Semua murid kelas 11 IPA 1 kini telah meletakkan hasil tugas kelompok mereka yang diberikan oleh Pak Budi di atas meja masing-masing. Berbagai jenis tema yang dituangkan dalam kanvas menghiasi ruang kelas. Pak Budi kemudian menyuruh para murid untuk meletakkan hasil lukisan kelompok masing-masing ke lapangan basket untuk diberikan penilaian. Bukan hanya Pak Budi yang akan menilai, tetapi semua guru seni rupa yang ada di SMA Antariksa Jakarta juga akan ikut menilai karya murid milik kelas tersebut.
Kelas 11 IPA 1 adalah kelas pertama yang telah menyelesaikan tugas melukis dengan media kanvas dari Pak Budi. Untuk kelas lainnya, Pak Budi memberikan kompensasi untuk mengumpulkan tugasnya setelah mereka pulang dari kegiatan study tour. Hal ini karena kelas milik Haris mendapatkan jadwal pelajaran yang lebih awal dibandingkan dengan kelas lainnya. Saat ini para murid sudah meletakkan hasil karya di lapangan yang akan segera dinilai oleh Pak Budi. Lima lukisan terbaik dari setiap kelas akan dipajang di sepanjang koridor sekolah.
Hasil lukisan milik Haris dan teman-temannya tidak terlalu buruk, tetapi tidak terlalu bagus juga. Standar seperti lukisan orang awam kebanyakan. Lukisan mereka pun tidak termasuk ke dalam salah satu dari lima lukisan terbaik di kelasnya. Masih banyak lukisan milik murid lain yang lebih bagus dari lukisan milik mereka berempat. Namun, mereka tetap senang karena bisa menyelesaikan lukisannya dalam tiga hari. Hal ini berkat tangan Hugo yang ternyata cukup terampil untuk memoles kanvas dengan cat minyak.
Bel istirahat berbunyi bertepatan dengan penilaian yang sedang dilakukan oleh Pak Budi. Terdapat beberapa murid dari kelas lain bahkan dari kalangan adik kelas yang ikut menilik lukisan para murid kelas 11 IPA 1. Putra pun melihat kesempatan untuk kabur dari lapangan karena kondisinya yang sedang ramai. Kemudian ia mengajak ketiga temannya menuju ke kantin. Akan tetapi, Haris dan Hugo menolak karena sebentar lagi giliran lukisan mereka yang akan dinilai oleh Pak Budi. Ketika lukisan dinilai, mereka akan ditanyai tentang filosofi dari lukisan yang mereka gambar. Oleh karena itu, harus ada satu atau dua orang yang berjaga di tempat apabila sedang dilakukan penilaian.
Akhirnya Putra hanya mengajak Felix untuk pergi ke kantin. Seperti biasa, perutnya sudah meminta diberi makan mie ayam dan es jeruk. Ia lantas segera memesan mie ayam dan es jeruk ketika sudah sampai di kantin sedangkan Felix mencari tempat duduk yang kosong. Setelah membawa nampan berisi mie ayam dan dua es jeruk, Putra segera duduk di hadapan Felix. Teman Ausie-nya ini sengaja tidak memesan makanan karena ia tidak terlalu lapar.
Ketika sedang asik menyantap mie ayamnya, Putra dikejutkan dengan suara Marsha yang memanggilnya dari jauh, “Putra!” Perempuan itu kemudian berlari kecil menghampiri meja Putra dan Felix diikuti dengan Lia yang ada di belakangnya.
“Haris mana?” tanya Marsha to the point kepada Putra.
“Di lapangan kayaknya. Tadi gue ajakin ke sini dia nggak mau,” jawab Putra sambil mengunyah mie ayam yang masih ada di dalam mulutnya.
“Oh, ya udah kalau gitu gue balik duluan, ya. Yuk, Li.” Marsha kemudian segera pergi menjauhi meja di mana tempat Putra dan Felix sedang duduk. Namun, ternyata Putra menangkap sesuatu yang janggal pada temannya yang ada di depannya ini.
“Lo ngapain senyum-senyum sambil ngelihatin Lia, Lix?” Boom, Felix tertangkap basah oleh Putra ketika diam-diam tersenyum sambil menatap Lia.
“Jangan bilang lo naksir sama si Lia, ya?” ucap Putra dengan rasa curiga.
“Apaan, enggak lah,” elaknya. Hal itu otomatis membuat Putra semakin curiga dengan Felix. Ia kemudian tersenyum jahil ke arah Felix, “Asyik, ke Bali bakal punya gandengan nih.”
