Perusahaan yang diambang kehancuran, membuat Anna terpaksa menyetujui permintaan ibunya untuk menikah dengan Eric Arshaan Shailendra, putra kedua Shailendra yang terkenal lumpuh. Menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah Anna lihat, di saat ada orang lain yang mengisi hatinya, tentu membuat dia sangat tersiksa. Namun, ternyata pengorbanannya tidak membuat sang ibu melihat betapa tulus rasa sayangnya sebagai seorang anak. Anna bertekad hendak pergi di hari setelah pernikahannya, tetapi sebuah pesan berisi kematian sang ayah yang dimanipulasi membuat dia mengurungkan niat. Ketika dalam pencariannya mencari sebuah kebenaran ditemui jalan buntu, sebuah fakta lain mengguncang hidupnya. Eric datang dengan kondisi yang sehat dan menawarkan bantuannya. Meski enggan menerima, Anna juga tidak menolak. Ketika dia sudah mulai bisa menerima suaminya, saat benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya, rahasia lain hadir dimana ternyata keluarga Shailendra juga memiliki hubungan dengan kematian ayahnya. Apakah Anna akan menghiraukan fakta itu dan memilih cinta dengan hidup bahagia bersama Eric? Atau dia memilih untuk membalaskan kematian sang ayah yang dirasa tidak adil? Follow My Instagram @vitafajar__ Cover by : Canva
View MoreSetelah Eric pergi meninggalkan Anna sendirian di kamar mandi, dia segera bangun dan membilas tubuhnya. Mengenakan kimono handuk lalu berjalan ke kamar. Tepat pada saat itu dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Anna berjalan ke arah sana, hendak membukakan pintu karena berpikir bahwa itu adalah Liam. Namun, saat dia baru membuka kunci, tiba-tiba ponselnya berdering. Anna segera berbalik dan melihat nama sang suami yang memanggil. "Ya, ada apa?" "Liam tidak jadi menjemputmu, ada urusan yang harus dia kerjakan. Aku akan kembali dan menjemputmu." Tepat pada saat itu, pintu kamar kembali diketuk, Anna menoleh dan kembali berkata pada Eric, "Tapi Liam sudah berada di depan kamar. Sejak tadi dia terus saja mengetuk pintu." Hening beberapa saat sebelum akhirnya Eric segera berkata, "Tunggu di sana! Jangan bukakan pintu untuk siapapun sampai aku tiba!" "Tapi ini di dalam vila, tidak akan ada yang—" Belum sempat Anna menyelesaikan perkataannya, Eric segera menutup panggilan. Me
Malam itu menjadi malam yang sangat membahagiakan untuk Anna. Dia tidak akan pernah melupakan hari jadi pernikahannya. Pasti akan selalu tersimpan dalam hati dan juga memori."Sesenang itu?" Eric bertanya ketika sang istri terus saja tersenyum bahkan saat mereka sudah sampai di dalam kamar. Anna merasa sangat bahagia, dia menganggukan kepala dengan antusias. Senyuman lebar di wajahnya tak kunjung menghilang. "Sangat senang! Aku sangat bahagia dengan malam ini. Aku sangat menyukainya, Eric!" Anna melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami. Kemudian terus saja membanjiri wajah Eric dengan kecupan-kecepatan kecil. Eric tertawa, dia menahan wajah Anna dengan kedua tangan, "Hanya seperti ini, aku tidak terlalu menyukai."Anna memiringkan kepala kemudian bertanya, "Lalu apa yang kamu sukai?" Tanpa banyak berkata, Eric langsung saja memajukan wajah. Memberikan ciuman mesra yang sangat memabukkan untuk istrinya. Menjelajahi setiap sisi dari bibir yang sangat dia sukai. Merasakan man
