Share

Bab 5 - Liciknya Saga

Berawal dari kecurigaan Saga pada Sela yang belakangan ini sulit dihubungi. Ralat, dihubungi memang bisa, tapi hubungan mereka tidak seperti biasanya.

Mereka memang tidak sedang bertengkar, saat menelepon pun masih sayang-sayangan. Namun, Saga merasa Sela sedang menjaga jarak bahkan menjauhinya.

Saat Saga menelepon Sela untuk mengajak bertemu, dengan tegas Sela mengatakan tidak bisa lantaran sibuk bekerja. Selalu begitu. Pulang kerja pun Sela berdalih lelah.

Baik, sebelum mereka berpacaran pun sebenarnya Sela sudah bekerja, tapi wanita itu biasanya masih bisa menyempatkan waktu untuk bertemu. Sekarang hampir satu tahun hubungan mereka, Sela benar-benar lebih dari sekadar sibuk sampai-sampai selalu menolak jika diajak menghabiskan waktu bersama. Intensitas pertemuan mereka sudah semakin jarang, terakhir Saga bertemu Sela yaitu sekitar seminggu yang lalu.

Terkadang Saga sengaja mendatangi apartemen Sela untuk sekadar beristirahat atau menunggu pacarnya itu.

Jika Sela pulang kerja Saga masih menunggu, setidaknya hal itu bisa sedikit mengobati kerinduannya karena mereka bisa bertemu.

Hari itu ... Saga curiga kalau Sela hanya pura-pura sibuk, padahal sebenarnya berselingkuh. Saga memutuskan mengikuti Sela yang tampak terburu-buru. Ia penasaran siapa yang hendak wanita itu temui pada jam kerja di sebuah kafe. Klien pria ... atau memang selingkuhan Sela?

Sampai kemudian, Saga menyadari kalau yang Sela temui adalah seorang wanita. Alih-alih pergi karena kecurigaannya tidak terbukti, Saga malah semakin mendekat untuk menguping pembicaraan dua wanita itu. Tentunya ia bertindak dengan sangat hati-hati sehingga keberadaannya tidak diketahui oleh sang pacar.

Ia tidak sempat mendengar siapa nama wanita yang bersama Sela. Namun, ia mendengar kalau wanita itu hendak menumpang di apartemen Sela.

"Lumayan juga," batin Saga saat melihat wajah Gisca yang tidak kalah cantik dari Sela.

Dari gerak-gerik Gisca, saat itu Saga sudah bisa menebak kalau wanita itu merupakan pendatang. Untuk itu, otak omes Saga mulai bereaksi. Ia berencana mendekati Gisca, itung-itung cadangan saat Sela sedang jauh darinya.

Saga berjanji akan membuat teman Sela itu takluk padanya. Selama ini Saga yakin, tidak ada wanita yang sulit diraih olehnya. Tak terkecuali teman Sela itu.

Saga memutuskan pergi duluan ke apartemen Sela. Dalam perjalanan, ia memikirkan skenario terbaik sehingga dirinya bisa bermesraan dengan Gisca.

Tiba di sana, Saga sengaja bersembunyi di balkon kamar. Tentunya ia lebih dulu membuka tirainya. Ia yakin Gisca tidak akan membuka pintu yang menghubungkan kamar dengan balkon. Kalaupun membuka dan Saga ketahuan, pria itu akan menggunakan rencana alternatif, yakni melakukan sedikit paksaan agar Gisca tidak bisa menolaknya.

Namun, Saga tetap berharap Gisca tidak menemukannya. Dengan begitu ia bisa 'bermain cantik' membuat jebakan agar Gisca berhasil masuk perangkapnya.

Hal pertama yang Saga lakukan saat sembunyi adalah mempersiapkan ponsel cadangan. Ya, selama ini Saga memang memiliki dua ponsel. Satu untuk digunakan normal seperti orang-orang, sedangkan satunya lagi ia gunakan demi 'hasrat dan kesenangannya'.