Felix hanya diam ketika Putra terus meledeknya perihal ia menatap Lia sambil tersenyum. Ia lalu segera membuka ponselnya untuk sekadar bermain game dan tidak menghiraukan ocehan Putra. Tiba-tiba saja datang Haris dan Hugo yang langsung duduk di bangku kosong. Haris mengambil gelas es jeruk milik Putra dan segera meminumnya.
“Tadi dicariin sama istrinya, Pak,” ucap Putra setelah menyadari bahwa Haris kini sedang meneguk es jeruk miliknya.
“Ngapain?” tanya Haris. Putra kemudian mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
“Udah yuk balik ke kelas, sebentar lagi bel,” ucap Hugo.
Setelah menunggu Putra menghabiskan mie ayamnya, mereka berempat bergegas kembali menuju ke kelas. Sebelum itu Haris dan Hugo memberitahukan kepada Putra dan Felix bahwa mereka mendapat nilai yang cukup baik dari hasil lukisan mereka. Nilai delapan puluh lima bagi empat anak laki-laki yang tidak pernah memegang kanvas dan cat minyak ini sudah sangat memuaskan.
Marsha sudah berada di depan sekolah selama sepuluh menit setelah pulang sekolah. Ia menunggu Haris yang sedang mengambil motornya di parkiran sekolah. Haris sudah berjanji kepada Marsha untuk menemaninya berbelanja makanan di mal untuk study tour lusa. Namun, setelah menunggu selama sepuluh menit batang hidung milik kekasihnya itu belum muncul juga. Marsha kemudian segera menelpon Haris dan ternyata Haris langsung mengangkat panggilannya.
“Di mana? Kok lama banget?”
“Bentar, Sha, aku lagi nemenin Felix ke ruang guru. Kamu tunggu di situ, ya, sebentar lagi aku ke situ,” ucapnya dari seberang sana.
“Yaudah, jangan kelamaan.” Marsha kemudian memutuskan sambungannya dan beralih membuka i*******m untuk menghilangkan rasa bosan.
Beberapa menit kemudian Haris datang dengan Felix yang membonceng di belakangnya. Mereka berhenti tepat di depan Marsha yang sedang bersandar di dinding.
“Thanks, Ris. Gue balik dulu, ya,” ucap Felix kepada Haris dan tanpa sengaja matanya bertemu dengan Marsha yang tidak sengaja menatapnya.
“Iya, lain kali jangan aneh-aneh lagi lo,” ujar Haris. Felix kemudian mengangguk dan beranjak pergi dari sana menuju ke minimarket di seberang sekolah. Ternyata Felix dengan berani membawa mobil ke sekolah dan memarkirkannya di depan minimarket. Pantas saja sepulang sekolah ia langsung dipanggil menghadap guru untuk diberi hukuman.
Marsha lalu segera menaiki motor milik kekasihnya dan Haris segera menancapkan gas menuju ke mal. Haris mulai membuka obrolan ketika mereka sudah sampai di setengah perjalanan. Ia menceritakan kepada Marsha tentang kelakuan Felix akhir-akhir ini di sekolah. Haris tidak merasa takut ketika menceritakan aib temannya kepada sang kekasih. Mulai dari Felix yang suka izin ke toilet padahal sebenarnya ia merokok sampai ke cerita tentang Felix yang sudah dua kali membawa mobil ke sekolah. Kekasihnya itu awalnya sempat mengira jika Felix adalah anak baik-baik tetapi ternyata pandangannya terhadap Felix sangat berbanding terbalik dengan apa yang diceritakan oleh Haris. Marsha tiba-tiba teringat oleh ucapan Lia yang mengatakan kepadanya jika ia tertarik dengan murid pindahan dari Australia ini. Ia harus mulai memberi peringatan kepada sahabatnya bagaimana perilaku asli Felix.
Sesampainya di mal, Haris dan Marsha langsung meluncur menuju supermarket yang terletak di lantai bawah. Haris yang awalnya hanya berniat menemani Marsha membeli jajanan justru malah ikut membeli jajanan juga seperti kekasihnya. Mereka berdua membeli berbagai macam jajanan dan minuman serta makanan ringan untuk perjalanan ke Bali. Setelah beberapa menit memilih jajanan, tidak terasa jika keranjang belanja mereka sudah dipenuhi dengan berbagai macam makanan.
