diri – Tak lagi melewati pekarangan rumah adalah rutinitas baru anak bungsu Wijaksana. Kehadiran yang justru dianggap bakteri menimbulkan lara menganga teramat pilu. Amanah Prabu terpaksa dilakoni demi mengharapkan kepulihan sosok kesayangan. Flora memandang miris tiap kali melirik bangunan megah menjulang indah. Dia seperti orang asing yang numpang hidup di sana. Tiga hari berlalu begitu berat. Pijakan kaki terkulai lemah acap kali memasukkan badan melalui pintu belakang. Prisha selalu menunggu kepulangan anak tercinta, mustahil dapat menghindari sorot nyalang ketika leluasa melewati pintu utama. Flora ingin cepat-cepat melihat senyum merekah penuh pesona di bibir Prisha, walau itu tidak diperuntukkan baginya. Sudah cukup hanya lewat perantara saja. Efek bahagia dapat menular begitu saja. Sederhana, tetapi sulit terlaksana. Apa lagi dia gagal tur
Read more
10 | Tentang Kasih Sayang
Tanpa disadari, banyak orang sekitar yang menyayangimu sepenuh hati – Pertanyaan gamblang kala sibuk merenung mengakibatkan waktu setengah jam istirahat terbuang sia-sia. Perut yang sedari pagi mengomel minta diberi asupan, nyatanya harus mengkerut menahan nyeri mati-matian. Flora tidak berbohong tentang jawaban sudah sarapan. Iya, makan roti pakai selai strawberry satu biji. Lalu meneguk separuh susu sajian sendiri. Sarapan praktis nan kurang mengenyangkan. Mengaduh terus-menerus sepanjang pembelajaran, Jihan memutuskan meminta izin untuk mengantar teman sebangkunya pergi ke UKS. Sekalian juga menabung tidur sebentar biar nanti malam puas maraton drama baru, ungkapnya jujur manakala kaki menyusuri koridor sunyi. Melewati banyak ruangan memicu rasa penasaran dua manusia berseliweran itu, meski sesekali Flora mencengkeram rok bagian bawah, merasakan gejolak perih mengoyak habis perutnya. Cewek i
Read more
DMCA.com Protection Status