Eric segera berdiri, lalu berjalan menuju lemari penyimpanan dan mengambil handuk untuk dikenakan oleh istrinya. Setelah membantu Anna keluar dari bathub, dia membalut tubuh Anna dengan handuk yang diambilnya. Anna menundukkan kepala, dia baru saja mau berjalan menuju ranjang ketika tiba-tiba Eric langsung mengangkat tubuhnya. Membuat Anna otomatis melepaskan handuk yang sedang dia pegang dan melingkarkan kedua tangannya di leher suaminya.Anna tidak bisa berkata-kata, dia hanya membiarkan saja pria itu melakukan sesukanya. Anna pasrah dengan yang dilakukan oleh Eric terhadap tubuhnya. Lagi pula dia menyukai setiap sentuhan yang diberikan pria itu padanya.Eric merebahkan tubuh Anna di atas ranjang, kemudian melemparkan handuk itu dengan asal ke lantai. Lalu melepaskan dua kain yang menutupi tubuh Anna bagian atas dan bawah. Kembali dilemparkanmya ke lantai seakan dua benda itu adalah sampah yang harus dibuang. Kini Anna sudah polos tanpa sehelai pakaian. Dia memalingkan wajah saat
Tangan kekar Eric mulai menyentuh kaki Anna, memberikan pijatan lembut di sana setelah sebelumnya membalur minyak zaitun di kedua tangannya. Pria itu bak seorang pemijat profesional yang sudah ahli ketika melakukannya. Begitu lihai saat jemarinya menyentuh titik-titik syaraf di kaki Anna. Anna memejamkan kedua matanya, tersenyum saat Eric berhasil mengusir rasa pegal di kedua kakinya. Dia tidak menyangka bahwa sang suami bisa ahli dalam memijat. "Bagaimana, Nyonya? Apakah Anda merasa nyaman?" Eric bertanya, dia masih memainkan sandiwara menjadi pemijat profesional. Anna tersenyum semakin lebar, dengan kedua mata yang terpejam, dia berkata, "Ehem ... sangat nyaman. Pijatan Tuan Eric sangat terasa lembut dan membuat pegal-pegal di kaki langsung hilang."Anna menimpali sandiwara Eric, dia kemudian membuka kedua matanya kemudian melihat sang suami yang menatapnya dengan penuh cinta. "Apakah Tuan Eric melakukan beberapa pelatihan sebelum melakukan pijatan ini pada saya?" Anna tidak bis
Eric mendudukkan Anna di tepi ranjang. Dia berlutut di depannya, membuka sandal yang digunakan Anna. Kemudian mendongak dan melihat Anna yang sedang memperhatikan setiap gerakannya. Tepat pada saat itu mereka bertatapan, perlahan senyuman terkembang di wajah. Eric ingin sekali melakukan permainan mereka sampai ke inti tetapi dia tidak mau terburu-buru. Eric ingin istrinya jauh lebih rileks, lebih tenang saat bersama dengannya. Perlahan, Eric mencondongkan tubuhnya, membuat Anna memejamkan kedua mata ketika wajah mereka kian mendekat. Dia tersenyum melihat sang istri, hari ini, dia pasti akan membuatnya puas.Anna sudah bersiap dengan permainan panas yang akan kembali diberikan suaminya. Jantungnya berdebar dengan kencang, cengkraman tangannya di sprei polos berwarna putih semakin kencang. Ketika Anna sudah lama sekali menunggu, tiba-tiba dia merasakan bibir Eric yang menyentuh dahinya. Saat itu juga dia langsung membuka kedua mata, perlahan Eric melepaskan kecupannya, menatap mata
Eric tersenyum ke arah Anna, dia langsung memegang lengannya. Kemudian berbisik di telinga Anna, "Kamu mau berenang?" Anna menolehkan kepalanya, langsung saja dia mengangguk antusias. Sudah datang ke Bali, tidak akan dia melewatkan kesempatan. Sudah pasti dia akan menceburkan diri ke laut untuk berenang. "Kamu akan mengizinkannya?""Ya dan tidak." Jawaban Eric membuat Anna tidak senang, dia segera membalikkan tubuh, kembali memukul bahu Eric. Sementara Eric mengaduh meminta ampun padanya seakan Anna sedang melakukan kekerasan dalam rumah tangga."Kamu memang suka sekali aku melakukan kekerasan padamu, ya?" Anna sangat kesal, saking kesalnya, dia sampai ingin memukul Eric secara brutal. Eric berpura-pura kesakitan, dia bersikap manja pada istrinya kemudian berkata, "Tidak, tapi memang kamu saja yang suka sekali memukulku." "Aku memukulmu juga karena kamu menyebalkan!" Anna sangat kesal dengan pria itu yang suka sekali menjahilinya. "Sudahlah! Sekarang jelaskan padaku, apa maksud j
