Revan tercengang. Dia lalu mengerti apa yang dimaksud oleh Surya dan tertawa terbahak-bahak.Setelah beberapa saat, Revan tiba-tiba berkata dengan mengancam, "Bocah, apa kamu tahu siapa yang duduk di sini? Dia adalah Leo Rustan, ketua dari Geng Harimau Hitam, jagoan Juwana dan sebuah sosok terkemuka. Menurutku, kamu benar-benar belum paham dengan situasinya.""Geng Harimau Hitam? Leo Rustan?" Surya dengan datar berkata, "Aku nggak pernah dengar."Seketika perkataannya membuat Revan marah. Amarahnya hampir meledak ketika suara Leo menyelanya."Dasar bocah sombong, ternyata kamu nggak tahu siapa aku. Tampaknya aku harus membuatmu paham."Melihat situasi ini, Linda pun buru-buru berkata, "Kak, tolong jangan sakiti kami. Kalian menginginkan uang dan kami bisa memberi kalian banyak uang, semuanya bisa kita bicarakan.""Semua hal yang kulakukan, apakah aku harus membicarakannya dengan kalian?" Leo berkata, "Apakah kalian merasa Konsorsium Pelita kalian hebat? Ini Juwana, tempat ini ada
Surya tersenyum. "Kalau begitu 10 menit. Kalau dia nggak datang, aku akan menangani kalian seorang diri."Leo kembali menikmati makanannya, dia tampak sama sekali tidak terganggu dengan hal ini.Sebagai geng terbesar di Kota Juwana dan penguasa dunia bawah, Leo telah beroperasi di Juwana selama hampir 20 tahun. Dia sangat percaya diri.Selain itu, dia tidak sendiri. Dulu, seorang pejabat tinggi di Juwana pernah menantangnya. Anak-anak buahnya pun diam-diam menangani masalah tersebut untuknya. Dia tidak perlu takut pada siapa pun.Kali ini, dia akan membuat Konsorsium Pelita menyaksikan kekuatannya, sehingga mereka tidak akan berbuat macam-macam padanya di masa depan.Sepuluh menit dengan cepat berlalu, Dalin yang berpakaian kasual pun memasuki tempat itu seorang diri.Begitu melihat Surya, Dalin buru-buru bertanya, "Pak Surya, apa kamu baik-baik saja?"Surya melirik jam dan tersenyum. "Kamu cukup tepat waktu."Dalin mengangguk hormat, dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah L
Surya mendengus dan menendang Revan tepat di dadanya.Revan muntah darah dan terlempar sebelum akhirnya jatuh dengan keras. Pria itu pun kehilangan kesadarannya.Kemudian, Surya berjalan menghampiri Leo dan berkata, "Kalian bekerja sama untuk menculik Linda dan ingin memberiku pelajaran?""Itu semua ide Revan, aku hanya melakukannya demi uang. Nggak ada dendam pribadi di antara kita." Leo juga tidak lagi sombong, dia berbicara dengan nada yang amat lembut.Surya mencengkeram kerah baju Leo dan menempelkan wajahnya. "Aku nggak peduli kamu siapa, orang-orang di sekitarku nggak boleh disentuh. Kalau nggak, akan ada konsekuensinya."Sebelum Leo dapat merespons, Surya meninju perutnya dan melepaskannya di saat yang bersamaan.Leo berteriak kesakitan, meringkuk di tanah seperti udang. Darah keluar dari mulutnya bersama dengan potongan organ tubuhnya.Semua orang yang menyaksikan ini tahu bahwa Leo tidak akan bertahan hidup.Dalin yang menyaksikan aksi sadis ini hanya terdiam dan sama
Surya menatap Jose dari atas ke bawah. Sore tadi, dia telah mendengar nama keluarga ini dari mulut Leo."Boleh aku masuk untuk berdiskusi?" Jose bertanya dengan sopan.Surya tersenyum, lalu menoleh untuk melihat Linda yang sudah duduk tegak dan menutupi kakinya dengan selimut.Dia pun berbalik dan berkata, "Silakan masuk."Jose berjalan masuk ke ruang tengah, lalu duduk di ujung sebuah sofa. Surya duduk di samping Linda dan menyalakan rokoknya, bertanya, "Apa yang membawamu ke sini?"Jose menatap Surya dan berkata dengan perlahan, "Leo Rustan sudah mati.""Oh, dia pantas mendapatkannya." Surya tampak tidak terkejut.Jose mengerutkan keningnya dan berkata, "Sejak zaman dahulu, Keluarga Hatani telah mencari nafkah dengan menyediakan layanan keamanan. Ketika Negara Aerovia berdiri, kami pun beralih ke bisnis. Tapi, kami nggak pernah meninggalkan latihan bela diri kami. Selama berabad-abad, kami masih melestarikannya.""Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Surya.Jose tidak menjaw
