Kali ini giliran Surya yang diam, setelah beberapa saat dia akhirnya berkata, "Kalau begitu, kamu sudah tahu apa yang terjadi?""Iya.""Aku harap kamu nggak menyalahkanku," ucap Surya dengan nada meminta maaf.Mona menjawab dengan suara lemah, "Aku nggak menyalahkanmu, ini semua salah mereka sendiri. Lagi pula, kakakku baru saja menyuruhku untuk mencarimu."Surya terdiam sejenak, dia lalu memahami situasinya. "Kalau begitu kemarilah, kebetulan ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.""Aku tahu mereka ingin memanfaatkanku, kamu juga seharusnya mengerti," ucap Maya.Surya menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti. Biar kukatakan padamu, kamu adalah kamu, Keluarga Lintang adalah Keluarga Lintang. Aku ingin memintamu untuk menjadi asistennya Linda, kamu akan dilatih dan mendapatkan pengalaman. Nggak ada hubungannya dengan Keluarga Lintang.""Tolong biarkan aku memikirkannya dulu. Sekarang, aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan." Kebingungan Mona dapat didengar dari telepon.
Begitu mendengar ini, Maya sangat marah hingga hampir pingsan.Setelah beberapa saat, dia hanya bisa berkata dengan tak berdaya, "Tolong jadwalkan pertemuan dengan penanggung jawab mereka, aku ingin berbicara dengan mereka secara langsung." Kemudian dia menutup telepon.Dia sangat paham bahwa dampak dari kejadian di pernikahan sudah mulai muncul. Dia tidak tahu masalah apa lagi yang menantinya, dia hanya bisa mencoba mengatasinya selangkah demi selangkah.Orang tua Maya juga terlihat khawatir, tetapi mereka masih menyalahkan Surya. Di hati mereka, mereka masih percaya bahwa yang mendorong keluarga mereka ke jalan buntu adalah Surya. Mereka sangat membenci pria itu hingga menggertakkan gigi mereka....Di sore hari.Linda berkendara pulang sendirian dan merasa puas di sepanjang perjalanan. Dia sedang memikirkan baju tidur apa yang harus dia pakai malam ini.Mungkin dia harus membeli beberapa baju tidur lagi, dia sudah memakai semua baju tidur yang bisa dia pakai.Haruskah dia me
"Mau apa?" Revan membanting alat makannya. Wajahnya tampak garang. "Kamu telah menghancurkan masa depanku, juga ingin aku pergi ke kantor pusat internasional untuk menerima hukuman. Lalu kamu bertanya aku mau apa?"Memikirkan hal ini, Revan jadi makin marah. Dia telah dipecat oleh Konsorsium Pelita. Kalau dia ingin terus bekerja di industri ini, kesempatannya sama saja dengan nol.Selain itu, dia tahu betapa kejamnya petugas keamanan internal Konsorsium Pelita.Mereka dikenal sebagai petugas keamanan internal, tetapi sesungguhnya mereka adalah sekelompok iblis pembunuh.Selain menjaga Pelita, mereka juga bertanggung jawab untuk menghukum karyawan yang melakukan pelanggaran berat. Kemudian yang lebih penting lagi, mereka memiliki keterampilan bela diri yang hebat. Mereka secara khusus ditugaskan untuk menangani orang-orang yang menolak membayar utangnya kepada Pelita atau mencoba kabur dari utang.Sebagai mantan karyawan Pelita yang memiliki jabatan tinggi, Revan tahu betul teror
Surya menjawab perlahan, "Ya, ada apa?"Linda berkata, "Bisakah kamu datang ke Pabrik Kimia Heston di pinggiran kota utara? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."Surya mengerutkan keningnya, dia segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi pada Linda. "Baik, aku akan segera ke sana. Tunggu aku datang untuk menanganinya."Setelah berbicara, Surya pun pergi menaiki mobilnya.Sementara itu di rumah nomor 1.Hendra telah meminta pelayannya untuk menyiapkan makanan mewah, dia berkata pada Dalin anaknya, "Undanglah Surya ke sini. Malam ini aku akan minum dengannya."Dalin mengangguk dan pergi ke rumah Surya.Di dalam pabrik kimia, Linda menarik napas dalam-dalam setelah menutup telepon.Tampaknya, Surya mengerti bahwa ada yang tidak beres. Sebelumnya Linda tidak pernah memanggil nama Surya secara langsung. Respon Surya dengan jelas menunjukkan bahwa dia akan datang untuk menanganinya.Hanya saja, Linda berharap Surya mengerti betapa seriusnya masalah ini dan akan datang dengan per
