Semua kisah cinta memang amatlah manis terasa sepergi Deru ombak yang mengalun ngalun seakan menari-nari di pesisir pantai.Sama halnya yang dirasakan oleh Julie pada saat itu.
"Dit, mau sampai kapan kita berada disini Dit? Aku mengantuk"lirih Julie dia menguap menandakan bahwa ia ingin sekali tidur.
"Jul, gue cuma takut karena bisa saja mereka nunggu kita diluar"ucap Radit datar.
"Tapi aku ngantuk Dit"ucap Julir manja.Radit langsung memeluk Julie dengan keadaan yang sangat mengantuk Julie pun tertidur dipelukan Radit.
"Den, mengapa kalian disini?"tanya seorang kakek-kakek pada Radit yang membuat Radit sedikit curiga mengapa ada orang di dalam hutang selarut itu.
"Den, jangan takut.Saya orang baik Den"ucap Bapak itu tersenyum ramah pada Radit.
Radit langsung membangunkan Julie saat itu karena dia begitu sangat takut. Apalagi dengan keadaannya yang tidak bisa apa-apa karena kakinya yang masih sakit.
"Aden,"sapa bapak itu dengan ramah seraya menghampiri suaminya Julie dan Radit.Radit hanya mengawasi Bapak itu.
"Den, Aden yang korban kecelakaan di kebun teh itu kan?"ucap Bapak tersenyum seraya bertanya pada Radit yang bertambah bingung.
Radit bingung lalu ia membangunkan Julie yang masih tertidur dipelukannya itu.
Terlihat Julie mengusap-usap matanya yang masih mengantuk.
"Ada apa Dit?aku masih mengantuk! "ucap Julie merebahkan kepalanya dia kembali menyandarkan kepalanya itu di dada Radit.
"Jul, kamu bangun dulu"ucap Radit menggoncang tubuh Juliedan tersenyum segan kepada bapak itu.
"Ada apa sih Dit,Aku ngantuk banget!"Serga Julie dia merasa kesal karena Rafit mengganggu tidurnya.
"Jul,lihat Siapa bapak itu?bisik Radit.
Julie tersadar dan dia terbelalak mengawasi bapak itu yang tersenyum padanya.
"Bapak, Apa kabar?kok Bapak ada di sini?"ucap Julie sembarang.
"Kenapa atuh Neng kok malam-malam ada di sini?"ucap bapak itu dengan logat Sundanya tidak menjawab pertanyaan Julie.
"Ehm...Anu pak, mobil kita mogok Pak, terus kita dikejar sama perampok Pak. Jadi kita berlari ke hutan ini dan berhenti di pondok tua ini Pak untuk bersembunyi" jelas Julie gugup.
"Oh, gitu ya Neng, memang di sebelah jalan sana selalu ada perampok yang iseng Gimana kalau Aden sama Neng Julie ikut ke rumah bapak saja!" tawar bapak itu dengan ramah.
Julie dan Radit tidak berpikir panjang lagi karena tempat itu begitu dingin bahkan sangat gelap mereka hanya menerangi tempat itu dengan senter di ponsel mereka berdua.
Radit berpikir paling tidak mereka ada tempat untuk berlindung mereka berdua langsung ikut bersama bapak itu. Kedatangan Julie dan Radit disambut oleh istri bapak itu dengan ramah.
Radit melihat rumah itu sudah sangat tua bahkan menurutnya rumah itu sedikit tidak layak lagi untuk dihuni tapi Radit tidak memiliki tempat lagi untuk menolak.
"Ini rumah Bapak Neng.Rumah Bapak ini memang sudah sangat tua tapi kami berdua tidak memikirkan tempat tinggal ini yang penting anak kami Naya bisa mengejar cita- citanya sebagai suster karena itu kami mengumpulkan uang yang banyak untuk menyekolahkan putri kami itu sehingga kami berdua tidak memikirkan tempat ini"ucap Bapak itu dramatis.
"Memang Pak semua orang tua seperti itu, Papa aku juga seperti itu dia rela tidak menikah lagi. Dia hanya ingin membesarkan putrinya saja walau hingga sampai saat ini Julie tidak merasakan kasih sayang seorang ibu tapi juga tidak kekurangan Pak" ucap Julie melempam.
Entah mengapa tiba-tiba ia teringat akan Ayahnya semua tertangkap oleh Radit yang mengawasi Julie.
Sepertinya kehidupan Julie dan Radit sama sayangnya Radit adalah korban dari perceraian dari kedua orang tuanya sehingga Radit tidak memiliki kasih sayang seorang Ayah.
Ibunya single parent membesarkan dirinya hingga sampai saat ini tapi Radit selalu mencela akan ibunya yang tidak banyak waktunya terhadap dirinya.
"Sekarang Neng Julie tidur di kamar nak Naya ya!" ucap Ibu itu ramah.