"Menemanimu?""Ya, aku agak takut."Surya diam-diam menghela napas. Wanita ini benar-benar menakutkan.Apakah wanita ini berpura-pura? Tampaknya tidak. Apakah dia sungguh ketakutan? Kemarin malam, di hadapan begitu banyak penjahat, dia tampak sangat tenang.Namun saat melihat wajah Linda yang sedih, Surya pun terpaksa menyetujuinya.Seketika Linda tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akan menjemputmu malam ini. Terima kasih sudah mau menjadi sopir dan pengawalku, sampai jumpa!"Tanpa menunggu jawaban Surya, Linda pun pergi.Surya menggelengkan kepalanya, lalu segera pergi ke taman untuk berlatih....Hari dengan cepat berlalu. Ketika Linda kembali, Surya sudah menunggu di ruang tengah."Tunggu aku, Bos." Linda bergegas naik ke lantai atas. Tak lama kemudian, dia turun mengenakan gaun malam berwarna hitam.Leher bajunya berbentuk V dan menampilkan sedikit kulitnya yang indah, dilengkapi dengan untaian mutiara di depan dadanya. Roknya yang panjang menutupi kakinya. Linda memanc
Surya mengerutkan keningnya. Dia berpakaian kasual dan memang kurang cocok untuk berada di sini, tetapi pria ini berbicara terlalu kasar.Surya melirik Linda dan bermaksud untuk meminta wanita itu menjelaskan. Namun, saat ini Linda sedang berada di lantai atas bersama seorang pria dan wanita, mereka jelas sedang membicarakan bisnis.Surya pun berkata pada pria kasar tadi, "Aku sopirnya Bu Linda.""Aku nggak peduli kamu sopirnya siapa, pakaian nggak sopan seperti ini nggak diizinkan di sini. Cepat pergi!" ucap pria itu dengan kasar.Wajah Surya menjadi masam. "Memangnya kamu siapa?""Aku?" Pria itu berkata dengan sombong, "Ingat ini, namaku Winsen Herlambang. Aku pemilik tempat ini. Tempat ini hanya boleh dimasuki orang-orang kelas atas, sopir harus pergi ke tempat sopir berada."Tepat pada saat itu, seorang pria berbadan tegap yang memakai jas, berusia sekitar 30 tahun, berjalan masuk ke ruangan.Di belakangnya, terdapat dua wanita cantik. Mereka mengenakan gaun ketat dan sarung
"Hebat! Hebat Sekali! Ternyata ada harta semacam ini. Ini sungguh membuka wawasan."Untuk beberapa saat, aula pesta dipenuhi dengan suara pujian.Benda ini juga berhasil menangkap perhatian Surya. Dia mengesampingkan makanannya, lalu dengan kekuatan pikirannya yang kuat itu, dia mulai menyelidiki benda tersebut.Saat ini, Hilmi dan beberapa orang lainnya sedang mengamati pembakar dupa itu, merasakan aura misterius yang samar-samar dipancarkannya. Ekspresi mereka semua tampak amat serius.Setelah waktu yang cukup lama, Hilmi berkata, "Master Rio, bagaimana rencanamu untuk menjual barang ini?""Dengan lelang." Master Rio tersenyum dan berkata, "Aku dengar klub ini adalah tempat lelang yang sangat bagus di Juwana."Tiba-tiba Winsen menimpali dengan berkata, "Itu benar. Kalau Master Rio berencana untuk melelangnya, percayakan saja padaku.""Berapa harga awalnya?" tanya Hilmi.Master Rio berpikir sejenak, baru berkata, "Sejujurnya, benda ini nggak lagi berguna untukku. Tapi bagi ora
Tatapan para bos yang saling menawar harga itu langsung tertuju pada Surya.Semua orang tahu, perkataan Surya adalah kritikan yang sangat serius dan akan berakibat fatal.Jika dia tidak memberikan sebuah penjelasan, bawahannya mungkin akan mati di sini.Sebenarnya, Surya juga sangat membutuhkan barang seperti ini, bahkan bisa dikatakan lebih membutuhkannya dari orang lain.Karena itulah dia dengan sengaja memakai kekuatan pikiran untuk memeriksa pembakar dupa ini.Namun, setelah menyelidikinya, dia baru tahu bahwa ini adalah barang imitasi, itu sangat mengecewakannya.Ketika Surya melihat orang-orang saling memperebutkan barang imitasi, dia langsung tertawa.Tak disangka, hal ini malah mendatangkan masalah.Namun, Surya sama sekali tidak takut, apakah penjual barang imitasi ini tidak bersalah?Surya melangkah maju ke hadapan semua orang, lalu melirik Master Rio dan berkata, "Boleh aku bertanya dari mana asalmu, Master?""Dengar baik-baik, namaku Rio Putra. Aku dikenal sebagai petualang