Dengan perasaan kesal, Ayu masuk ke dalam kamarnya. Ia pun melampiaskan kemarahannya di dalam kamar."Akh!" Teriak Ayu sembari menarik selimut dan sprei kasur sampai berantakan di lantai."Sial! Kenapa malah jadi seperti ini. Kenapa mas Karta malah memberikan hartanya pada Gendis dan anaknya yang belum lahir, itu. Aku harus cara supaya anak itu nggak lahir agar mas Karta tidak benar-benar memberikan seluruh hartanya pada Gendis dan anaknya," ucap Ayu sembari mencari cara.***Keesokan paginya, Gendis dan Ayu pun sudah bangun untuk menyiapkan sarapan.Sepanjang aktivitas memasak di dapur keduannya tak saling bicara. Bahkan saat Gendis mencoba menyapa, Ayu mengacuhkannya begitu saja."Aku harus cari cara yang elegan untuk membuat Gendis jadi dibenci oleh mas Karta tanpa membuat mas Karta curiga," batin Ayu melirik ke arah Gendis.Tiba-tiba saja Ayu menyadari ketiadaan Indah di antara mereka saat itu."Loh kok mbak Indah nggak ikut bantuin masak, sih. Biasanya dia selalu bangun pagi untu
Siangnya saat Karta dan Anjarwati sudah berangkat kerja, tiba-tiba Indah menghampiri Gendis di kamarnya.Saat Indah baru keluar dari kamar, ia melihat Ayu yang baru saja pulang."Loh, Yu. Kamu darimana?" tanya Indah pada Ayu saat melihatnya masuk ke dalam rumah dengan sedikit terburu-buru."Aku habis ada urusan," jawab Ayu singkat."Urusan? Urusan apa?" tanya Indah yang merasa bahwa tak biasanya Ayu pergi meninggalkan rumah. Pasalnya dia adalah seorang yatim piatu jadi tak ada orang tua yang harus dia datangi.Paling hanya keluarga, itupun sangat jarang bertemu dengan Ayu karena Ayu tak begitu dekat dengan mereka."Mbak Indah ini kepo banget sih sama urusanku. Udalah nggak usah banyak tanya," jawab Ayu sinis.Tak lama Ayu pun meninggalkan Indah dan masuk ke dalam kamarnya."Seperti ada yang aneh dengannya," ucap Indah sambil melihat kepergian Ayu saat itu.Tanpa berlama-lama, Indah pun kemudian melanjutkan langkah kakinya untuk menemui Gendis di kamarnya.Tanpa sepengetahuan Indah, di
Hari itu Karta pulang lebih awal dari biasanya. Raut wajahnya tampak murka dengan napas yang terdengar berat.Karta melangkahkan kakinya dengan sedikit lebih cepat menuju ke kamar Gendis."Gendis! Gendis!" suara Karta terdengar menggelegar di seluruh ruangan.Sontak saja Indah dan Ayu yang mendengar suara teriakan Karta pun langsung keluar dari kamar masing-masing.Sementara Karta masih terus mencari Gendis. Tak lama setelah Karta masuk ke kamar Gendis, ia keluar lagi dari sana dan kemudian menuju ke dapur.Anjarwati hanya mengikuti langkah Karta dari belakang. Ekpresi wajahnya tampak datar membuat Ayu dan Indah yang melihatnya tak bisa menebak.Indah yang baru saja keluar dari kamar dan melihat kafta yang tampak murka pun segera menahannya."Ada apa, Mas? Kenapa kok teriak-teriak begitu?" tanya Indah sembari menahan lengan tangan Karta.Karta pun menoleh ke arah Indah dan menatapnya dalam untuk sesaat."Dimana Gendis?" tanya Karta.Indah pun semakin bing dan penasaran dengan apa yang
Sejak saat itu Gendis diusir dari rumah Karta. Gendis pun kini tinggal di rumah orang tuanya bersama dengan Hartono dan Indri.Harta yang waktu itu sempat Karta berikan pada Gendis pun telah diambil kembali oleh Karta secara paksa. Setelah itu Karta mengusir Gendis dari rumahnya."Mbak, ada mas Rehan di luar. Katanya mau ketemu sama mbak Gendis," ucap Indri saat masuk ke dalam kamar Gendis.Saat itu Gendis tengah bermain dengan Yasmine. Gendis pun segera menoleh ke arah Indri yang ada di belakangnya."Ada apa mas Rehan ingin bertemu denganku?" tanya Gendis."Aku juga nggak tahu Mbak. Lebih baik mbak Gendis temui saia dia dulu," ucap Indri.Seolah mengerti akan apa yang harus dilakukannya, Indri pun langsung mengambil alih Yasmine yang saat itu tengah digendong oleh Gendis.Sementara Gendis keluar dari kamarnya dan menemui Rehan yang sedang duduk di sofa seorang diri."Loh mas Rehan kok sendirian? Bapak kemana?" tanya Gendis pada Rehan."Oh emmm pak Hartono baru saja masuk. Katanya dia