Ibu itu juga meminjamkan baju Naya untuk Julie karena baju Julie sudah sobek.
Julie merasa sangat senang disambiy oleh keluarga yang sederhana itu. Radit tidur dikamar bersama Bapak setengah Baya itu.
Radit juga senang bisa bertemu dengan orang baik sepergi Bapak yang pernah menolong ia saat kecelakaan yang begitu dalam saat Julie menabrak dirinya hingga sampai saat ini dia masih belum bisa berjalan dengan bebas.
Pagi itu suasana sangat sejuk ditambah lagi semalam turun hujan yang membasahi semua pelataran rumahnya yang tergolong terpencil itu. Banyak kebun teh yang membuat daerah itu sangatlah sejuk dan memukau dikala mata melihatnya.
"Dit, bagaimana jika kita keluar melihat kebun teh itu"ucap Julie seraya menunjuk keluar. Radit pun menuruti apa yang dimaui oleh Julie.
"Waw, indah banget ya Dit!"seru Julie merentangkan tangannya itu seakan ia menikmati hembusan angin yang kian menyapa dirinya.
Radit hanya mengawasi Julie dia melengkungkan bibirnya tersenyum simpul menanggapi gerai Julie yang manja itu.
Julie berlari menjauhi Radit.
"Dit, coba kamu lepasin tongkat kamu!"titah Julie. Namun Radit merasa dipermainkan oleh Julie. Lalu ia membalikkan tubuhnya membelakangi Julie dan berlalu pergi meninggalkan Julie.
Julie langsung mengejar Radit dan menarik tangan Radit.
"Jul, eloh itu mau mengejek Gue ya?"ucap Radit meninggikan suaranya dan menepiskan tangan Julie.
"Dit, aku bukan ingin menghina kamu Dit, aku cuma ingin kamu sembuh!Itu saja Kok Dit"ucap Julie lirih.
Terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu kita dapatkan. Apalagi tentang perasaan tidak semudah itu kita mengutarakan apa yang ada di hati kita.Karena tidak semudah itu pula mengutarakan Apa maksud tujuan kita. Mungkin dengan memendam rasa itu bisa menjadi sedikit kelegahan karena mencintai diam-diam itu sangatlah menyakitkan bukan?Sama seperti dirasakan oleh Julie terhadap Radit korban yang ia tabrak itu. Dia mencintai korban tabrakan yang ia lakukan bukan inginnya jatuh cinta, tapi dia juga bingung entah kapan rasa itu datang padanya. Hanya saja dia hanya mencintai Radit dalam diam." Jul please, ini cuma mimpi Jul, gue nggak bakal bisa jalan lagi kalau tidak dibantu dengan tongkat ini!" bentak Radit pada Julie.Dengan sabar Julie pun duduk dan menjongkok menghadap Radit.Dia menggulung jenis Radit sampai ke lutut.
***Sudah 1 minggu lamanya Radit dan Tika seakan memiliki perasaannya kembali mereka berdua memutuskan untuk balikan karena Radit masih sangat mencintai Tika dan melupakan kesalahan yang pernah dilakukan oleh Tika yang meninggalkannya begitu saja ketika dia mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh Julie.Tapi semua itu Radit sudah berjalan dengan normal tidak ada luka, tidak ada kepincangan diantara mereka berdua Karena itulah yang diinginkan oleh Radit.Dia juga berupaya untuk cepat sembuh dan kembali berjalan dengan normal Itu juga semua karena Tika.Sesaat dia melupakan wanita yang telah berjuang yang membuat dia kembali Melangkah dengan normal seperti itu.Dia melupakan sosok Julie,Julie yang selalu berkata lembut. Julie ketika dibentak dia hanya tersenyum getir.Julie
***Dikampus Julie bertemu dengan Rendy,Laki-laki yang selalu mengharap akan Julie bisa menerima cintanya."Ehk,Rendy apa kabar?"ucap Julie gugup dia hanya basa-basi."Jul ,bukan nya ini sudah tiga bulan saat aku menyatakan kalau aku menyukaimu,sekarang aku menagih janjimu!"ucap Rendy yakin.Karena Julie sendiri yang menjanjikan meminta waktu pada Rendy untuk menerima cintanya. Dengan gugup Julie pun dan menolak Rendy karena Julie merasa bukan Rendy lah dihatinya melainkan Radit yang tidak tahu bahwa Julie telah diam-diam mencintanya.Begitu pula dengan Radit tapi Radit takut kalau Julie hanya kasihan padanya pikir Radit karena Julie hanya sekedar tanggung jawab dan membantunya. Sementara itu dirumah Radit,Ibu Radit sedang berbinca
***Terlihat Radit masih menelusuri jalanan kota,karena tergolong agak jauh, dia harus kembali ke Villa yang ada dipuncak karena Radit dan Mamanya itu lebih senang menginap di Villanya dari pada harus menginap dihotel karena itu adalah Peninggalan Eyangnya dari Ibunya.Lagi pula dia besok akan kembali ke Singapur,karena Radit tinggal di Singapur dia hanya pulang ke indonesia bila ada urusan saja.Memang hubungannya dengan Ayahnya sudah membaik, dia lebih memilih untuk tinggal dekat Ayahnya karena dia berantusias belajar bisnis dengan Ayahnya itu.Sementara Julie berfikir kalau papanya masih bertemu dengan relasinya.Dia berfikir mana mungkin ada orang dirumah sekarang Julie masih didalam mobil memang jalanan memang sudah sepih tapi Julie tetap santai memang ini sudah kebiasaannya kurang lebih sudah satu tahun lamanya Julie menjadi dokter umum di rumah sakit disalah satu dikota itu.
