Ini bukan tubuhku. Tapi kenapa aku bisa tiba-tiba berada di tubuh wanita ini? Apa yang terjadi? Okay, Carla. Tenang... Jangan panik. Pertama, aku harus memperjelas situasinya terlebih dulu, dengan begitu aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi... Carla mengatur napasnya, berusaha untuk menenangkan diri yang semula panik bukan main.
"Carla!" Cruz menyadarkannya dari lamunan. Wanita itu melirik Cruz dan beradu tatap dengannya lewat cermin. Dari cermin itu, dirinya bisa dengan sangat jelas melihat pria itu berdiri di sampingnya sambil menatapnya. Menyadari hal itu, Carla lantas berbalik ke arahnya.
"Katakan sekali lagi!" ujar Carla, yang seketika membuat Cruz kebingungan dengan kalimatnya. Carla mendekatkan tubuhnya sambil kembali berujar. "Katakan sekali lagi! Panggil namaku."
"Carla, kau benar-benar bersikap aneh. Cepat katakan apa yang sebenarnya sudah dilakukan oleh si berengsek itu padamu? Akan aku berikan dia pelajaran karena sudah membuat tunanganku bersikap aneh begini?!"
Ya..., Namaku memang Carla. Tapi itu artinya, wanita ini memiliki nama yang sama denganku? Bagaimana bisa? Jadi dengan kata lain, aku berada dalam tubuh wanita yang memiliki nama yang sama denganku? pikir Carla. Wanita itu masih cukup kesulitan untuk mengerti posisi dan situasinya sekarang ini. Rasanya masih sangat membingungkan bagi Carla. "Okay, tunggu sebentar. Ini masih terasa tidak masuk akal untukku. Biar aku perjelas dulu situasinya. Panggil namaku sekali lagi, dan tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi..."
"Kau benar-benar membuatku cemas. Sudah jelas-jelas namamu adalah Carla Harper De Ophelia, dan kau adalah tunanganku. Marquis Cruz Odin Spencer!" Cruz menghela napas panjang, dia mulai khawatir dengan sikap Carla yang mendadak berubah aneh. Bahkan sejak tadi, wanita itu seolah tidak bisa mengingat apa-apa. Seolah-olah Carla yang ada di hadapannya bukanlah Carla tunangannya yang dia kenal. "M-marquis kau bilang? Tunggu, dimana ini? Tahun berapa sekarang?"
Carla sungguh terkejut dengan pengakuan dari Cruz barusan. Bagaimana tidak? Di tahun tempatnya hidup, negera yang ditinggalinya sudah tidak lagi menggunakan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan, melainkan sudah beralih ke dalam bentuk republik di tahun jauh-jauh sebelum dirinya lahir. Dan seingat yang dia baca dan pelajari ketika sekolah dulu, sistem kerajaan sudah di tinggalkan karena beberapa hal yang terjadi di masa lalu. Carla mengedarkan pandangannya, berharap bisa menemukan kalender atau semacamnya yang bisa menjelaskan situasinya sekarang. Sayangnya dia tidak bisa menemukan apapun di sana yang bisa menjadi petunjuk. Tidak lama kemudian perhatian Carla tertuju pada pakaian Cruz. Pakaian pria itu, di tambah dengan gaya interior kamar yang mereka tempati sekarang, cukup untuk menjawab semua pertanyaannya bahwa sekarang entah bagaimana caranya, namun dia sungguh telah berpindah ke dimensi lain. Dimensi yang sepertinya sangat jauh di masa lalu, di mana sangat jauh dari tempatnya berasal. Carla terdiam untuk sesaat, pikirannya berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Dia harap dengan menelusuri kembali jejaknya sebelum berpindah, mungkin dia bisa menemukan alasan kenapa dirinya bisa ada di sini. Sayangnya Carla sama sekali tidak bisa mengingat apa-apa. Hal terakhir yang dia ingat hanyalah ketika dirinya berniat pergi bersama sahabatnya, Crystal. Lalu secara mengejutkan, Carla mendadak terbangun di ruangan yang di mana Enrique berusaha melecehkannya. Bagaimana bisa aku ada di sini? Padahal terakhir kali aku sedang bersama Crystal. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Jangan membuatku cemas. Katakan apa yang sebenarnya telah terjadi sampai kau bersikap sangat aneh begini!" Cruz masih berusaha menanyakan apa yang sebenarnya terjadi selama Carla bersama Enrique. Sama seperti sebelumnya, nada bicara lelaki itu nyaris tidak berubah sama sekali. Cruz cenderung bicara dengan nada datar. Ya... walaupun kalimat yang terlontar dari mulutnya begitu lembut. "Aku tidak ingat bagaimana kejadian persisnya. Tapi saat aku sadar, aku tiba-tiba terbangun dengan lelaki tadi di atasku."