Belum sempat Rehan menjawab ucapan Indah, tiba-tiba Karta kembali seorang diri.Indah langsung bangkit dan menyalami Karta yang baru sampai datang ke rumah."Kamu sudah pulang, Mas? Ibu mana, kok kamu sendirian?" tanya Indah.Namun, Karta tak menjawab pertanyaan dari Karta. Tatapan matanya tertuju pada Rehan yang masih duduk di sofa."Kamu! Ngapain kamu ke sini?" tanya Karta sinis.Rehan pun bangkit dari duduknya dan mencoba mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Karta tapi dengan cepat Karta menepis tangan Rehan."Mau apa kamu ke sini hah! Kalau kamu mau cari Gendis, dia tidak ada di sini!" ucap Karta penuh penekanan.Indah dengan cepat mencoba menenangkan Karta yang saat itu tampak mulai tersulut emosinya saat melihat Rehan.Indah memegang lembut lengan tangan Karta dan mengusapnya lembut."Mas, Rehan datang ke sini bukan untuk mencari Gendis, tapi dia mencari dirimu karena ingin bicara sesuatu denganmu," ucap Indah.Karta segera menoleh ke arah Indah dengan tajam. "Bicara ap
Gendis terpaku melihat kedatangan Karta dan Indah saat itu. Ia hanya bisa diam melihat keduanya duduk di sofa dan berhadapan dengannya."Kalau juragan Karta ingin membawa Gendis pulang lagi ke rumah, maaf aku tidak bisa mengizinkannya," ucap Hartono sembari beberapa kali terbatuk."Saya mohon, pak. Tolong izinkan saya membawa pulang Gendis," pinta Karta lagi."Tidak bisa, Juragan! Apa juragan lupa akan janji yang pernah Juragan katakan dulu saat membawa Gendis pulang. Juragan bilang akan menjaga Gendis dengan baik tapi apa kenyataannya? Gendis malah kembali ke rumah ini karena diusir," ucap Hartono.Karta yang tak mendapat izin dari Hartono untuk membawamembawa Gendis pulang pun merasa sedikit kesal."Ini laki-laki tua bangka kenapa pake nahan Gendis dan nggak kasih izin aku bawa dia segala sih! Bikin sebel aja," umpat Karta dalam hati."Tapi Gendis ini adalah istriku. Dia masih sah istriku karena aku tidak menceraikannya jadi aku masih punya hak untuk membawanya pulang." Karta tetap
Akhirnya Gendis pun kembali ke rumah Karta. Tak ada yang menyambut kembalinya Gendis dengan kebahagiaan selain Indah.Indah menyambut Gendis dengan begitu hangat. Indah bahkan selalu mencoba menemani Gendis agar tak kesepian.Hari ini adalah hari kedua setelah Gendis kembali ke rumah Karta. Namun, Ayu masih tidak bisa terima dengan kehadiran Gendis kembali ke rumah itu.Ayu mendatangi Karta yang sedang berada di dalam ruangan kerjanya.Karta pun mempersilahkan Ayu masuk setelah ia mengetuk pintu hingga beberapa kali. Ayu pun masuk dan menghadap Karta yang tengah duduk di kursinya."Ada apa kamu ke sini?" tanya Karta."Aku ingin bicara sesuatu padamu, Mas " ucap Ayu."Bicaralah cepat! Aku sedang banyak pekerjaan sekarang," ucap Karta tanpa menatap ke arah Ayu yang masih berdiri di hadapannya."Kenapa kamu mengizinkan Gendis kembali ke rumah ini, Mas! Bukankah waktu itu Gendis dan orang tuanya sudah menolak niat baikmu untuk membawa Gendis, pulang," ucap Ayu tak terima."Lalu apa masala
Keesokannya, Ayu dan Alex menjalankan rencana yang telah mereka susun.Awalnya Ayu mencoba meracuni Gendis dengan memasukannya racun ke dalam susu yang seharusnya ia minum.Tapi sayangnya, saat itu Gendis tak jadi meminum susu itu karena Yasmine menangis.Ayu yang tak menyerah lalu mencoba lagi dengan memasukkan ular berbisa ke dalam rumah dan menargetkan Gendis sebagai korbannya, tapi ular itu malah menggigit Anjarwati.Kegagalan yang Ayu terima membuatnya nyaris menyerah untuk mem*unuh Gendis. Tapi Alex yang terus mendukungnya membuat Ayu kembali bersemangat.Hari ini usia kehamilan Gendis sudah memasuki delapan bulan. Hal itu membuat Ayu semakin panik karena belum berhasil menghabisi Gendis.Ayu yang saat itu menemui Alex di kediamannya pun melampiaskan kemarahannya saat itu."Sial banget sih nasibku. Menikah sama laki-laki tua tapi tidak mendapatkan harta yang harusnya aku dapatkan. Ini semua gara-gara Gendis," umpat Ayu sembari menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.Alex yang saat it