Share

The Femme Fatale
The Femme Fatale
Author: Milky Way

[1]

Mobil sport berwarna hitam itu terparkir sembarangan di halaman luas kediaman Keluarga Barclay. Giselle Barclay---si pemilik mobil itu keluar dengan pakaian serba hitam kesukaannya. Kaki jenjangnya melangkah dengan anggun menuju istana yang terbuka lebar di depan sana.

Giselle mengukir smirk di wajah cantiknya saat melihat banyak mobil yang terparkir rapi di halaman rumahnya, menandakan banyak tamu undangan yang datang malam ini. Pesta pertunangan sang kakak---Natalie Barclay digelar dengan sangat mewah di taman belakang rumah. Semua dekorasi bernilai ratusan ribu dollar sudah disiapkan jauh-jauh hari supaya hari ini berjalan dengan sempurna.

Beberapa pelayan yang bertugas menyambut tamu menunduk hormat pada Giselle. Tidak hanya satu, mereka berjumlah belasan yang berbaris di depan pintu utama.

Saat Giselle melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai atas, salah seorang pelayan menghampiri Giselle dan mengikuti langkah perempuan berambut coklat bergelombang itu. Dia adalah asisten pribadi Giselle di rumah ini---Mina.

"Apa mereka terlalu sibuk sehingga tidak satupun diantara mereka yang menanyakan keberadaanku atau mencoba menghubungiku?" tanya Giselle dingin pada sang asisten.

Mina terdiam sebentar dan bola matanya bergerak ke sembarang arah, otaknya dipaksa untuk menemukan jawaban yang tepat untuk Giselle. Jangan sampai dirinya salah kata, sehingga terjadi perdebatan di rumah ini.

"Maaf nona muda, tuan dan nyonya sudah mencoba menghubungi nona muda sejak tadi sore, tetapi tidak ada satupun yang berhasil menghubungi nona," jawab Mina.

Seketika, Giselle menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya menatap sang asisten. Dia menaikkan sebelah alisnya penasaran. Benarkah begitu?

Mina mundur beberapa langkah dan menundukkan kepalanya. Terlihat jelas bahwa dia menghindari tatapan mematikan dari Giselle. Perempuan yang menggunakan seragam pelayan itu mencoba menaikkan pandangannya, mengintip wajah majikannya.

Tanpa basa-basi, Giselle merogoh kantong jaketnya dan memeriksa ponselnya. Mati? Bagaimana bisa benda persegi ini tiba-tiba mati? Padahal Giselle yakin tadi pagi ponselnya masih full daya. Setelah itu, Giselle kembali memasukkan ponsel miliknya ke dalam kantong jaket kulitnya.

"Kabari mereka, aku akan turun sebentar lagi," perintah Giselle pada Mina. Dia menyegerakan langkahnya menuju kamarnya yang terletak di ujung sana.

Giselle mengernyit dan tatapannya mulai tajam, seolah dia tahu akan ada bahaya yang sedang menunggunya di depan sana. "Apa dia berani menghampiriku?"lirih Giselle sembari memegang ganggang pintu hendak membuka pintu kamarnya.

Klek!

Sret!

Tangan Giselle ditarik cepat masuk ke dalam kamar. Tubuhnya disudutkan dan dikunci oleh seorang pria yang sedang berada di depannya ini. Wangi mint menyeruak ke dalam indra penciuman Giselle yang berasal dari si pria. Siapa lagi pria yang berani seperti ini padanya, hanya Jose Smith---tunangan kakaknya.

"Bahkan dihari pertunanganmu, kau masih berani seperti ini padaku. Katakan! Apa yang kau inginkan?" Giselle menyunggingkan senyumannya dan menaikan pandangannya menatap Jose.

Hanya cahaya rembulan yang menerangi kamar ini. Pantulan cahaya yang sempurna memberikan bayangan yang sempurna pada wajah tampan Jose. Pria itu memberikan tatapan tajam pada Giselle.

"Berhentilah mencoba merusak rencana yang sudah kubuat. Aku tidak segan-segan menyakiti perasaan saudarimu jika kau berani ikut campur dalam urusanku. Aku akan terus mengawasimu, Giselle Barclay!" Suara berat Jose memperingati Giselle.

Giselle membuang muka dan tersenyum sinis. Sepersekian detik kemudian, Giselle kembali menatap Jose lebih tajam. Dia berucap, "Aku tidak tahu, kau orang seperti apa, Jose. Mungkin saudariku terlalu bodoh dan buta karena cintanya padamu, tapi ucapanmu bukan suatu hal yang perlu aku takutkan. Cepat atau lambat aku akan mengungkap kebenaran tentang niat jahatmu pada perusahaan ayahku"

Giselle mengangkat tangannya, mengelus wajah tampan Jose. Alis tebal, tatapan hangat dengan bola mata berwarna cerah, hidung mancung dan tatapannya berakhir pada bibir sedikit tebal milik Jose. Awalnya Giselle sangat terpesona dengan wajah ini, tetapi setelah mengetahui tentang latar belakang keluarga Jose, Giselle yakin bahwa pria ini berniat jahat pada keluarganya.

Giselle berjinjit mulai mendekati wajah Jose dan meleset ke indra pendengaran Jose. Giselle berbisik, "Jangan menyebut namaku, seolah kau sedang meminta penderitaan dariku. Pergilah!"

Dalam satu hentakan, Giselle mendorong kuat tubuh Jose yang terus mengapit tubuhnya. Giselle tidak habis pikir, kenapa Natalie bisa sebodoh itu dengan cinta. Bahkan, pertunangan ini terjadi karena Natalie yang bersikeras pada kedua orang tua mereka. Walaupun pada awalnya sang ayah---Harry Barclay tidak setuju dengan pria pilihan Natalie, tetapi Natalie berhasil meyakinkan ayahnya.

Bukan Jose namanya jika dirinya mengikuti kemauan Giselle. Jose kembali menangkap tangan Giselle dan mencoba mengintimidasi Giselle dengan tatapannya.

"Jangan terlalu percaya dengan apa yang sekarang kau percayai," ucap Jose. Senyuman sinis tercetak jelas di wajahnya.

Jose melepaskan pergelangan tangan Giselle dan berlalu keluar meninggalkan Giselle yang masih terdiam di tempatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status