Keesokan paginya, Anna sudah siap dengan dress lengan pendek dan sendal tanpa hak tinggi. Ketika bangun pagi hari, semua sudah disiapkan dengan baik oleh para asisten rumah tangga. Hal-hal kecil yang dia perlukan selama di Bali, juga sudah disiapkan. Anna hanya perlu membawa dirinya, menjaga kesehatannya supaya tidak terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan selama mereka pergi liburan."Sudah siap?" Eric bertanya ketika Anna masih sibuk memoles riasannya. Anna melirik Eric kemudian segera memoles bibirnya dengan pewarna meras. Setelah ini meratakannya dengan jari dan tersenyum lebar melihat hasil yang memuaskan. Anna menolehkan kepala, senyumannya semakin lebar saat Eric menatapnya tanpa kedip. Anna begitu percaya diri sebab riasannya yang cantik. Dan sebentar lagi, sudah pasti Eric akan memuji.Anna berjalan menuju Eric, dia bergelayut manja di lengangnya yang kekar. Tempat ternyaman untuk bersandar. "Cantik," ucap Eric memujinya. Tepat sesuai dugaan Anna sebelumnya bahwa Eric ya
Anna langsung menolehkan kepala ke arah Eric. Dilihatnya pria itu malah tersenyum ke arahnya. Tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Eric, tetapi Anna menduga bahwa pria itu sama sekali tidak meminta ijin Vania.Anna berdeham, dia kembali menatap Vania. Perlahan dia tersenyum kemudian berkata, "Iya, Ma. Jika Mama memperbolehkan, aku ingin pergi ke Bali untuk liburan." Anna merasa sangat takut dengan penolakan ibu mertuanya. Dia sudah pasrah jika memang tidak diperbolehkan. Hal itu berarti bahwa dirinya harus bersabar selama sembilan bulan mengandung bayinya. Anna menundukkan kepala, terlihat jelas guratan kesedihan di sana. Anna menahan tangisannya, dia tidak mau dibilang berlebihan oleh ibu mertuanya. "Mama akan mengizinkan kalian berdua pergi ke Bali asalkan kalian berjanji akan menjaga diri dengan baik di sana."Anna langsung mengangkat kepala, kedua matanya terbelalak, menata Vania dengan perasaan tidak percaya. Tanpa ada drama penolakan, Vania langsung menyetujui keinginannya un
Anna merasa sangat bahagia dengan hari-hari dia menjadi ibu hamil. Banyak hal yang membuatnya semakin merasa dicintai. Bukan hanya oleh suami, tetapi oleh Vania sebagai ibu mertuanya. Vania memberikan kasih sayang penuh padanya, menjaga Anna supaya dia tidak terluka. Bahkan dia yang marah paling besar ketika melihat Anna sakit meski hanya karena terbatuk kecil.Hanya saja, perhatian yang mereka berikan pada Anna, dia merasa semakin berlebihan. Bagaimana mungkin Anna dilarang untuk keluar? Sekedar berjalan-jalan di halaman rumah tidak diperbolehkan. Eric yang mengetahui hal itu, hanya bisa pasrah. Ibunya tidak bisa dibantah jika itu berhubungan dengan keselamatan Anna. Dihadapkan pada dua orang wanita yang memiliki ego masing-masing, membuat Eric menjadi pusing. Sudah seharian ini Anna marah padanya, mendiamkankan Eric padahal hari ini dia baru bisa mengambil cuti. Eric tidak memahami, hanya karena ingin berjalan-jalan di luar, sampai membuat istrinya marah seperti ini. Eric meliha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.