Revan tercengang. Dia lalu mengerti apa yang dimaksud oleh Surya dan tertawa terbahak-bahak.Setelah beberapa saat, Revan tiba-tiba berkata dengan mengancam, "Bocah, apa kamu tahu siapa yang duduk di sini? Dia adalah Leo Rustan, ketua dari Geng Harimau Hitam, jagoan Juwana dan sebuah sosok terkemuka. Menurutku, kamu benar-benar belum paham dengan situasinya.""Geng Harimau Hitam? Leo Rustan?" Surya dengan datar berkata, "Aku nggak pernah dengar."Seketika perkataannya membuat Revan marah. Amarahnya hampir meledak ketika suara Leo menyelanya."Dasar bocah sombong, ternyata kamu nggak tahu siapa aku. Tampaknya aku harus membuatmu paham."Melihat situasi ini, Linda pun buru-buru berkata, "Kak, tolong jangan sakiti kami. Kalian menginginkan uang dan kami bisa memberi kalian banyak uang, semuanya bisa kita bicarakan.""Semua hal yang kulakukan, apakah aku harus membicarakannya dengan kalian?" Leo berkata, "Apakah kalian merasa Konsorsium Pelita kalian hebat? Ini Juwana, tempat ini ada
Surya tersenyum. "Kalau begitu 10 menit. Kalau dia nggak datang, aku akan menangani kalian seorang diri."Leo kembali menikmati makanannya, dia tampak sama sekali tidak terganggu dengan hal ini.Sebagai geng terbesar di Kota Juwana dan penguasa dunia bawah, Leo telah beroperasi di Juwana selama hampir 20 tahun. Dia sangat percaya diri.Selain itu, dia tidak sendiri. Dulu, seorang pejabat tinggi di Juwana pernah menantangnya. Anak-anak buahnya pun diam-diam menangani masalah tersebut untuknya. Dia tidak perlu takut pada siapa pun.Kali ini, dia akan membuat Konsorsium Pelita menyaksikan kekuatannya, sehingga mereka tidak akan berbuat macam-macam padanya di masa depan.Sepuluh menit dengan cepat berlalu, Dalin yang berpakaian kasual pun memasuki tempat itu seorang diri.Begitu melihat Surya, Dalin buru-buru bertanya, "Pak Surya, apa kamu baik-baik saja?"Surya melirik jam dan tersenyum. "Kamu cukup tepat waktu."Dalin mengangguk hormat, dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah L
Surya mendengus dan menendang Revan tepat di dadanya.Revan muntah darah dan terlempar sebelum akhirnya jatuh dengan keras. Pria itu pun kehilangan kesadarannya.Kemudian, Surya berjalan menghampiri Leo dan berkata, "Kalian bekerja sama untuk menculik Linda dan ingin memberiku pelajaran?""Itu semua ide Revan, aku hanya melakukannya demi uang. Nggak ada dendam pribadi di antara kita." Leo juga tidak lagi sombong, dia berbicara dengan nada yang amat lembut.Surya mencengkeram kerah baju Leo dan menempelkan wajahnya. "Aku nggak peduli kamu siapa, orang-orang di sekitarku nggak boleh disentuh. Kalau nggak, akan ada konsekuensinya."Sebelum Leo dapat merespons, Surya meninju perutnya dan melepaskannya di saat yang bersamaan.Leo berteriak kesakitan, meringkuk di tanah seperti udang. Darah keluar dari mulutnya bersama dengan potongan organ tubuhnya.Semua orang yang menyaksikan ini tahu bahwa Leo tidak akan bertahan hidup.Dalin yang menyaksikan aksi sadis ini hanya terdiam dan sama
Surya menatap Jose dari atas ke bawah. Sore tadi, dia telah mendengar nama keluarga ini dari mulut Leo."Boleh aku masuk untuk berdiskusi?" Jose bertanya dengan sopan.Surya tersenyum, lalu menoleh untuk melihat Linda yang sudah duduk tegak dan menutupi kakinya dengan selimut.Dia pun berbalik dan berkata, "Silakan masuk."Jose berjalan masuk ke ruang tengah, lalu duduk di ujung sebuah sofa. Surya duduk di samping Linda dan menyalakan rokoknya, bertanya, "Apa yang membawamu ke sini?"Jose menatap Surya dan berkata dengan perlahan, "Leo Rustan sudah mati.""Oh, dia pantas mendapatkannya." Surya tampak tidak terkejut.Jose mengerutkan keningnya dan berkata, "Sejak zaman dahulu, Keluarga Hatani telah mencari nafkah dengan menyediakan layanan keamanan. Ketika Negara Aerovia berdiri, kami pun beralih ke bisnis. Tapi, kami nggak pernah meninggalkan latihan bela diri kami. Selama berabad-abad, kami masih melestarikannya.""Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Surya.Jose tidak menjaw