Dengan kejadian semalam Julie menjadi takut karena bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkan ke suaminya kelak karena ia sudah tidak suci lagi.Dia membereskan semua keadaannya setelah membersihkan diri dia pergi meninggalkan Radit yang nyawanya belum terkumpul itu.Tapi Radit merangkulnya dari belakang"Dit,lepasin aku.Aku udah kotor dit,aku takut jika aku..."ucap Julie panik.Radit menyeka air mata Julie,dan memeluknya."Aku akan segera menikahi kamu Jul,kamu jangan takut,tidak akan terjadi apa-apa dengan kamu"ucap Radit menenangkan Julie.Julie menyentuh luka dibagian perut Radit yang sudah mengering itu."Gak Dit,kamu gak tahu bagaimana Papa aku,dia selalu konsisten mengenai janjinya dengan sahabatnya itu jika aku akan dinikahi oleh anaknya kelak dit"ucap Julie menghindar."Tapi,bagaimana kalau benih cintaku itu tumbuh dirahimm
***Hari itu Julie memutuskan untuk pergi ke Bandung lagi pula dia masih menyimpan alamat Radit.Dia membuka kotak ukuran standar yang ada disudut kamarnya itu.Julie memilah-milah kertas yang tersusun rapih didalam kotak itu ada photonya bersama Radit yang terlihat masih lugu membuat dia tersenyum konyol memandang photo lawas itu.Julie membulatkan dirinya karena calon suaminya yang sudah meninggalkannya dia berupaya sebaiknya agar dia cepat untuk bertemu dengan Radit Segera.Dia pamit kepada Ayahnya dan mengambil cuti selama satu atau dua mingguan.Dia ingin fokus menemui Radit.Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali itulah prinsipnya saat itu.Julie melajukan mobil mini coper kuningnya saat ia menabrak Radit dulu.Dia sangat beran
***Julie merasa sangat hancur dan sakit dia merasa sangat sakit hati."Mengapa sesakit itu rasanya,berarti Radit sudah Tuhan berikan kepadaku hanya saja aku tidak sepeka itu menanggapinya.Aku sangat menyesal seandainya saja bisa ku putar waktu aku akan memperbaikinya"Ucap Julie Lirih.Dia masuk ke dalam Bar yang berada didaerah itu.Julie seperti orang yang patah semangat, dia memesan minumannya. Dia benar-benar kalut dengan buah cintanya yang hancur itu.Hingga Julie setengah mabuk dengan linangan air matanya itu tak henti-henti mengalir terus.Dia sangat frutasi akan hubungannya yang tak sempurnah itu.Dia merasa sudah cukup tenang dia melangkah oleng karena ia ingin keluar dari Bar itu.Hingga ia terjatuh dipelukan pria yang minum disana.Melihat Julie yang mabuk membuat pria itu ingin mencari kesempatan untuk mengerjainya.Julie berusaha untu
***Mereka terbangun karena mendengar suara ponsel Radit yang berdering.Radit cepat-cepat meraih ponsel dimeja nakas ada Video call dari Dey.Ironis sekali kisah cinta Radit ini dia baru menikmati kebersamaannya dengan Julie dan dia juga terpikir bagaimana dengan Dey nanti kalau tahu dirinya dengan Julie sudah menyatu di dalam cinta mereka semalam dan pagi menjelang siang itu.Radit mengangkat teleponnya."Hallo dit,kamu dimana?kamu tidak kerja ya hari ini?Memang sih hari ini tidak ada pertemuan"Ucap Dey ditelepon seraya bertanya pada Radit."Hari ini aku tidak masuk,buat semua laporan hari ini dan bawa pulang kerumahmu nanti aku ambil"Ucap Radit serius pada Dey."Oh,iya baiklah sayang,aku mencintaimu sampai bertemu nanti ya!"Ucap Dey mematikan teleponnya.Terlihat sekali raut di wajah Radit yang ragu itu membuat Julie menerka Radit telah salah karena te