Share

Pilihan

NARASI IRIS

Senin, 25 Agustus 1980/14 Tahun

Kelas berikutnya seharusnya akan segera dimulai, tapi aku masih belum melihat batang hidung si pengajar. Jadi aku putuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Di sini, di lantai dua, ada lima kamar—dua di antaranya difungsikan sebagai ruang kelasku, yang dipisahkan oleh sebuah ruang besar dengan langit-langit tinggi. Ruang besar itu memiliki beberapa sofa nyaman yang menghadap ke jendela-jendela besar.

Aku berjalan melewati ruang kosong di samping ruang kelas piano yang baru saja kutinggalkan menuju ruang besar itu—yang biasanya digunakan untuk berkumpul. Di luar jendela itu aku bisa melihat sebuah danau yang bersih airnya di antara pepohonan. Terkadang, aku masih pensaran jika jendela ini sebenarnya adalah sebuah lukisan pemandangan yang sangat besar. Mungkin karena itu juga Ayah sering duduk di sofa ini dan melihat ke luar jendela untuk menenangkan pikirannya—atau hanya untuk sekadar membaca buku, meski dia sebenarnya memiliki ruang baca pri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status