Share

Bab 03 Chris dan Bram

Alea nggak tahu kalau akhirnya akan begini. Dua laki-laki yang singgah di hidupnya akan bertemu satu sama lain. Berdiri saling berhadapan dan menatap dengan penuh tanda tanya serta pandangan yang berbeda. Bram yang marah dan Chris yang ingin tahu siapa laki-laki itu.

Tidak ingin membuat suasana kacau, Alea langsung menarik keduanya masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu dari dalam.

"Alea ... bisakah kamu jelasin siapa dia? Dan kenapa bisa ada di dalam apartemen kamu?" tanya Chris dengan tegas. “Bukannya kamu benci ada orang asing di apartemenmu?” lanjut Chris tanpa basa-basi.

“Asing?” seru Bram dengan kesal. “Apa orang yang membelikan apartemen ini untuk Alea masih termasuk orang asing?”

Alea menatap bingung. Lidahnya kelu, nggak tahu harus menjelaskan apa sama Chris tentang Bram. Ia nggak mungkin jujur gitu aja. Ia takut ... mengecewakan salah satu dari mereka.

"Kenalkan ... saya adalah pacar Alea," jelas Bram dengan tegas sambil menjabat tangan Chris. "Saya yang selama ini menghidupi Alea, bahkan apartemen ini saya yang belikan. Keberadaan saya jauh lebih penting di banding anda, jadi anda bisa jauh-jauh dari hidup Alea."

"Tunggu dulu," ucap Chris. "Pacar? Apartemen? Anda nggak bohong apa? Alea tuh kerja jadi karyawan di perusahaan, jadi uangnya jauh lebih cukup buat dapetin apa pun yang dia mau. Termasuk apartemen ini. Jadi nggak usah ngomong yang aneh-aneh dong."

Bram tertawa sinis saat berkata, "saya atasannya dan dia karyawan saya. Jadi anda harusnya yang nggak banyak ngomong dan terima fakta ini. Anda tau sendiri bagaimana nakalnya Alea kan? Dan dia juga melakukannya sama saya. Jadi jangan percaya sama wajah lugu ini."

Alea semakin menunduk. Udah nggak sanggup lagi harus mengatakan apa. Bram sudah membuat citranya jadi buruk di hadapan Chris.

Kini, Alea tidak bisa mengharap lebih lagi. Ia membiarkan semua orang bilang hal buruk tentang dirinya. Ia sudah rampung dan terlanjur malu. Alea kini memilih untuk diam aja.

"Alea ... apa ini maksudnya? Coba anda jelasin yang benar! Bukannya malah muter-muter seperti ini,” ujar Chris sambil bertanya-tanya.

Bram mengendikkan bahu. "Tanya sendiri saja sama anaknya. Dia bakalan jelasin siapa saya sebenarnya dan saya harap anda nggak kaget setelah tahu siapa saya dan sikap asli dari Alea."

Alea merasa tubuhnya di guncang. Ia mendongak dan menatap Chris. Laki-laki itu menatapnya penuh ingin tahu. Seolah meminta penjelasan bahkan ia pun bertanya, "Alea kamu jelasin ya sama abang. Apa yang sebenarnya terjadi. Ini kenapa dan kamu kenapa bawa cowok masuk ke apartemen kamu? Kalian nggak lakuin apa yang di pikirin sama abang kan—

"Abang?! Cuih!" cibir Bram.

"Diam dulu!" marah Chris pada Bram yang membuat keadaan makin serius.

"Alea, jangan diam gini aja. Kamu kasih tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kamu baik-baik aja kan? Nggak ada yang jahat sama kamu?" Chris menatap Bram yang menatapnya sengit. "Apa laki-laki itu ada jahatin kamu?"

Alea memainkan ujung bajunya, semakin gelisah.

Ia takut ... sangat takut.

"Alea, jangan diam gini. Abang nggak tahu apa yang terjadi dan apa yang ada di pikiran kamu. Kamu kasih tahu. Kamu nggak lakuin apa—

"Aku bukan wanita baik-baik, bang!" pekik Alea memotong ucapan Chris.

Ia menutup wajah dan menangis.