"APA?!" Cruz mengepalkan kedua tangannya erat. Amarahnya semakin memuncak mendengar ucapannya barusan. Bagaimana tidak? Cruz paling tidak suka kalau ada seseorang yang dengan berani dan sengaja berusaha merebut sesuatu atau menyentuh miliknya. Hal yang paling tidak bisa dia maafkan atas kejadian ini adalah karena lelaki yang melakukan hal itu adalah Enrique. Pria yang menjadi musuh bebuyutannya. "Jadi, si berengsek itu mencoba untuk menyentuhmu?"
Carla bisa dengan jelas ekspresinya berubah merah padam. Cruz terlihat sangat emosi begitu mendengar ucapannya barusan. Terlebih ketika Cruz melihat kedua tangan lelaki itu terkepal erat, Carla sangat yakin pria itu cemburu. Sepertinya dia sangat marah, lebih baik aku ceritakan semuanya agar dia tidak semakin emosi atau salah paham. Kalau sampai semakin marah hanya karena salah paham, bisa-bisa aku berada dalam masalah. Terlebih kalau aku perhatikan lagi, sepertinya dia dalah tipikal orang yang sangat protektif, dan sangat tidak suka kalau ada yang menyentuh apa yang dia sukai...
"Iya..., Tapi aku berhasil melarikan diri—" Carla baru saja bicara beberapa patah kata, tapi secara tiba-tiba Cruz dengan tanpa permisi menarik gaun yang tengah dia kenakan hingga gaun itu sobek, dan Carla sungguh terkejut dengan apa yang baru saja dia lakukan terhadapnya.
Srakk!
Carla bergerak mundur. Bagian lengan gaunnya sobek cukup besar hingga membuat korset yang dia kenakan terekspos dengan jelas. Carla yang syok spontan menutupi dadanya dengan kedua tangan. Dia melongo menatap Cruz yang kini memegangi sebagian sobekan dari gaunnya. "APA YANG KAU LAKUKAN!" bentak Carla.
"Lepaskan gaun itu sekarang juga!" tukas Cruz penuh penekanan. Lelaki itu sudah mendekat, tampak siap untuk menarik kembali gaunnya. Carla yang sadar akan hal itu spontan bergerak mundur dengan penuh ketakutan. "Apa kau gila? Aku tidak mau. Memangnya apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku tidak suka kau mengenakan gaun itu. Lepaskan gaun itu agar aku bisa membakarnya."
"Tidak! Aku tidak mungkin melakukannya dihadapanmu!"
"Lepaskan sekarang juga!" Cruz semakin menekan kalimatnya. Pria itu kian mendekat sampai-sampai membuat Carla semakin panik. Terlebih dari raut wajahnya, Carla rasa Cruz tidak akan berhenti sebelum benar-benar merobek seluruh gaunnya, dan menelanjanginya secara paksa seperti keinginannya. Tidak ingin hanya tinggal diam dan membiarkan Cruz melakukan semua itu, Carla langsung berbalik dan berlari menjauh dari Cruz. Seperti dugaannya, pria itu tidak menyerah begitu saja. Dia langsung mengejar Carla. Hal itu membuat Cruz kejar-kejaran dengan Carla yang masih berjuang mempertahankan tubuh berbusananya. Kejar-kejaran mereka baru berakhir setelah Carla berusaha keluar, tapi dengan cepatnya Cruz menarik tangannya dan mendorong Carla ke arah pintu yang sempat di tutupnya.
Brakk!
Cruz mengurung tubuh Carla di antara kedua tangan besarnya. Posisi tangan wanita itu kini di tahan di atas kepala oleh Cruz, hal itu membuat Carla tidak bisa berbuat banyak. Terlebih lelaki itu terus memojokkan dirinya, mendorong Carla semakin mendekat ke pintu. Carla berulang kali berusaha memberontak, sialnya semua usahanya selalu berakhir gagal. "Jangan membuatu marah putri Carla Harper De Ophelia! Lepaskan gaun ini sekarang juga!"
