Hari ini adalah hari terakhir kegiatan study tour. Para murid sudah dimintai oleh para guru untuk segera mengemas barang bawaan mereka setelah itu membawanya turun ke lobby dan mengembalikan kartu kamar hotel ke resepsionis. Setelah mereka selesai dengan barang bawaan dan perlengkapan lainnya, para guru lalu mempersilakan murid untuk sarapan sebelum berangkat menuju destinasi terakhir yaitu Bali Zoo dan diakhiri dengan mengunjungi pusat oleh-oleh Bali.
Kebun binatang ini berlokasi di Jalan Raya Singapadu, Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Objek wisata ini menawarkan pengunjung untuk bisa berinteraksi langsung dan lebih dekat dengan satwa. Di Bali Zoo, jalur yang digunakan pengunjung untuk berjalan-jalan tertata dengan baik sehingga memudahkan pengunjung agar bisa menyaksikan aneka satwa tanpa khawatir akan tersesat. Selain itu, Bali Zoo juga dilengkapi dengan fasilitas lain, yaitu wahana air. Satwa di sini sangat bersih dan terawat
Dua hari setelah kegiatan study tour usai, para murid kelas 11 sudah mulai berangkat ke sekolah. Beberapa dari mereka kini sedang sibuk mengurus tugas seni rupa dari Pak Budi yang sudah menunggu di hadapan mereka. Seperti kelas IPA 3 atau kelas milik Marsha, hari Selasa ini kelas mereka mendapatkan jatah untuk mengumpulkan tugas dari Pak Budi. Semua murid sudah meletakkan hasil karya masing-masing di lapangan untuk segera dinilai oleh Pak Budi. Kelompok milik Marsha, Lia, Alina, dan Nadia mendapatkan nilai tertinggi di kelas sehingga lukisan mereka akan dipajang di dinding koridor sekolah. Semua itu berkat tangan jenius Marsha yang sangat lihai ketika memoleskan cat minyak di atas kanvas.Usai penilaian dari Pak Budi berakhir, kelompok dengan lima lukisan terbaik di kelasnya diperintahkan untuk meletakkan lukisan mereka di koridor kelas 11. Marsha, Lia, Alina, dan Nadia serta murid lainnya yang mendapatkan nilai terbaik segera menuju ke koridor kelas 11 tepatnya di d
Di hari yang sama, Felix kini sedang mengendarai motornya bersama dengan Lia yang membonceng di belakang. Selepas pulang sekolah, mereka berdua memiliki janji untuk pergi ke salah satu toko buku di mal yang ada di Jakarta. Sebenarnya itu adalah ajakan Lia, karena ia ingin membeli buku untuk persiapan ujian perguruan tinggi. Felix pun mengiyakan ajakan perempuan itu padahal sejujurnya ia belum memikirkan sama sekali tentang ujian perguruan tinggi yang akan datang.Mereka berdua kini sedang melihat-lihat buku yang ada di rak, lebih tepatnya Lia sedang menilik beberapa buku yang akan dibelinya. Felix hanya mengikuti perempuan itu di belakang dan sesekali membaca sampul buku yang menurutnya menarik. Jujur saja, Felix sangat tertarik dengan sesuatu yang berbau dengan sejarah, baik sejarah Indonesia maupun sejarah dunia. Meskipun kini ia berada di jurusan yang berbau alam, tetapi jiwa sosialnya tetap tinggi. Laki-laki itu kini sedang fokus membaca salah satu buku sejarah yang segel
Tiga hari telah berlalu sejak kegiatan yang dilakukan oleh Felix dan Lia sepulang sekolah tempo hari. Kini mereka menjadi lebih akrab dari pada sebelumnya. Bahkan Felix sudah mulai menjemput Lia pada pagi hari untuk berangkat sekolah bersama. Hubungan mereka pun juga diketahui oleh Marsha dan tentu saja teman-teman Felix, yaitu Haris, Putra, dan Hugo. Mereka sudah tidak heran lagi jika melihat kedua insan tersebut selalu bersama saat jam istirahat di kantin. Sama seperti hari ini, Lia sudah bersiap untuk menuju ke parkiran sekolah setelah bel pulang berbunyi dan segera menghampiri Felix yang sudah menunggunya. Marsha pun ikut bergegas bersama Lia menuju ke parkiran karena kekasihnya, Haris, juga sudah menunggu.Ketika Marsha dan Lia sudah sampai di parkiran, mereka melihat Haris dan Felix sedang berbincang dengan kedua temannya, Putra dan Hugo, yang juga berada di parkiran. Kedua perempuan itu lantas menghampiri keempat laki-laki yang sedang berbincang. Putra dan Hugo pun men
