Tahu apa yang lebih menyebalkan dari diganggu saat sedang enak-enaknya terlelap dan bermimpi indah kemudian terpaksa bangun? Jawabannya adalah kehilangan mood untuk menulis atau membuat konten baru, setidaknya itulah menurut seorang Athena Amerta. Sebagai seorang podcaster, ia harus memikirkan konten untuk dibicarakan atau dibahas, dan sebelum itu ia juga harus mengetik kerangka script agar bisa dengan lancar berbicara tanpa harus ada retake. Tapi sekarang pikirannya kosong, semuanya buntu dan menggantung pada tanda tanya, kenapa ia sulit sekali tiap memulai sesuatu?
Pada awal-awal saat menjadi podcaster, idenya begitu lancar dan kreatif. Bahkan banyak dari podcastnya menjadi top episode Indonesia di salah satu platform musik. Karena pencapaiannya itu, Athena merasa bahwa podcastnya harus semakin baik, semakin menarik, inovatif dan kreatif. Karena tekanan itulah ia merasa berat dan akhirnya malah kehilangan akal. Gadis itu hanya bisa terduduk di kursi kelasnya sambil menatap buku catatan kecil yang berisi ide konten-kontennya. Seakan waktu makan siang tidaklah penting untuknya.
“Athena!!”
Gadis pemilik nama itu langsung pura-pura memejamkan mata. Meletakan kepalanya pada meja. Derap langkah kaki pemilik suara yang memanggilnya itu semakin mendekat. Athena semakin merapatkan matanya, sambil berusaha mengontrol detak jantungnya yang semakin cepat, ketakutan.
“HA! Bener kan lo ada di kelas. Gue cariin kemana-mana.” suara seorang lelaki menyelimuti indra pendengaran Athena, “Bangun lo. Gue tahu lo nggak tidur.” Athena masih pura-pura memejamkan matanya, “Bangun atau gue siram pake kuah seblak?”
Ares Adiwangsa, lelaki itu tidak pernah main-main dengan kata-katanya. Ialah yang membuat Athena beberapa minggu ini kehilangan ide karena terlalu banyak masalah yang dibawa oleh lelaki itu.
“OK, FINE! Dasar Iblis.” Athena sontak menegakkan tubuhnya. Lelaki yang dipanggil ‘Iblis’ itu tersenyum puas. Neraka Athena pun dimulai.
Halo, readers! Ini adalah buku pertama yang saya tulis di GoodNovel. Tolong beri banyak dukungan dan apresiasi. Jangan lupa untuk komen dan kasih bintang, ya! Enjoy!
Satu bulan lalu, tepat sebelum neraka bagi Athena dimulai. Gadis itu sedang berada di sebuah Café bersama sahabatnya yang juga suka membuat konten, bedanya sahabatnya yang bernama Sidney itu adalah seorang Youtuber. Mereka berdua membuat semacam perjanjian, bahwa mereka akan bertukar konten jika subscriber atau listener mereka mencapai lebih dari 50 ribu. Karena sudah berhasil mencapai targetnya, maka mereka berdua harus melakukan apa yang sudah mereka janjikan. Dan di sanalah mereka. Sebelumnya, Sidney sudah selesai mencari ide untuk konten di podcast Athena dan akan merekamnya setelah Athena mengambil Video untuk konten di channel youtubenya. Sahabat berponinya itu membuat beberapa tema pada kontennya, seperti memasak, ASMR, dan prank. Karena Athena tidak bisa memasak, dan tidak ingin membuat konten ASMR, maka ia memilih membuat konten prank.Athena datang dengan tangan kosong ke Café itu. Hanya berpakaian