Carla semakin panik. Terlebih mata Cruz tampak menyeramkan kalau sedang dalam ekspresi marah seperti ini. Tangan Cruz mulai bergerak mencengkram bagian gaunnya yang semula telah sobek. "Aku tidak suka kau mengenakan gaun jelek ini. Gaun ini sudah di sentuh oleh pria lain, dan aku tidak menyukainya! Jadi lepaskan sekarang juga!"
Cruz hampir menariknya, tapi Carla yang paniknya bukan kepalang seketika berkata," Tu-tunggu! Tunggu! Jangan lakukan itu. Aku mohon. Okay-okay! Akan aku lepaskan. Tapi tolong jangan merobeknya dan jangan memaksaku untuk melepaskannya dihadapanmu!"
***
"Aku akan melepaskannya seperti yang kau ingin kan, tapi kau bisa keluar sebentar, kan? Aku akan menggantinya segera," tuturnya dengan panik. Tubuhnya bahkan sampai gemetar. Sama gemetarnya dengan suara yang keluar dari mulutnya. Perlahan Cruz melunak. Pria itu melepaskan cengkraman tangannya dari Carla lalu bergerak mundur, memberikan ruang untuknya bergerak. "Akan aku panggilkan maid untuk membantumu," katanya. Cruz beranjak dari tempatnya, menarik pintu itu lantas melangkah pergi meninggalkan Carla yang masih berusaha menenangkan diri di dalam kamarnya. Carla termangu, dia kini di buat bingung dengan kalimat yang dituturkan Cruz barusan. "Apa maksud dari perkataannya? Maid?" Carla mengedikan bahu, berusaha menghiarukan kalimatnya. Sekarang yang terpenting baginya adalah pria itu telah meninggalkannya, dan sekarang dia merasa aman. Dengan segera setelah Cruz pergi, Carla menutup pintu dan berjalan menghampiri sofa yang sama yang tadi mereka duduki. Dia duduk terhenyak, berusaha me
Carla menghela napas panjang. Ia membuka lemari pakaian yang ada di dalam kamarnya. Begitu pintu itu terbuka dan dirinya melangkah masuk, Carla bisa melihat ruangan yang di buat khusus untuk pakaiannya. Di dalam sana yang bisa Carla lihat hanyalah gaun, gaun, dan gaun. Tidak ada pakaian lain selain gaun yang super panjang hingga menutupi kakinya. Layaknya gaun yang semula dia kenakan. Selain itu, dia juga melihat sepatu, pakaian dalam dan aksesoris tambahan lainnya. Di etalase khusus yang terbuat dari kaca, Carla melihat ada begitu banyak perhiasan cantik yang belum pernah dilihatnya. Etalase itu terletak di tengah-tengah ruangan. Setelah melihat semua ini, Carla semakin merasa jelas bahwa dirinya memang tinggal di rumah ini bersama Cruz. Jadi... Ini semua adalah pakaian milik gadis pemilik tubuh ini? Carla melangkah secara perlahan dengan mata yang kini terus menatap sekeliling dengan begitu takjub, semua gaun yang dilihatnya terlihat mewah. Ini adalah pertama kalinya Carla melihat
Cruz melangkah masuk ke dalam kamar Carla yang berada dalam keadaan tidak terkunci. Dan di sana dia tidak melihat Carla maupun para maid yang dia perintahkan. Ruangannya kosong, dan menyadari hal itu membuat Cruz kebingungan. Pria itu lantas berjalan sambil terus menatap ke sekeliling. "Kemana dia pergi? Para jug maid tidak ada, apakah dia memutuskan untuk jalan-jalan? Tapi tidak mungkin." Cruz memonolog. Lelaki itu baru saja berbalik hendak melangkah pergi, namun langkahnya langsung terhenti saat kedua telinganya secara tidak sengaja mendengar suara Carla yang bergumam di balik layar tempat berganti pakaian. Cruz yang menyadari hal itu spontan terdiam dan menoleh ke arah dimana siluet Carla terlihat secara samar. Lelaki itu beranjak dari tempatnya, melangkah menghampiri suara yang dia dengar. "Aduh, pakaian ini benar-benar menyiksaku. Kenapa aku harus mengenakan pakaian seperti ini? Ini sungguh berbanding terbalik dengan apa yang aku bayangkan, ternyata gaunnya tidak semudah itu un