Hari minggu adalah hari santai bagi semua orang, termasuk Marsha. Akan tetapi, sepertinya kali ini dewi keberuntungan tidak berpihak kepada perempuan itu. Bagaimana tidak, ketika ia sedang asyik berpetualang di dalam mimpinya, terdengar suara bising motor dari sebelah rumahnya. Hal itu membuat Marsha terganggu dan segera bangun dari tidurnya. Ia kemudian turun ke lantai bawah dan menemui sang ibu yang sedang memasak sarapan di dapur. Marsha mengambil sepotong tempe goreng yang baru saja digoreng oleh ibunya. Ia lalu duduk di meja makan dan memperhatikan sang ibu yang sedang menumis sayuran.“Tetangga siapa sih, Ma? Berisik banget pagi-pagi,” ucap Marsha.Sang ibu, Indah, beralih menatap anak semata wayangnya dan berkata, “Nggak tau Mama, kayaknya tetangga baru deh. Coba kamu tengokin, Ca.” For your information, ketika di rumah Marsha biasa dipanggil Caca oleh ayah dan ibunya.“Nggak mau, Ma. Pasti dia anak nakal yang hobiny
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh tetapi Haris belum juga berangkat menuju ke sekolah sedangkan hari ini adalah jadwalnya upacara. Saat ini ia sedang berada di depan minimarket yang cukup jauh dari sekolahnya. Haris sedang menunggu seseorang. Namun, sejak tadi orang tersebut belum datang juga. Padahal mereka sudah berjanji untuk berada di depan minimarket pukul enam pagi. Akan tetapi, Haris belum melihat batang hidung orang tersebut sejak tadi. Ia pun sudah menunggu selama tiga puluh menit lamanya. Akhirnya Haris memutuskan untuk pergi meninggalkan minimarket karena ia takut jika terlambat upacara dan akan dihukum. Ketika sedang menyalakan motornya, tiba-tiba orang yang ditunggu oleh Haris datang. Orang tersebut tampak seperti habis berlari karena banyak keringat bercucuran di dahinya.“Maaf gue datengnya telat,” ucap orang tersebut.“Buruan nanti telat ikut upacara,” ucap Haris singkat. Laki-laki itu lantas m
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Marsha menyusul Haris ke parkiran untuk pulang bersama. Marsha baru saja mendapatkan kabar bahwa kedua orangtuanya akan menginap selama satu hari di rumah saudara mereka. Hal itu membuat Marsha sebagai anak tunggal merasa sedikit takut untuk berada di rumah sendirian. Oleh karena itu, Marsha meminta kekasihnya untuk menemani di rumah meskipun tidak sampai menginap. Perempuan itu juga sudah meminta izin kepada orangtuanya jika kekasihnya akan mampir ke rumah untuk menemaninya sampai malam.“Kita beli makanan dulu, soalnya di rumahku nggak ada makanan,” jawab Marsha.“Mau beli makan apa?” tanya Haris.“Hmm, ayam geprek mau nggak?” tanya Marsha. Haris lantas menyetujui dan menyuruh kekasihnya untuk naik ke atas motor. Setelah itu, mereka berdua segera pergi menuju ke rumah makan yang menjual ayam geprek. Mereka berdua tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah makan yang menjual a
Haris dan Karina saat ini sedang duduk berhadapan di sebuah kafe. Karina meminta kepada Haris untuk menemuinya setelah kemarin laki-laki tersebut lupa untuk bertemu dengannya. Haris pun tidak mempunyai pilihan lagi dan terpaksa menuruti perintah Karina karena perempuan itu mengancam akan memberitahu hubungan mereka kepada Marsha jika Haris tidak mau bertemu dengannya. “Mau ngomong apa buruan,” tukas Haris. Ia sudah sangat malas jika mendengar Karina mengoceh tidak jelas. “Emangnya gue mau ngomong apa? Gue cuma mau kita ketemuan aja,” timpal Karina. “Ck, kemarin lo bilang ada sesuatu yang penting,” decak Haris. Karina tampak berpikir sejenak lalu berkata, “Oh itu. Nggak ada apa-apa. Kemarin gue cuma mau lo nemenin gue di rumah.” Haris kini benar-benar sudah muak dengan perempuan yang ada di depannya. Tangannya sudah mengepal di atas meja tetapi ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Karina yang melihat hal tersebut lantas tersenyum miring. Per
“Gila!? Lo serius?” tanya Putra. Haris hanya mengangguk lemas.Laki-laki itu sudah menceritakan semua masalahnya dengan Karina kepada Putra, Hugo, bahkan Felix. Haris sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan mantan kekasihnya yang sangat obsesif dengannya. Ia membutuhkan saran dan solusi untuk segera menyelesaikan masalah tersebut dengan meminta tolong kepada teman-temannya. Teman-temannya pun kaget mendengar cerita dari Haris, apalagi Putra dan Hugo. Mereka pikir hubungannya dengan Karina berakhir ketika selesai berfoto bersama di pantai Bali. Nyatanya, masalah mereka masih berlanjut sampai sekarang.“Marsha tau?” tanya Hugo. Haris pun menggeleng dengan cepat. Ia lalu berkata, “Dia nggak tau. Tapi yang bikin parah itu tetangga barunya tau.”“Tetangga baru?” tanya Hugo.“Marsha punya tetangga laki-laki yang baru aja pindah minggu lalu. Dia sekarang mahasiswa semester satu, yang bikin parah lagi ter