Di balkon, Saga menunggu sampai Gisca tertidur. Beruntung cuaca tidak terlalu terik sehingga ia tetap merasa nyaman bersembunyi cukup lama. Sesekali ia mengintip dari balik jendela kaca. Melihat apa yang sedang Gisca lakukan di kamar.

Jujur, Saga sempat frustrasi saat Gisca tidak kunjung tidur. Padahal ia sudah mengintai cukup lama. Sialnya, ponsel cadangan Saga pun mulai lowbatt. Dan Saga tidak kehabisan akal, ia akan menggunakan ponsel utamanya.

Sampai pada akhirnya hati Saga mulai bersorak bahagia saat melihat Gisca mulai merebahkan diri di atas tempat tidur. Saga akan menunggu lagi sampai wanita itu benar-benar tertidur nyenyak, setelah itu ia akan melancarkan aksinya.

Ketika hampir satu jam Gisca masih pada posisi yang sama yakni berbaring menyamping, juga gerakan napasnya teratur membuat Saga yakin kalau Gisca sudah tidur nyenyak.

Hal itu terbukti saat Saga pelan-pelan membuka pintu yang menghubungkan kamar dengan balkon, tidak membuat Gisca terbangun.

Saga mendekati Gisca, selama beberapa saat ia menatap wajah Gisca yang tertidur nyenyak. Sangat manis sehingga membuatnya bersemangat untuk melakukan tindakan yang lebih jauh.

Sesuai rencananya, Saga meletakkan ponselnya secara horizontal di meja yang posisinya lurus dengan tempat tidur. Kamera pada ponsel tersebut aktif menyalakan rekaman video. Setelah yakin pengambilan angle-nya pas, Saga langsung mengambil posisi di tempat tidur, tepat di kasur kosong samping Gisca. Rupanya posisi wanita itu masih menyamping sehingga membelakangi dirinya.

Saga sengaja merekamnya dalam bentuk video, dengan begitu ia akan mencari posisi yang 'aduhay' lalu menyimpannya dalam tangkapan layar atau screenshot. Ia yakin akan mendapatkan rekaman sesuai keinginannya, yakni dirinya dengan Gisca terlihat sedang bermesraan.

Dengan penuh semangat, Saga melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukannya. Menyentuh, memeluk bahkan sampai mendaratkan lidahnya di leher wanita itu.

Saga benar-benar menikmati apa yang dilakukannya sampai Gisca terperanjat bangun dari tidurnya.

Saat Gisca bangun, tentu Saga akan berpura-pura bodoh dengan mengatakan bahwa dirinya mengira Gisca adalah Sela. Ya, Saga sengaja bermain aman dengan memasang jebakan agar dirinya tidak harus berakhir di kantor polisi karena sudah melakukan pelecehan yang direncanakan.

Dan semua rencana Saga berhasil dengan mulus. Gisca percaya dan otomatis masuk dalam perangkapnya.

Di saat semua rencana dikatakan berhasil, Sela menelepon di saat yang tepat terlebih Saga sudah kembali mengubah mode silent ke mode dering sehingga ponsel yang digunakan merekam otomatis berbunyi. Ah, beruntung videonya tersimpan secara otomatis sehingga Saga tidak khawatir kehilangannya.

Meski ponsel cadangannya lowbatt, Saga senang ponsel utamanya berhasil membantu rencananya.

Setelah itu, Saga mengangkat panggilan Sela dan semenjak saat itu ia baru tahu nama wanita yang sedang dijebaknya. Gisca.

Demi bisa mengetahui nomor ponsel Gisca, Saga bahkan menggunakan otak liciknya untuk menukar dompetnya. Semua semakin mudah karena Gisca benar-benar sudah masuk perangkapnya sekarang.

Saat melakukan rencana senekat yang Saga lakukan, pria itu tidak takut ketahuan oleh Sela. Ia tahu betul pacarnya itu akan pulang malam, makanya Saga bertingkah sangat berani.

Sekarang Saga merasa menang, setelah ini ia akan dengan mudahnya mengendalikan Gisca.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status