"Hmph—!" Carla membelalakkan matanya begitu Cruz tanpa aba-aba mencium dan melumat bibirnya dengan begitu intens. Apa yang dia lakukan? Berengsek! Ternyata dia tidak ada bedanya dengan pria tadi. Carla membatin. Ia menggunakan kedua tangannya untuk mendorong dada bidang Cruz supaya menjauh darinya. Namun sial, tubuh pria itu terlalu kokoh. Bahkan tenaganya tidak terlalu kuat untuk melawannya. Sementara itu, Cruz yang menyadari adanya perlawanan dari Carla lalu mencengkram tangan wanita itu dan secara perlahan mendorong tubuhnya hingga berbenturan dengan tembok. Cruz mengurung tubuh mungilnya di antara kedua tangan kokohnya. Sementara bibirnya terus bergerak, bermain dengan mulut Carla yang mulai kewalahan menghadapi serangannya. Menyingkir dariku! batin Carla. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana, tubuhnya terkurung sementara lelaki itu terus menyerang bibirnya. Brakk! Suara pintu yang di buka mendadak membuyarkan perhatian mereka. Bersamaan dengan terbukanya pintu, Carla bisa
Hélie dan Susan yang menyadari hal itu mendadak bangkit dari posisinya, mereka menghampiri Carla kini sedang memegangi pelipisnya. “Tuan putri, anda baik-baik saja?” tanya mereka yang ikut khawatir dengan kondisinya.“Carla?” Cruz memanggil wanita itu sekali lagi, menatapnya sembari berusaha memastikan keadaannya baik-baik saja. Carla mendongak, beradu tatap dengan mereka yang tampak sangat mencemaskan dirinya. “Aku baik-baik saja, tapi bisakah kalian meninggalkan aku sendiri? Aku butuh waktu untuk merenung.”“Apa?”“Jangan ganggu aku untuk sementara waktu, aku sungguh ingin sendiri dulu.” Carla berusaha mengusir mereka secara halus.“Tapi&hell
“Jelaskan padaku, aku ini orang yang seperti apa,” ucap Carla sambil memperhatikan wajah Susan lewat cermin. Wanita itu terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, “Anda adalah orang yang sangat baik hati, lembut, dan juga ramah. Banyak orang yang menyukai tuan putri, dan banyak orang pula yang ingin dekat dengan anda.”“Sungguh?”Susan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kali ini Carla yang termangu memikirkan kalimat Susan barusan. Kalau sifat dari pemilik tubuh itu memang seperti apa yang dia katakan, maka akan lebih mudah bagiku untuk berpura-pura menjadinya. Namun setelah mengetahui hal ini bukan berarti aku hanya harus diam saja. Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, dan siapa tahu saja kan ada orang yang membenci pemilik tubuh ini, atau b
“Memangnya kapan kita akan menikah?”“Dalam waktu dekat, setelah semua persiapannya selesai, kita akan segera melangsungkan pernikahan. Tapi tunggu, kenapa kau terkejut begitu seolah-olah kau baru tahu mengenai hal ini? Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Apakah kau tidak ingat apa-apa mengenai rencana pernikahan kita?” Cruz semakin merasa aneh dengan wanita yang kini duduk tepat berhadapan dengannya. Wanita itu sungguh bersikap seolah dia baru tahu semuanya.“A-aku baik-baik saja…” balas Carla.Ini gawat. Kalau sampai aku tidak kembali ke tempat asalku sebelum acara pernikahannya di gelar, maka bisa-bisa aku terjebak selamanya di sini. Aku harus mencari cara untuk kembali secepatnya! Kalau begitu hari ini aku harus mencari petu
Ini gawat. Kalau memang tidak ada buku yang bisa menjelaskan mengenai perjalanan waktu, lalu bagaimana aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi denganku? Carla berpikir keras.“Tunggu, kalian bilang di sini ada banyak mengenai buku tentang sihir kan? Kalau begitu cari semua buku yang berhubungan dengan sihir dan kumpulkan di meja. Mungkin saja di salah satu buku itu ada yang menjelaskan mengenai teleportasi atau semacamnya..”“Baik, akan kami lakukan.” Hélie dan Susan menganggukkan kepalanya dan bergegas mencari segala buku yang berhubungan dengan sihir, begitu juga dengan Carla. Wanita itu tidak tinggal diam dan membantu mereka untuk mencari. Mungkin saja kedatangannya ke masa ini juga ada kaitannya dengan sihir, mungkin semacam teleportasi atau se