"Aku bukan orang baik seperti yang abang pikirin. Aku cuma wanita nggak bener yang abang kenal sebagai wanita polos. Abang kenal aku sebagai orang yang nggak tahu apa-apa. Lugu. Dari kampung dan nggak paham apa pun. Tapi nyatanya nggak begitu. Aku liar. Aku jahat. Aku wanita penggoda."

Tubuh Alea merosot ke lantai dan semakin terisak. "Aku hina! Aku wanita yang hina."

"Alea?" panggil Chris yang masih terkejut.

Chris menatap pada Bram, tapi laki-laki itu hanya mengendikkan bahu. Tidak mau menjelaskan apa yang terjadi dan memilih pergi ke balkon lalu merokok.

Sementara itu, Alea merasakan Chris berlutut dan memegang bahunya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa maksud kamu tadi? Ini nggak bener kan? Maksudnya ... kamu nggak begitu kan? Abang—

"Beneran bang," jawab Alea dengan sangat lirih.

Alea mendongak dengan air mata yang terus turun di pipinya.

"Aku bukan perempuan baik-baik seperti yang abang kira. Aku seperti perempuan malam yang menggoda atasan aku sendiri. Bram namanya. Dia laki-laki yang tadi abang lihat dan aku jadi simpanan dia selama ini."

“Nggak hanya itu ... aku juga awalnya selalu goda banyak laki-laki di club. Cuma demi uang. Semua aku lakuin demi uang, biar aku bisa bayar semua hutang orang tua aku sampai hidup mereka yang banyak maunya.”

Alea kembali menangis. Tubuhnya sampai gemetar. Ia benar-benar di buat malu atas fakta yang bahkan dia lakuin sendiri. Ia nggak tahu lagi harus menaruh wajahnya di mana kalau bertemu sama Chris untuk ke depannya.

"Alea, kenapa kamu lakuin ini?" seru Chris dengan kecewa dan menggeleng. "Di mana sosok lugu yang selama ini abang kenal? Dan kenapa kamu malah jadi perusak hubungan rumah tangga orang lain. Di saat abang sering cerita kalau benci orang ketiga dalam rumah tangga."

Alea menunduk.

Ia tahu dirinya salah dan hanya bisa mengatakan maaf.

"Ceritakan semuanya, abang mau dengar semuanya dari sisi kamu. Kasih tahu apa yang udah kamu lakuin selama ini. Sejelas-jelasnya dan abang nggak mau sampai mendengar apa yang kamu lakuin dari orang lain lagi."

Alea menarik napas dalam, berusaha menguatkan dirinya untuk ceritain semua ini.

"Benar kata abang ... peganggu rumah tangga orang nggak akan pernah bisa tenang dalam hidupnya dan aku alamin semuanya. Aku nggak bisa tenang di hidup aku sendiri karena udah jadi orang jahat bagi perempuan lain."

Alea menelan saliva, "dari awal aku itu selalu terobsesi untuk bisa menjadi orang luar biasa selama ada di sini dan dengan bodohnya aku malahan mikir kalau menggaet orang kaya bakalan menguntungkan aku dan tanpa pikir panjang. Aku menggoda atasan aku sendiri dan kami berakhir kayak gini."

"Sampai sejauh mana kalian?" tanya Chris dengan menahan amarah.

Alea semakin menunduk. "Sejauh itu. Aku sama mas Bram bahkan udah tidur bareng," jawab Alea dengan suara yang sangat gemetar. "Kami udah sejauh itu dan benar-benar udah lakuin hal yang benar-benar menyakiti istri mas Bram sendiri."

Tangan Chris melepas bahu Alea dan dia mendengus, lalu tertawa kecil. Chris berdiri dan berkacak pinggang sambil menggeleng karena merasa sangat kecewa mendengar semua berita ini.

"Abang nggak pernah sekecewa ini sama kamu,” ujar Chris sehingga membuat Alea menangis. Ia benar-benar merasa menjadi perempuan kotor dan tidak berguna.

“Abang ... jangan pergi. Nggak ada yang ngerti aku selain abang. Nggak ada sama sekali bahkan kedua orang tua aku sendiri. Aku ngerasa di lindungi pas sama abang doang,” jelas Alea dengan berlinang air mata. “Jadi ... jangan tinggalin aku di sini ya. Jangan pergi ... maafin aku. Aku mohon.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status