Setelah selesai membayar semua belanjaan, Haris dan Marsha menitipkannya di tempat penitipan barang. Haris kemudian mengajak Marsha menuju ke lantai atas untuk sekadar berkeliling. Lagi-lagi, terdapat store baju yang sedang mengadakan promo buy one get one. Karena tergiur, Haris dan Marsha pun langsung masuk ke dalam store tersebut. Tanpa disangka akhirnya mereka berdua tertarik untuk membeli hoodie couple yang juga termasuk ke dalam salah satu katalog promo. Mereka pun segera membayar hoodie tersebut ke kasir karena takut akan kehabisan. Setelah membayarnya, Haris dan Marsha pun berjanji untuk mengenakan hoodie couple ini ketika mereka berada di Bali besok. Sungguh romantis dua sejoli ini.
Sepuluh bus wisata berukuran besar sudah terparkir rapi di halaman SMA Antariksa Jakarta. Para murid berbondong-bondong untuk masuk ke dalam aula indoor di sekolah. Sebelumnya, mereka berpamitan dengan orangtuanya dan berpelukan untuk melepas rindu nanti ketika mereka berada di Bali. Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi yang artinya satu jam lagi bus akan segera berangkat.Para murid kini sedang berkumpul di aula indoor untuk diberikan pembekalan oleh kepala sekolah dan guru kesiswaan. Kepala sekolah memulai pembekalannya diawali dengan mengucapkan salam kemudian memberikan arahan kepada para murid. Beliau juga tidak lupa untuk memperingatkan kepada para murid agar berhati-hati dalam betindak dan bertingkah laku karena mereka akan mengunjungi daerah milik orang lain. Oleh karena itu, para murid harus menjaga tata karma dan perilaku ketika berada di Bali besok. Kemudian dilanjutkan oleh guru kesiswaan yang juga memberikan arahan kepada para murid ketika samp
Saat ini rombongan bus dari SMA Antariksa Jakarta sudah sampai di rest area yang terletak di dekat laut di pinggir kota Semarang. Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi yang artinya rombongan murid dan guru dipersilakan turun dari bus untuk istirahat dan sarapan. Beberapa murid segera berebut menuju ke toilet yang jumlahnya tidak banyak. Beberapa murid juga menuju ke dalam restoran yang sudah menyediakan sarapan untuk rombongan mereka. Marsha dan Lia mempunyai ide agar mereka tidak perlu berebut toilet dengan yang lain. Mereka berdua segera menuju ke masjid yang terletak di belakang restoran. Dan benar saja, di masjid tersebut tidak terlalu banyak murid yang mengantre di toilet karena beberapa dari mereka akan melaksanakan salat duha.Sesampainya di masjid Marsha dan Lia segera beralih ke toilet yang kosong. Mereka pun masuk dan mulai membersihkan diri setelah itu berwudu untuk melaksanakan salat duha. Setelah selesai salat, Marsha dan Lia beranjak ke restoran yang
Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi dan rombongan dari sepuluh bus kini sudah berjejer di parkiran pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Seluruh murid dipersilakan untuk turun dari bus dan berbaris sesuai kelas untuk segera masuk ke dalam kapal Feri. Para murid nantinya dibagi menjadi dua kapal karena satu kapal Feri hanya memuat seratus lima puluh penumpang sedangkan total rombongan adalah tiga ratus enam puluh orang.Sayangnya, Haris dan Marsha tidak bisa satu kapal karena kelas Marsha lebih dulu memasuki kapal pertama. Mereka hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di pelabuhan Gilimanuk Bali. Ternyata Marsha belum pernah menaiki kapal sebelumnya. Hal itu membuatnya kini merasakan mual akibat mabuk laut. Untungnya Lia sudah siap siaga membawa tas kecil berisi obat-obatan. Ia kemudian memberikan salah satu obat kepada Marsha untuk meredakan rasa mualnya. Setelah itu, perlahan mata Marsha mulai menutup karena pengaruh dari obat.Ia terlelap hingga tid
Hari ini sungguh hari yang cukup melelahkan. Rombongan study tour telah mengunjungi tiga pantai sekaligus. Setelah mengunjungi Pantai Tanah Lot, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Pura Luhur Uluwatu pada siang hari setelah makan siang. Pura Luhur Uluwatu merupakan pura Hindu yang terletak di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut. Pura ini berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali. Rombongan bus membutuhkan waktu selama satu setengah jam dari Tanah Lot untuk sampai di pura ini. Setelah selesai mengunjungi Pura Luhur Uluwatu, rombongan study tour kembali melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta yang hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di sana.Rombongan telah sampai di Pantai Kuta pada sore hari. Para guru pun membebaskan murid untuk bermain dan bersantai di Pantai Kuta. Mereka memberikan waktu sampai jam tujuh malam untuk berada di pantai ini dan setelah itu melanjutkan p
