Share

Pertemuan yang Ditakdirkan

NARASI IRIS

April 1974/8 Tahun

Pagi itu aku sedang berjalan-jalan di pasar minggu untuk pertama kalinya. Aku nggak pernah menyukai ide untuk pergi ke sana. Tapi paman memaksaku untuk keluar kamar dan menikmati udara segar di desa. Ayah sedang melakukan pekerjaan di luar kota. Sedangkan Ibu sedang nggak sehat. Freesia sendiri nggak mungkin membantuku melawan paman. Jadi, dengan berat hati, aku menuruti perkataan paman.

“Untuk apa kau membawa buku?” tanya paman selama di perjalanan menuju desa sebelah.

“Aku nggak mau kehilangan nuansa rumah. Jadi aku membawanya,” jawabku sambil cemberut.

“Apa lagi yang kau bicarakan. Aku benar-benar nggak ngerti,” keluh paman dengan wajah yang terlihat lelah meladeniku bicara.

“Apakah masih lama?” tanyaku pada paman. “Aku ingin pulang.”

“Astaga, Iris. Kita baru saja berangkat. Saat ini..” Paman membuka tirai yang terpasang di jendela mobil. “Kita masih harus mengitari bukit untuk bisa sampai di sana.”

“Ha?! Bukankah itu sangat jauh? Kenapa juga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status