Share

Bab 6

Pas pulang kerja saja, dia anterin aku ke apartemen. Katanya tidak baik kalau naik bis se-sore ini dan besok bakal di jemput buat berangkat bareng, ya aku setuju saja. Saat di apartemen, aku langsung mandi dan rebahan di kasur sambil membuka roomchat Ardian yang berisi "I miss U". Aku hanya ketawa saja, dalam hati bilang 'baru saja ketemu, masa udah kangen.' Sepertinya hubungan aku sama dia bakal langgeng sampai ke jenjang pernikahan, karena dia itu tipe orang yang setia dan perhatian. Dia begitu hanya ke aku, keluarga dan diri dia sendiri. Pas sudah pukul setengah delapan, aku pun memutuskan untuk masak yang simple banget. Paginya, aku bangun dan langsung mandi. Setelah itu, aku sedikit ber-makeup dan memakai parfum biar wangi. Tiba-tiba ada chat dari Ardian, kalau dia sudah menunggu di lobby apartemen dan suruh ke bawah segera.

Pas sampai di bawah, aku langsung ke Ardian dan langsung mengajak ke kantor. Selama di jalan, kami saling bertukar cerita yang menarik. Sesampainya di kantor, aku dan Ardian langsung menuju ke lantai 10 dan mulai kerja. Selama mengerjakan, aku sedikit pusing melihat dokumen yang ada di meja. Rasanya ingin izin sebentar saja, tapi takut tidak di izinkan. Kalau tidak dicoba, tidak bakal bisa mengerjakannya. Pas saat mengerjakan, tiba-tiba intercom di mejaku berbunyi. Disuruh untuk mengecek file yang ada di email dan deadlinenya setelah makan siang. Satu file saja belum ke pegang, nah sekarang di suruh mengecek yang ada di email.

šŸšŸšŸ

Waktu makan siang sudah 3 menit yang lalu, aku tetap mengerjakan tugas ini dan deadlinenya sehabis makan siang. Hari ini aku melewati makan siang dulu demi mengerjakan ini. Ah biarlah kalau Ardian marah atau bagaimana, aku tidak peduli. Waktu makan siang sudah selesai, aku langsung print out kerjaan ini dan langsung kasih ke Ardian. Pas waktu kasih kerjaan, tatapannya Ardian datar se-datarnya dan tajam. Seketika aku langsung merinding lihatnya. Dan untungnya dia acc dan langsung lanjut kerjanya. Kurasa dia lagi ada masalah dan aku tidak ingin menambah permasalahannya taktuk kena imbasnya. Setelah keluar dari ruangannya, aku langsung melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda sampai waktunya pulang. Jam 5, itu tandanya waktu pulang dan aku langsung merapikan pekerjaan dan mau ketemu dengan Agatha.

Setelah merapikan pekerjaan, aku mau meminta izin ke Ardian kalau hari ini tidak usah diantar ke apartemen karena mau ketemuan. Untungnya dia mengizinkan, karena besok waktunya weekend jadi tidak repot untuk besok kerja. Setelah izin, aku langsung ke kafe yang di kasih tau sama Agatha yang tempatnya tidak jauh dari kantor dan searah dengan apartemenku. Sesampainya di kafe, aku langsung ke mejanya Agatha dan pesan minuman. Aku dan Agatha pun cerita-cerita yang kita alami hari ini. Dia pun tanya bagaimana jadi sekretarisnya Ardian, enak atau tidak. Aku jawabnya ya seadanya dan enggan menceritakan semuanya karena disuruh sama Ardian, ya aku langsung iyakan saja. Di kafe, sampai jam 8 itu pun aku sudah ditelepon sama Ardian untuk pulang. 

Aku langsung pamit karena sudah malam. Setelah pamit, aku langsung keluar dari kafe menuju ke mobilnya Ardian dan diantar menuju ke apartemen. Sesampainya di apartemen, aku langsung mandi dan istirahat karena hari ini sedikit melelahkan tapi sedikit menyenangkan karena Ardian mengawasi dan menjagaku. Setelah mandi, aku rebahan di kasur sambil main game yang ada di hp. Saat mengantuk melanda, aku langsung menaruh hp di nakas yang berada di samping kasur dan langsung tidur. Baru beberapa menit, handphoneku berbunyi dan aku biarkan karena sudah ngantuk sangat.

Hari ini aku merencana untuk tidak ke mana-mana hanya istirahat saja dan sambil memainkan game. Pas buka hp, ternyata semalam Ardian telepon sekitar jam setengah 1 pagi entah kenapa dia telepon se-pagi itu. Aku langsung chat dia, menanyakan ada apa. Untungnya dia langsung menjawab meminta tolong ke rumah sakit karena ibunya masuk ke rumah sakit. Tanpa di aba-aba, aku langsung siap-siap dan berangkat ke rumah sakit untuk menjenguk di sana. Sesampainya, aku langsung menghubungi Ardian bahwa aku sudah di lobby dan tidak tau di ruangan apa dan lantai berapa. Aku memang membawa buah-buahan sambil duduk di lobby. Beberapa menit kemudian, Ardian datang dan mengajakku untuk datang ke ruangan ibunya dirawat. Sesampainya di ruangan, Ardiam langsung bilang ke kedua orang tuanya kalau aku itu pacarnya. 

Dan secara tidak langsung, mereka menyetujui hubungan aku. Aku dan ibunya Ardian langsung mengobrol, sedangkan dia dan ayahnya sedang membeli makanan. Ternyata orang tuanya itu humble dan senang diajak ngobrol. Ibunya ini kenapa bisa masuk rumah sakit karena semalam itu sempat pingsan dan disebabkan karena kerja. 'Enak sekali Ardian bisa dekat sama orang tuanya, sedangkan aku? Orang tuaku saja di Jepang, aku sendiri di Jakarta.' Batinku. Aku senang kalau hubunganku direstui sama mereka tinggal saja minta restu sama orang tuaku. Kami banyak cerita dari soal pekerjaan, waktu mereka liburan, sampai yang lucu saja diceritakan. 

Aku baru tau kalau Ardian itu orangnya manja ke keluarga, tapi beda pas di kantor. Dan baru tau lagi, kalau tempat yang aku kerja itu adalah perusahaannya dia dan sempat menjabat sebagai bos lamanya itu kakeknya. Makanya dia betah kerja di sana, aku aja baru tau soal ini. Beberapa kemudian, Ardian dan ayahnya sudah datang dan kasih aku kotak makanan. Katanya kamu belum makan dari pagi dan jangan sakit. Aku pun langsung makan dan sempat menawarkannya, karena perasaan tidak enak. Dan untungnya, hari ini ibunya bisa pulang tidak usah lama-lama dirawat. Setelah makan siang, kami pun pulang dan sempat mengantarkan aku ke apartemen. Sehabis menurunkan aku, mereka langsung pamit untuk pulang karena ibu harus istirahat dulu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status