Share

Terjerat Cinta Palsu CEO
Terjerat Cinta Palsu CEO
Author: Ry-santi

Bab 1

Desau terdengar memenuhi lift ketika sejoli tengah diselimuti hasrat menggebu mengaburkan akal sehat. Pagutan kasar yang saling mencecap mengisyaratkan betapa lapar mereka akan surga dunia. Begitu lift terbuka, lelaki berperawakan besar berambut pirang menarik si perempuan menuju salah satu kamar apartemen dengan tak sabar, mengabaikan bibir bengkak maupun kancing kemeja yang tersingkap sampai menampilkan sedikit pahatan dada. Mendorong pintu bercat hitam metalik lantas menyambar kembali bibir sensual sang pujaan, mendesak ke dinding seraya mengangkat sebelah kaki jenjang tuk melingkari pinggulnya.

"You're so fucking good," erang si pria terbakar gairah.

Atmosfer di ruang mewah dengan interior modern makin terasa panas membakar kulit, manakala jari lentik di sana meremas bokong kekasihnya ketika penyatuan itu terjadi. Berbarengan desahan makin memenuhi tiap sudut executive room berdinding putih gading. Dia menggerakkan pinggul seirama hunjaman penuh kenikmatan, mendongakkan kepala membiarkan sang pujaan hati menjelajahi setiap inci kulit lembapnya dengan belaian lidah. Tersenyum miring ketika dia meninggalkan jejak samar kemerahan di sana. Favoritnya. 

"I-I love you, Cecilia ..." tutur si pria dengan suara serak, nyaris kehilangan akal sehat.

"Aku tahu," bisik Cecilia menyunggingkan senyum tipis seraya mengunci tatapan kepada belahan jiwa setelah perpisahan menyakitkan beberapa tahun lalu. Menyisakan sebuah kerinduan menggebu dan berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah dipertemukan kembali di masa depan. Tubuh mereka adalah satu kesatuan yang saling membutuhkan bahkan ketika jarak sempat memisahkan. Bahkan dia bisa merasakan denyut nadinya turut berdesir cepat menimbulkan rasa sakit di kepala. Namun, dia menyukai sensasi memabukkan ini dan tidak ingin berakhir begitu saja. Dia menangkup wajah lelaki pirang sambil membisikkan rayuan bahwa dia begitu menikmati malam-malam penuh gelora bersamanya.

"Aku mencintaimu ..." racau si perempuan saat bibirnya kembali dibungkam penuh nafsu. Tungkainya nyaris tak bertulang ketika gelombang itu merangkak naik, membuka gerbang kenikmatan bagai kecanduan heroin. Dia sudah tidak bisa berpikir jernih saat tangan lelakinya membelai dan menggoda tiap jengkal tubuh.

"Milikku. Kau milikku," ujar si pria mengangkat tubuh wanita itu dan membawanya ke sofa. Menghujani lebih cepat hingga membawa mereka berdua terbang ke langit menembus semesta tak berbatas.  

Dean mematikan film romansa yang baru diluncurkan beberapa hari lalu kini menjadi trending di beberapa situs streaming resmi. Melempar begitu saja remote control ke sisi kiri kemudian melonggarkan kancing kemeja. Nyaris merobek baju sendiri. Sialnya, mengapa di sini suasana ikutan panas seolah-olah dirinya sedang dipanggang hidup-hidup hingga mengangkat gelas sloki dan meneguk cepat red wine sampai tak tersisa. Kerongkongannya terasa tandus, namun tak kunjung lega walau dibasahi sebotol wine termahal sekalipun.  

"Sialan!" geramnya kepanasan.

Bukan karena alur cerita yang buruk, justru dia menyukai perjalanan sepasang kekasih yang mau menerima lelakinya setelah mengalami kecelakaan hebat sampai amnesia dan tidak punya harapan untuk bertahan hidup. Walau ending cukup dramatis di mana mereka akhirnya menikah sebelum karakter pria meninggal dunia, namun garapan sutradara 'From The End' tersebut layak mendapat apresiasi dari para penikmat film. 