“Nggak lagi deh gue ngikutin perintah lo, Sid.”Athena dan Sidney sedang berada di kantin sekolah mereka. Kejadian semalam seakan masih menghantui Athena dan ia terus saja menyalahkan Sidney atas semua yang terjadi. Gadis berponi itu hanya bisa cekikikan selama perjalanan pulang mereka kemarin malam, tidak lupa mengelus-elus kepala Athena seperti anak kucing.“Eh, tapi lo nggak bakal masukin video itu ke konten prank lo, kan?” Athena menatap Sidney tajam penuh selidik. Sahabat satu-satunya itu menampilkan deretan gigi putihnya yang dibehel, membuat bola mata Athena membelo seketika, “LO GILA, SID?!”“Udah gue edit, babe. Kalau nggak pake yang itu, emang lo mau bikin konten lain? Gue kira lo masih trauma sama yang semalem.” Sidney dengan antengnya melahap potongan besar bakso sebagai makan siangnya.“Kan yang semalem itu gagal. Terus lo edit kayak gimana?” Athena masih bernada kesal, seak
“Siapa nama lo?”“Oh, nggak usah dijawab, dari name tag udah kelihatan… Athena Amerta.” Ares tersenyum seperti iblis bagi Athena, “Athena Dewi Kebijakan kan? Yang gue tahu, Athena juga Dewi Perang. Lo Dewi Perang, gue Dewa Perang. Lo tahu kan kalau Ares juga nama Dewa Yunani? Kita sama-sama anak Zeus, tapi dari ibu yang berbeda. Tapi lambang kita sama, burung hantu.”Athena hanya bisa melongo melihat Ares yang mengoceh tentang Dewa-Dewi Yunani, ia sama sekali tidak bisa tenang saat Ares duduk di hadapannya. Sidney, sahabat gilanya itu entah kabur ke mana sebelum Ares menerobos masuk ke dalam kelas mereka saat dua detik setelah bel istirahat berbunyi.“Temen lo gue suruh beliin roti dan susu kotak buat gue. Hukuman buat dia sebagai pemilik channel.” Ares menjelaskan seakan bisa membaca apa yang Athena pikirkan ketika gadis dengan rambut dicepol itu melirik ke sekitar seperti mencari seseoran
Dua hari yang lalu, setelah keributan yang dibuat Ares di kantin itu selesai, Athena tidak masuk sekolah selama dua hari itu. Ia tidak bisa menghadapi orang yang menatapinya dengan berbagai macam pandangan. Belum lagi harus bertemu Ares, si iblis dari neraka itu—panggilan Athena pada Ares. Sebagai gantinya Sidney yang mendapat berbagai pertanyaan dari teman sekelas mereka, tapi gadis itu tidak bisa menjelaskan apa-apa. Dia hanya berkata bahwa Athena bukan gadis seperti itu. Sidney juga berusaha berbicara dengan para guru, menjelaskan bahwa saat itu Athena bukan tidak sadar karena mabuk, tapi ia hanya asal bicara dan Ares memanfaatkan itu untuk menjebak Athena. Sebagai ganti agar guru-guru percaya, dua hari lalu Athena menjalani tes alkohol dan NAPZA di Rumah Sakit milik kerabat Sidney. Dan hasil mengatakan bahwa Athena negatif dari alkohol dan NAPZA. Walau setelah itu guru-guru kebingungan siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi karena Sidney membawa bukti dan Ares tidak b
Pagi-pagi sekali Athena sudah bersiap ke sekolah. Ia sengaja membuat bekal lebih banyak. Kebiasaannya adalah membawa makanan ringan untuk dimakan di istirahat pertama yang singkat, ia malas pergi ke kantin yang hanya akan membuatnya berdesakan. Biasanya Athena akan makan ke kantin pada jam istirahat kedua. Tapi karena ia menyadari bahwa telah hadir seorang iblis yang akan mengganggunya di sekolah, maka Athena sengaja membuat bekal lebih banyak agar tidak perlu pergi ke kantin dan bertemu dengan Ares. Tapi semua harapannya pupus. Sia-sia saja ia membawa bekal lebih banyak kalau pagi ini saja ia sudah melihat Ares berdiri di samping mobilnya yang entah sejak kapan terparkir di depan rumah Athena. Gadis itu hanya bisa menghela napas, ia melirik iPhonenya yang menampilkan maps pada aplikasi ojol. Abang ojol yang sebentar lagi tiba mungkin bisa ia jadikan alasan untuk menghindari Ares pagi itu. “Selamat pagi, Ana.” “Nggak usah sok baik. Abang ojol gue udah deket.”
