Share

Bab 21 : Kabar Baik

Mood yang berantakan membuatku jadi lapar lagi. Akhirnya kuputuskan mampir di warung bubur ayam di sebeeang jalan depan Rumah Sakit.

"Aah!" teriakkan seseorang meganggu konsentrasi saat sedang menikmati bubur ayam.

Seorang wanita yang lagi-lagi tidak asing sedang meringis kesakitan memegangi tangannya yang tersiram bubur oleh pelanggan lain.

"Oh, maaf Mbak, saya tidak sengaja,"

"Pelan-pelan dong, Mas." Tika mengomel pada pelangggan itu.

Aku terSmsenyum sinis. Meraih tisu dan berjalan mendekatinya

"Apa itu, sakit?" kuberikan tisu sambil menatapnya.

Tika tak menjawab.

"Kau dengar, tapi pura-pura tak mendengar. Sepertinya berpura-pura sudah jadi kebiasaanmu," ucapku lagi.

"Kamu ngomong apa, sih!" Dia mulai terpancing.

"Berhenti berpura-pura peduli pada madumu, aku tahu kau pasti senang melihatnya seperti sekarang ini," Aku terkekeh.

"Diamlah, Yud. Sudah kubilang kamu nggak tahu apa-apa, jadi berhenti menuduhku! Napasnya mulai tersengal, mungkin ucapanku melukainya. Aku tak peduli.

"K
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status