“Kalian berdua ngapain?” Itu adalah suara Haris. Ia kini sedang berdiri di depan mereka dan menatap kedua insan yang awalnya sedang mengobrol hingga akhirnya kini mematung dan terdiam.“Marsha, aku tanya kamu sama Felix lagi ngapain?” tanya laki-laki itu sekali lagi yang saat ini sedang menatap Marsha tajam.“Ris, gue bisa jelasin,” timpal Felix yang sedari tadi hanya diam mematung. Haris yang awalnya sedang menatap Marsha kini beralih menatap Felix. “Perasaan tadi lo bilang mau nyusulin gue sama Putra. Gue juga minta tolong ajakin Hugo buat ikut. Kenapa lo malah bawa cewek gue, Lix?”Marsha lantas menundukkan kepalanya setelah mendengar suara Haris yang dingin. Marsha tahu saat ini Haris sedang marah sehingga ia tidak berani menjawab ucapan Haris bahkan menatapnya saja pun tidak berani. Felix mencoba untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kepada temannya tetapi Haris sudah terlanjur marah. Ia pun segera menarik tang
Senyum cerah mewarnai wajah Marsha. Wajah cantiknya kini sudah berseri tidak seperti saat pagi hari tadi. Hal ini disebabkan oleh hubungannya dengan Haris yang telah membaik. Bahkan ketika berada di Pura Ulun Danu mereka berdua menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Ketiga teman mereka termasuk Lia, Putra, dan Hugo merasa lega apabila Haris dan Marsha sudah tidak bertikai seperti tadi malam. Akan tetapi, Felix belum menampakkan diri sejak di Kebun Raya Bedugul. Ia langsung memisahkan diri saat bus baru saja berhenti di parkiran. Felix kembali muncul jika bus akan segera berangkat menuju destinasi selanjutnya.Tujuan wisata selanjutnya adalah Garuda Wisnu Kencana Cultural Park yang berlokasi di Desa Ungasan, Kabupaten Badung Bali. Landmark ini berdiri dengan megah dan merupakan maskot Bali, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana yang menggambarkan sosok Dewa Wisnu menunggangi Garuda. Patung ini mulai dibangun pada tahun 1997 oleh seniman I Nyoman Nuarta dengan t
Hari ini adalah hari terakhir kegiatan study tour. Para murid sudah dimintai oleh para guru untuk segera mengemas barang bawaan mereka setelah itu membawanya turun ke lobby dan mengembalikan kartu kamar hotel ke resepsionis. Setelah mereka selesai dengan barang bawaan dan perlengkapan lainnya, para guru lalu mempersilakan murid untuk sarapan sebelum berangkat menuju destinasi terakhir yaitu Bali Zoo dan diakhiri dengan mengunjungi pusat oleh-oleh Bali.Kebun binatang ini berlokasi di Jalan Raya Singapadu, Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Objek wisata ini menawarkan pengunjung untuk bisa berinteraksi langsung dan lebih dekat dengan satwa. Di Bali Zoo, jalur yang digunakan pengunjung untuk berjalan-jalan tertata dengan baik sehingga memudahkan pengunjung agar bisa menyaksikan aneka satwa tanpa khawatir akan tersesat. Selain itu, Bali Zoo juga dilengkapi dengan fasilitas lain, yaitu wahana air. Satwa di sini sangat bersih dan terawat
Dua hari setelah kegiatan study tour usai, para murid kelas 11 sudah mulai berangkat ke sekolah. Beberapa dari mereka kini sedang sibuk mengurus tugas seni rupa dari Pak Budi yang sudah menunggu di hadapan mereka. Seperti kelas IPA 3 atau kelas milik Marsha, hari Selasa ini kelas mereka mendapatkan jatah untuk mengumpulkan tugas dari Pak Budi. Semua murid sudah meletakkan hasil karya masing-masing di lapangan untuk segera dinilai oleh Pak Budi. Kelompok milik Marsha, Lia, Alina, dan Nadia mendapatkan nilai tertinggi di kelas sehingga lukisan mereka akan dipajang di dinding koridor sekolah. Semua itu berkat tangan jenius Marsha yang sangat lihai ketika memoleskan cat minyak di atas kanvas.Usai penilaian dari Pak Budi berakhir, kelompok dengan lima lukisan terbaik di kelasnya diperintahkan untuk meletakkan lukisan mereka di koridor kelas 11. Marsha, Lia, Alina, dan Nadia serta murid lainnya yang mendapatkan nilai terbaik segera menuju ke koridor kelas 11 tepatnya di d