Share

Ketemu Nenek

“Eyang………..”

Kupeluk wanita yang sudah sepuh dengan rambut memutih itu. Wanita dengan paras ayu, tubuh yang tegap meskipun terlihat sedikit lemah. Tongkat kayu di tangan kanannya tetap terjaga menopang berdiri tubuhnya. Parasnya tetap bersih dan cantik meskipun keriput itu tetap bertambah setiap tahunnya.

“A-ta? Apa kabar nak?”

Aku hanya mengangguk. Mulutku kelu. Sebab mataku sudah basah. Make-up ku mungkin tak terlalu berantakan, tapi rambutku?

Kupeluk erat eyang putriku. Rasanya aku bahagia sekali. Bisa memeluk tubuhnya. Sejak menikah, aku tak lagi bertemu. Khawatir pasti ,padahal suamiku sudah menggaransi kesehatan juga menjamin kehidupan eyangku akan baik-baik saja. Dan aku cukup lega. Bisa memeluk wanita yang sangat kusayangi ini. Suamiku sudah membuktikan omongannya.

“Ayo masuk Gav.” Pinta Eyangku.

Ia berjalan di belakang kami. Kupapah Eyangku, kami berjalan pelan sampai ke teras Joglo. Aku merindukan rumah ini. Rumah yang sejak aku membuka mata, kutinggal dengan beberapa pelay
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status