Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka
"Ibu......." Teriak seorang wanita cantik saat melihat ibunya ditabrak sebuah mobil mewah berwarna hitam saat pulang bekerja dari pabrik tahu. Mendengar teriakan Ayrin, para warga datang kelokasi kejadian. Gadis malang itu menangis dan memeluk erat ibunya yang bersimbah darah di tengah jalan, dengan seorang wanita parubaya yang berdiri seperti patung di sampingnya, dengan wajah yang pucat.Wanita paru baya itu tersadar saat warga menghancurkan kaca mobilnya. Dia tidak peduli dengan mobilnya dia berlari mendekati Ayrin dan meminta tolong kepada warga untuk membawa wanita yang ia tabrak itu.Warga dengan sigap membantu dan membawa ke klinik yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Setelah sampai di klinik namun ibu Ayrin tidak dapat diselamatkan. Dia telah menghembuskan nafas saat perjalanan menuju klinik. "Maaf pasien tidak dapat diselamatkan" ucap dokter kepada Ayrin dan wanita parubaya itu. Setelah dokter selesai berbicara Ayrin j
Tenang saja sayang, semu sudah di urus.*******Setelah pemakaman ibu Ayrin selesai, mereka kembali kerumah, masyarakat sangat peduli kepada Ayrin, Meraka merasa kasihan, karena dia menjadi anak yatim piatu dan akan tinggal sendiri di rumahnya. Ayah dan ibu Ayrin sangat dikenal di desa itu, karena semasa hidupnya, mereka selalu ramah dan selalu ikut dalam kegiatan desa.Ayrin anak satu-satunya, dia tidak memiliki adik atau kakak. Bahkan dia tidak memiliki keluarga. Karena ayah dan ibunya tidak mendapat restu dari keluarga masing-masing, jadi mereka melarikan diri dan tinggal di sebuah desa terpencil yaitu desa Bukit Kehidupan. Disana lah ia dilahirkan dan di besarkan.Saat Pamela melihat benda bulat yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 8 malam, dia mulai merasa cemas. Karena takut Briyan akan mencarinya, karena dia tidak pernah pulang larut malam."Sayang....aku berpikir akan membawa kamu untuk tinggal bersam
Ke esokan harinya tepat pukul 05.30, Pamela telah berangkat dengan Hendrik sang sopir dan Riana sang pelayan, menuju desa Bukit Kehidupan. Jarak dari kota kedesa itu memakan waktu 3 jam.Di perjalanan Pamela sudah membulatkan niatnya untuk membawa Ayrin ikut tinggal bersamanya. Tepat pukul 08.30 mereka telah tiba di rumah Ayrin.Saat itu Ayrin dan Eribka sedang bersiap-siap untuk berangkat ke makam ibunya. Dia kaget saat melihat Pamela turun dari mobil. Walaupun hatinya sakit tetapi dia selalu berusaha untuk tersenyum."Mau kemana sayang" ucap Pamela saat tiba di pintu rumah dan melihat satu botol air di tangan Ayrin."Saya ingin ke makam ibuku Nona" ucap Ayrin sambil menundukkan kepalanya."Apa aku bisa ikut bersamamu ?"Ayrin hanya menganggukkan kepalanya ke pada Pamela. Sekitar 10 menit mereka pun tiba di makam ibu Ayrin.
"Mama sudah pulang?" Sapa Briyan saat melihat Pamela menaiki anak tangga."Iya sayang, mama tunggu kamu di kamar, ada yang harus mama bicarakan kepadamu, ini sangat penting.""Apa harus sekarang mama" Lalu Briyan melirik Sarah dan menaikkan ke dua alis matanya."Ya.... Mama tunggu kamu" jawab Pamela lalu ia melanjutkan langkah kakinya, sebelum ia masuk kedalam kamar, dia melihat Sarah dengan tatapan dingi."Honey, kamu tunggu disi, aku menemui mama dulu, aku tidak akan lama" ucap Briyan sambil mencubit manja hidung Sarah."Sayang aku pulang saja, aku tidak mau di tinggal sendiri, lagi pula ini sudah malam, besok aku ada pemotretan. Gak apa-apa kan sayang ?" Bujuk Sarah sambil memeluk pinggul Briyan."Baik lah, tapi maaf Honey aku tidak bisa mengantar kamu pulang, kamu di antar sama Hendrik gak apa-apa kan Honey""Tidak usah sayang, aku su
Tuju hari telah berlalu, di desa Bukit Kehidupan, Ayrin sedang menyiapkan semua keperluan untuk acara doa sore nanti dan di bantu oleh Eribka dan para tetangga. Dia juga sudah menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa pindah ke kota. Sesungguhnya dia tidak ingin meninggalkan desa itu.Eribka yang sedari tadi memperlihatkan wajah Ayrin yang penuh dengan keraguan, lalu ia berusaha menyakinkannya."Apa yang kamu pikirkan Ay ?" Tanya Eribka. Dia selalu memanggil Eribka dengan panggilan *Ay*"Saya merasa ragu untuk ikut bersama Nona Pamela, kitakan baru mengenalnya.""Tidak ada yang perlu di ragukan, aku percaya Nona Pamela adalah orang yang baik, aku bisa melihat ketulusan hatinya untuk menjadikan kamu sebagai anaknya. Percayalah kepadaku" ucap Eribka sambil membantu Ayrin memasukkan pakaiannya ke dalam tas."Aku takut Rib, bagaimana jika keluarganya yang lain tidak setuju aku tinggal di sana?"&n
Ayrin langsung membulatkan matanya ke arah Pamela. Begitu juga dengan semua orang yang ada disana. Mereka sangat kaget saat mendengar kata*Barata*. Karena keluarga Barata cukup terkenal, mereka adalah pemilik perusahaan Arsitektur dan Berlian terbesar di Indonesia. Bukan hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri juga mereka memiliki perusahaan seperti di Prancis, Singapore, dan Cina."Dia adalah Nyonya Barata ? aku tidak percaya ini." Ucap para warga."Putra dari keluarga barata sering muncul di televisi dan majalah, dia kan uda punya pacar yang berprofesi sebagai Model. Ucap salasatu wanita kepada wanita yang duduk di sampingnya"Iya....iya....saya tahu, kalau tidak salah nama model itu Sarah, yang selalu berpakaian seksi""Iya..iya itu benar sekali." Mereka tiba-tiba terdiam saat melihat Pamela sedang menatap ke arah mereka."Benar anak saya Briyan sering muncul di tele
Ayrin mengekor dari belakang Pamela untuk menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Saat Pamela membuka pintu kamar, Ayrin tidak berani untuk masuk, dia hanya berdiri di pintu. "Ayo masuk sayang, kenapa berdiri disana ? Ucap Pamela dengan lembut. Lalu Ayrin masuk ke dalam kamar dan mendekati Pamela yang berdiri di dekat tempat tidur. "Untuk sementara, kamu tinggal di kamar ini, nanti setelah kamu sudah menikah, baru pindah ke kamar Briyan. Gak apa-apa kan sayang." Ucap Pamela dengan senyum. "Ma...ma..maksudnya aku tinggal sendiri di kar ini ?" Tanya Ayrin dengan terbata-bata. "Iya sayang, untuk sementara saja. Ada apa ? Kamu takut tidur sendirian ?" Tanya Pamela saat melihat wajah Ayrin berubah menjadi tegang. "Tidak mama. Cuma ini kamar terlalu besar untuk aku sendiri, apa tidak ada kamar yang lebih kecil dari ini" jawab Ayrin dengan polosnya.