Yang menjadi perhatian Dean adalah aktris yang memerankan Cecilia di sana. Setiap adegan erotis seakan memancing hasrat Dean untuk ikut bergabung, menimbulkan keinginan untuk menyingkirkan aktor yang seenaknya menikmati tubuh sintal itu. Tidak hanya kali ini saja. Sewaktu gala premier di El Capitan Theater pun, Dean terpaksa pergi sebelum film benar-benar selesai, membuat asistennya bertanya-tanya apakah sang atasan tengah mengalami masalah atau tidak. 

"Tidak! Tentu saja tidak! Aku hanya ... membutuhkan sedikit udara segar," tandas Dean berdusta. 

Louisa. Dia menyebut nama itu dalam hati, lantas meraih ponsel dan membaca deretan berita di internet kalau aktris di bawah Cross Agensi miliknya disambut antusias karena akting memukau bersama lawan main. Banyak komentar di berbagai media sosial menyorot kalau Louisa memiliki chemistry yang tidak bisa dilupakan oleh penggemar-penggemar barunya. 

Angel998 : Dia memiliki bakat alami. Kenapa aku baru menemukan aktris cantik dan seksi sepertinya?

FrankJr : Aku mengaguminya sejak Louisa memerankan second lead karakter di film Darling and Valentines. Bisakah aku mengencani gadis ini? Lol!

SmthOl : Aku tidak memedulikan dengan siapa dia akan menjalin asmara, tapi bisakah kau menerima Steve? Dia sangat cocok untukmu, Lou!

Robert78 : Dia sangat hot. seolah-olah akulah yang bercinta dengannya. 

"Cih! Apa mereka tidak bisa membedakan antara chemistry dengan keinginan untuk bercinta?" ketus Dean menutup aplikasi internet. 

Dia kembali menuang wine ke dalam gelas selanjutnya bangkit dari sofa berbahan beludru. Menyesap pelan minuman anggur berkualitas tinggi tersebut sambil berjalan mendekati dinding kaca. Pemandangan di depan Dean sungguh menawan dengan memamerkan gagahnya bukit Beverly di mana jejak jingga tengah mengintip malu-malu sebelum benar-benar digantikan sinar rembulan. Langkahnya terhenti di balkon, merasakan hangat api menjilat-jilat perapian sementara semilir angin di akhir musim dingin sepertinya mulai menghangat menerpa kulit. Dia menggeleng pelan, manakala bayangan Louisa kembali menyergap berusaha membius alam bawah sadarnya lagi.

Dean tidak mau mengelak pesona Louisa benar-benar mengalihkan dunianya. Hasrat lelaki itu sering kali memuncak hanya memikirkan betapa memikat tiap lekuk tubuh si aktris. Seakan-akan Louisa adalah satu kekuatan yang berhasil menggetarkan detak jantung Dean yang telah lama mati. Membayangkan Louisa berada di bawah kungkungan Dean sambil meneriakkan nama hingga serak, memantik percikan aneh di perut lelaki itu. 

"Dia membuatku gila," gumam Dean menggosok dagunya frustrasi.

Ditilik dari sepak terjang artis pendatang baru yang sering kali memerankan figuran. Kebanyakan dari mereka mencari jalan pintas untuk memuaskan malam-malam para sutradara, penulis skrip, hingga produser. Pernah sekali waktu, Dean mendengar desas-desus ada aktris yang putus asa ketika namanya tidak dapat bertahan di tengah persaingan. Walhasil, dia pun gencar mendekati dan menjadi jalang para petinggi perusahaan agar dirinya bisa bertahan. 

Ah, tidak! Kurasa dia bukan tipikal wanita penjilat, Dean! 

Beberapa saat bergelut dengan pikirannya sendiri, garis tipis di bibir Dean mengembang bagai secercah harapan di gelap malam. Dia teringat bahwa besok akan ada jumpa fans Louisa bersama para pemain From The End di San Diego Convention Center. Haruskah Dean mengundang Louisa secara pribadi untuk merayakan pencapaian setelah bertahun-tahun menjadi pemeran figuran? Sebagai pimpinan tertinggi, dia berhak dan tidak ada yang akan curiga kan kalau dirinya mencuri-curi kesempatan untuk memancing Louisa?

"Kita lihat saja," gumam Dean menarik senyum dan matanya berkilat penuh arti. "Apa kau bakal menolakku, Louisa."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status