Share

2 . Singgah di Negeri Asing

”Aku di mana?” Vinia membuka lebar matanya dan memperhatikan ke sekelilingnya. Ia berkali-kali mengucek matanya. Seakan tidak percaya dengan yang di lihatnya.

Mereka mendarat di hutan yang gelap dan terlihat misterius. Suasananya sangat mencekam. Ia tidak pernah tahu bahwa sekarang dia berada di dimensi lain. Dunia yang dihuni oleh para abadi.

”Hei... Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau membawaku kemari? Aku ingin pulang. Bawa aku kembali.” Vinia menunjuk pria itu dengan kesal. Ia hampir saja memukul pria itu dengan tinjunya. 

Pria itu malah tersenyum. ”Selamat datang kembali nona Sena.” Ia membungkuk memberi penghormatan.

Vinia semakin bingung. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Semua terlalu nyata untuk di pahami. Dengan sedikit marah ia memaki pria itu.

” Sena? Aku Vinia bukan Sena. Dasar penipu. Penculik." Vinia menarik kerah baju pria itu. " Cepat buka lagi lingkaran itu. Aku mau pulang." Suara kerasnya memecah keheningan di hutan itu.

Tapi pria itu hanya tersenyum saja yang membuat vinia semakin kesal. "Kau yang membawaku kemari."

"Aku?" Vinia menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya. "Bagaimana bisa aku melakukan itu?" Ia semakin frustasi.

"Kau yang membuka portal dengan pena emas itu." Balasnya sambil menunjuk ke pena emas yang dipegang Vinia.

Vinia sontak mengangkat tangan kanannya dan mengamati pena itu. Raut wajahnya semakin masam. Jelas sekali ia sedang kebingungan mencermati semua yang terjadi padanya.

Ia mengernyitkan alisnya. "Aku hanya menulis yang kau katakan dan boomm! Aku berdiri disini. Anggap aku percaya dangan yang kau katakan. Beritahu aku bagaimana cara untuk kembali?" Tanya Vinia dengan tatapan tajam.

"Tidak ada jalan untuk kembali."

" Aarrghhhhh....." Vinia berteriak keras. Hingga membuat puluhan burung yang bertengger di pohon berterbangan ke langit lepas.

"Mari ikut denganku." Ajak pria itu.

Vinia memalingkan wajahnya. "Huh! Aku tidak mempercayaimu. Kau pergi saja sendiri."

"Baiklah." Pria itu melangkah pergi. "Bila malam tiba, ada banyak binatang buas berhati-hatilah."

Vinia bergidik ngeri membayangkan hewan buas yang dikatakan pria itu. Dengan berat hati ia mengikuti pria itu dari belakang. Dalam pikiran Vinia hanya itu pilihan yang ada saat ini. Ia tidak bisa mengambil resiko tinggal sendiri di hutan.

Matanya liar mengawasi ke sekitar. Setiap pohon ia perhatikan dengan jeli. Terkadang ia berteriak kaget melihat hewan-hewan aneh yang belum pernah ia temui sebelumnya. Langkahnya tiba-tiba terhenti. Telinganya bergerak-gerak mencari sumber suara yang mengusiknya. Rupanya itu senandung lagu dari sekumpulan peri-peri kecil bernyanyi di salah satu ranting pohon. Tak habis-habis Vinia mengumpat karena kaget. Semua hal yang dilihatnya sangat merusak nalarnya. Para peri yang melihat Vinia berbisik dengan yang lainnya, dia kembali.

"Hei...Sebenarnya tempat apa ini?" Vinia memulai pembicaraan.

"Ini adalah kerajaan Nirwana. Dunia para dewa." Jawab pria itu sambil mengayunkan tangannya kedepan.

Seketika terbentuklah lingkaran sihir. Sebuah bangunan yang mirip dengan kastil yang sering dilihat Vinia dalam film berdiri megah diatas awan. Tampak juga air terjun yang mengalir disekitar istana. Vinia membelalakan matanya dengan mulut yang terbuka.

"Wah....Kau pasti bercanda. Aku tahu aku sedang bermimpi. Aku sering memimpikan yang lebih aneh dari ini. Aku harus bangun." Vinia mencubit tangannya. "Ayo bangun." Tangannya mulai memukuli pipinya.

" Aww..sakit sekali." Ia mengelus pipinya yang terasa sakit.

Sementara pria paruh baya itu tercenung memperhatikanya. Wanita aneh, ujarnya dalam hati.

Vinia menyadari pria itu menatapnya dengan aneh. Ia menjadi salah tingkah dan berdehem sambil mengalihkan wajahnya.

"Ini nyata. Aku tidak menyangka ada dunia seperti ini. Yang ku tahu hanya ada di buku dan film saja. Bukankah kau mau mengajakku ke sana?" Ujar Vinia mengalihkan perhatian pria itu.

Pria itu mengajak Vinia masuk kedalam lingkaran itu. Secara ajaib mereka langsung menghilang dan muncul di istana awan. Saat memasuki halaman istana, para pengawal yang menjaga gerbang membungkuk kepada mereka. Ia memperhatikan pria itu seksama.

"Sepertinya si tua ini orang yang berpengaruh di sini." Ia mengguman dalam hati.

Istana awan adalah kediaman sang kaisar yang memimpin para dewa. Meskipun dewa mahluk abadi dan terkuat juga membutuhkan pemimpin untuk mengontrol kekuatan mereka. Puluhan pohon sakura tumbuh di sepanjang jalan membentuk semacam terowongan. Setelah beberapa saat mereka sampai ke depan singgasana Kaisar. Seorang pria berambut putih dan panjang duduk di sana. Ia tampan dan memesona dengan baju terusan berwarna putih sedikit corak biru sampai menutup mata kaki. Mata birunya menelisik tajam Vinia. Lama ia menatap Vinia. Ia mengepalkan tangannya yang sedikit bergetar. Bibirnya bergerak namun terasa beku di sudut.

"Hormat yang mulia. Hamba telah kembali dari dunia fana. Tugas hamba sudah selesai." Pria itu mengepalkan kedua telapak tanganya di depan dada dan sedikit membungkuk.

Pria yang dipanggil yang mulia itu adalah Ryu Damian Kaisar di Kerajaan Nirwana. Dewa dari para dewa. Ia bertanggung jawab atas kelangsungan hidup para penghuni kerajaan Nirwana. Menjaga perdamaian di seluruh alam.

Vinia merasa tak asing dengan Ryu Damian. Ia merasa sudah mengenalnya selama bertahun-tahun. Jelas saja dia adalah pria yang selama ini ada dalam mimpinya. Tapi Vinia tidak menyadari itu.

"Jadi kau penguasa di alam ini? Bisakah kau membawaku pulang ke duniaku?" Tanya Vinia sembari berjalan mendekati singgasana.

Pria paruh baya itu segera menarik Vinia dan menyuruhnya membungkuk memberi penghormatan kepada Ryu Damian. Ia merasa Vinia terlalu lancang mendekati seorang kaisar tanpa izin.

"Untuk apa aku harus memberi hormat. Toh aku bukan penghuni dunia ini."  Ucap Vinia lantang.

Semua yang ada di sana terkejut mendengar ucapan Vinia. Mereka tahu jika seseorang berbuat seperti itu akan menghadapi kematian. Kaisar Ryu Damian terkenal dengan sikap dingin dan kejamnya. Tapi jika itu menyangkut kedamaian seluruh alam ia akan bersikap bijaksana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status