***
"Tidak ada yang berbeda suster Nina hanya saja disini masih terbilang Awam kita hanya melayani saja dengan baik. Semoga kita cocok ya untuk bekerja sama di desa ini"ucap Julie ramah.
"Semoga saja saya bisa betah disini karena tempat ini masih asing bagi saya dokter"ucap Suster itu lagi."Awalnya saya juga ragu berada di tempat ini setelah itu saya menyikapi setiap orang yang berinteraksi dengan saya mereka semua baik dan sopan. Dan memperlakukan saya dengan baik dan semoga kamu betah ya di sini.Kalau ada apa-apa kamu bisa bertanya dan meminta tolong pada saya ya! "ucap Julie dengan ramah tak ada canggung dengannya dia terlalu baik sebagai dokter ke susternya.
"Dan semoga ya dokter"ucap suster Nina ramah.
Mereka bekerja dengan baik tak ada canggung di antara mereka sepertinya mereka sudah kenal sejak lama dan mereka juga sama-sama cekatan.Membuat suster Nina menjadi akrab denga
Masih di rumah sakit Radit tak kuasa melihat keadaan Dey istrinya itu Ingin rasanya ia memaki dirinya sendiri. Mungkin ini adalah teguran untuknya yang telah meninggalkan Julie waktu itu.Sekarang Radit tidak tahu lagi harus berbuat apa harapannya telah hancur karena Dey tidak bisa lagi memberikan anak untuknya.Di tambah lagi dia ingin memberitahu Dey kalau dia memiliki anak selain dari dirinya mungkin pemikiran Radit.Dey akan mengakhiri hidupnya nanti kalau sampai mengetahuinya nanti.Radit masih berusaha untuk ikhlas dengan ini semua agar dia bisa memberikan support untuk Dey nanti di dalam ruangan jika siuman nanti.Radit sangat menyesal mengapa dia tidak menjemput Dey tadi kalau saja dia menjemput Dey hal ini tidak mungkin terjadi pada Dey dan calon anaknya itu.Radit setia untuk menunggui Dey hingga ia menyuruh mertuanya untuk pulang saja agar dia bisa meneman
"Maaf Dit. Aku tidak bisa menikah denganmu. Kamu tidak boleh egois untuk Dey Dit." Ucap Julie dengan tegas."Tapi. Aku masih mencintai kamu Jul, dan aku berharap sampai kau menjadi milikku nanti" Ucap Radit meyakinkan Julie."Maaf Dit. Tapi aku benar-benar tidak bisa bersamamu lagi.Walau jauh dilubuk hatiku memang masih sangat mencintai kamu karena itu aku mempertahankan anak ini paling tidak dengan anak ini aku bisa melupakanmu selamanya"ucap Julie Tertatih bergumam dalam hatinya.“Aku tidak bisa Dit!” Ucap Julie tegas menutupi hatinya itu."Baiklah. kalau itu memang sudah keputusanm. Aku bisa apa tapi Izinkan Aku untuk tetap bersama anakku!" pinta Radit dengan tulus pada Julie."Ketika kamu ingin bersama dengan anakmu itu akan menyakiti Dey, Dit.Dan aku tidak mau itu. Karena aku juga seorang wanita" ucap Lirih
***Di rumah sakit Julie membantu dokter yang menangani pasiennya yang pendarahan itu.Julie sangat mendalami wanita yang ditolongnya itu dia melahirkan anaknya melalui secar. Dia menatap miris seakan mengingat anaknya kembali sehingga butiran bening terjatuh dari kedua matanya."Dokter baik-baik saja?" ucap Dokter yang sudah selesai membantu pasien itu. Julie tersenyum lalu meletakkan bayi itu ke dalam kotak inkubator.Wajar saja Julie mengingat kembali kenangan pahit itu. Walau beberapa jam dia bersama anaknya.Julie tidak tahu entah bagaimana wujud tampan anaknya itu.Sekilas Julie sangat lelah dalam lamunannya itu. Bagaimana tidak dia sebenarnya dia tidak merelakan anaknya untuk tinggal bersama dengan Radit laki-laki yang sangat dia cintai
Jika ingin melupakan lupakanlah jangan beri celah ingatanmu untuk memikirkannya.Karena itu hanya akan membuat hatimu sakit saja nanti.Mencintai itu sangat menyakitkan jika perasaannya tak tertuju padanya.Inilah yang dirasakan oleh Julie dokter muda itu.Seakan tiada Kata lagi untuk bertemu, untuk apa bertemu jika harus berpisah. Sungguh menyakitkan hubungan yang tiada ujungnya.Mencintai seseorang bukan berarti harus memilikinya karena semua Cinta memiliki tuannya sendiri. Masa lalunya yang begitu menyakitkan.Tiada kata-kata yang paling menyakitkan dari kepura-puraan bersandiwara menipu diri sendiri itulah yang dilakukan oleh Julie Dokter cantik yang rupawan itu.Selama ini dia tidak bahagia karena itu dia melakukan hal buruk mengenai dirinya sendiri. Tak perlu waktu lama baginya dia pun sudah di perbolehkan untuk pulang oleh dokter yang menanganinya