Mobil Ares sudah berjalan selama kurang lebih setengah jam, selama itu pula hanya ada keheningan di antara mereka—Athena dan Ares. Gadis yang rambutnya selalu dicepol itu tidak memiliki tenaga lagi untuk menghadapi Ares. Ia hanya akan diam sampai nanti tiba di rumahnya. Sedangkan lelaki yang memiliki mata coklat itu juga hanya bisa berdebat dengan batinnya. “Gue nggak tahu kalau lo tahan diem setengah jam kayak gitu.” Ares akhirnya membuka suara. Athena hanya melirik sekilas ke arahnya, kemudian kembali membuang wajahnya ke luar jendela. “Untuk ukuran yang baru kenal, lo berani juga naik ke mobil gue,” Ares menampilkan senyum liciknya, “Cuma karena kotak makan itu?” dagunya menunjuk pada kotak makan yang sudah ada di pangkuan Athena. “Wah, lo keras kepala ya.” Ares mulai melajukan mobilnya lebih cepat, “Nggak apa-apa. Kita lihat seberapa tahan lo untuk nggak buka suara.” Lalu seketika mobil yang dikendarai Ares melaju begitu cepat, membuat Athena haru
Hari sebelum rencana Ares pindah ke Bogor dan jauh sebelum Ares bertemu Athena dan bersikap kejam pada gadis itu, Ares Adiwangsa adalah seorang lelaki yang baik hati dan penurut. Ada satu kejadian yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Satu fakta yang hampir tidak diketahui siapapun kecuali kerabat dekat dan sahabat-sahabatnya.Ares Adiwangsa memiliki seorang saudara kembar bernama Ariel Adiwangsa. Kembar identik dan hampir tidak bisa dibedakan kecuali dari sifat mereka yang bertolak belakang. Sifat yang berbeda membawa pendapat yang berbeda pula untuk mereka berdua. Dari mulai hal-hal kecil sampai hal besar.“Gue mau jadi pembalap.”Saat itu usia Ares dan Ariel masih 14 tahun, mereka sudah mulai merencanakan cita-cita masing-masing sebelum masuk ke bangku SMA. Dan Ares mengungkapkan cita-citanya sebagai pembalap.“Nggak, lo nggak boleh jadi pembalap.”“Kenapa? Suka-suka gue dong.”“Lo udah gagal
Ares dan Ariel berpikir, mungkin Papanya hanya menggancam saat mengatakan bahwa ia akan menghapus nama Ariel dari daftar keluarga. Tapi mereka berdua salah. Saat Ariel memasuki kelas 2 SMA dan Ares berhasil masuk ke SMA berbasis Internasional, Papanya benar-benar membuang nama Adiwangsa atas Ariel dan menghapusnya dari Kartu Keluarga. Nama Ariel juga tidak ada lagi di dalam daftar wasiat keluarganya lagi.Saat itu, Mamanya—Hera Bahari sangat terkejut karena tidak mengetahui hal itu. pertengkaran di antara Adikara dan Hera pun berlangsung selama satu minggu setiap mereka menyantap makan malam bersama. Ares dan Ariel yang ada di sana, tidak bisa ikut campur jika Mamanya sudah turun tangan. Hera merasa Ariel diperlakukan tidak adil hanya karena ia mengatakan apa yang diinginkannya. Bagaimanapun, Ariel juga adalah darah dagingnya. Lantas kenapa Adikara bisa dengan mudahnya membuang Ariel begitu saja? Pikirnya.“Saya tidak membuang Ariel. Buktinya dia masih ting