"Radit Lu harus ikut. Ini pertandingan berkelas Dit. Enggak banget deh kalau Lu enggak sampai ikut Dit. Tim basket masih butuh kapten kayak Lu!" ucap Vino panjang lebar menasihati sahabatnya itu.Namun, Radit acuh tak acuh menanggapi ucapan dari Vino."Vin, asal Lu tahu ya! gue sudah capek dengan ini. Lagian kan, ada Elga yang akan gantiin posisi gue, gue nggak mau kalau soal ini saja gue berurusan terus sama dia Vin!" Radit menghempaskan bolanya ke lantai."Dit, mending Lu ikut gue latihan ntar besok Dit,kita harus bangkit. Problem Lu cuma satu Lu nggak percaya dengan kenyataan!" ketus Vino meninggikan suaranya suaranya."Vin, Lu nggak pernah tahu punya orang tua yang tinggal berjauhan dan gue merasa sendiri terus.Gue berpikir untuk apa gue jadi orang yang populer di kampus tapi kepribadian gue berantakan!" keluh Radit pada sahabatnya itu.
Apa yang kau tahu tahu tentang sebuah tanggung jawab Berani berbuat berani pula untuk bertanggung jawab." Temen Mbak lagi ditangani oleh dokter. Ini dompet dan ponselnya. Tolong hubungi keluarganya!" ucap suster tersebut panjang lebar dan Julie pun langsung membuka isi dompetnya ia melirik KTP."Namanya Aditya Hermawan" ucap Julie dalam hatinya.Suster itu pun berlalu pergi terlihat Julie mengotak ngatik ponsel Radit."Mungkin ini nomor ponsel mamanya" ucap Julie bergumam.Julie pun langsung menghubungi nomor tersebut." Halo Sayang, kenapa Mama kan udah transfer uang sampai 2 bulan. Dah ya sayang Mama lagi sibuk!" ucap Mama Radit yang langsung mematikan ponselnya itu.Julie pun mematikan ponselnya."Aduh gimana nih? apa yang mesti aku lakuin? mamanya saja Sibuk banget sampai-sampai aku nggak ada kesempatan untuk ngomong!"ucap Julie yang menampakan waja
Di luar Julie masih tetap bertahan menunggui Radit suster yang baru keluar dari kamar Radit mengeluh dengan suster yang lainnya."cowok yang ada di kamar 305 itu nggak mau makan kak. Aku sudah mencoba meminta dia untuk makan. Pasti kali ini aku kena marah lagi sama suster kepala" ucap Suster itu mengeluh dengan rekan nya.Julie hanya mendengar ocehan suster itu yang melewatinya."Dit, kamu harus makan. Gimana mau sembuh jika dia tidak mau makan!" ucap Julie bergumam.Dia masih berada di luar kamar pria itu.Dia tidak mampu untuk menunjukkan wajahnya karena dia tidak mau menjadi Makian laki-laki itu.Pagi itu suster kembali mengantarkan sarapan untuk Radit.Julie meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar Radit.Radit hanya Acuh Tak Acuh mengawasi Julie."Ngapain lagi sih loh datang ke si
Beberapa waktu kemudian Radit pun terbangun dari tidurnya ia seakan tersentak melihat Julie yang berada di sampingnya." Elu itu memang cewek yang aneh ya!" ucap Radit tersentak kaget karena dia terkejut melihat Julie berada yang disampingnya. Sedangkan Julie justru ia tersenyum simpul melihat Wajah ketus Radit terhadapnya." Kapan eloh nyampenya? Giliran dibutuhin saja eloh nggak ada,sekarang gue lagi gak butuh eloh nongol disini!"ucap Radit mendengus dia memimikkan wajah kasarnya."Aku baru sampai Dit, sekarang kamu kan sudah bangun, gimana kalau kita keluar kamar saja!" tawar Julie pada Radit dengan wajahnya yang begitu ceria seakan dia sudah akrab dengan laki-laki itu."Gue nggak mau, kalau eloh mau keluar ya eloh saja yang keluar!gue nggak, tiba-tiba mood gue hilang karena ada loh!"ucap Radit Ketus.Dia meninggika