Kepala Siddarth penuh dengan darah serta tangannya keluar dari jendela mobilnya.
***
Laura berdansa bersama Romeo di restoran itu, sedangkan Maira menangis menyaksikan kebahagiaan Romeo pada malam itu.
"Aku harus berani menyatakan cintaku pada Laura malam ini, aku tidak mau kehilangan Laura untuk yang kedua kalinya, aku tidak mau cintaku di dahului lagi seperti Cruz yang lebih dulu menyatakan perasaannya pada Laura!" ucap Romeo dalam hatinya sambil menatap Laura yang sedang berdansa dengannya.
Romeo kemudian berhenti berdansa, lalu dia naik ke atas panggung untuk menyanyikan sebuah lagu spesial untuk Laura.
"Malam ini, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang sangat spesial dalam hidup saya dan dia juga sudah mempersiapkan kejutan ulangtahun untuk saya pada malam ini dan orang itu, adalah Laura, wanita cantik yang sedang berdiri didepan saya ini!" ucap Romeo tersenyum sembari menunjuk Laura.
Betapa hancurnya hati Maira mendengar ucapan Romeo itu, serta betapa kagetnya Laura mendengar ucapan Romeo tersebut dan betapa terkejutnya Dev beserta Tiara mendengar ucapan Romeo itu.
Romeo mulai menyanyikan lagu Sayang yang dipopulerkan oleh pasto.
Lagu yang dinyanyikan oleh Romeo sangat cocok mewakili perasaan Maira dan Sesuai dengan keadaan Siddarth yang sedang kritis di rumah sakit.
"Nggak, aku harus kuat, aku harus kuat demi kebahagiaan Romeo orang yang sangat aku cintai!" ucap Maira yang berusaha tersenyum.
***
Dokter pun keluar dari ruangan ugd untuk memberitahukan kabar soal Siddarth pada Fera dan Adjie.
Dokter mengatakan jika Siddarth harus segera melakukan operasi pada otaknya, sebab ada pembengkakan di otaknya akibat benturan yang sangat kuat tadi.
Di saat dokter mengatakan hal tersebut datanglah Arif abangnya Siddarth.
Dengan penuh emosi, Arif langsung mendorong Fera, sebab ini semua terjadi karena Fera yang tidak merestui hubungan Siddarth dengan Laura sehingga membuat Siddarth pergi dari rumah dan kecelakaan.
"Cukup! Anda tidak usah membela diri! Saya sudah tahu semuanya!" ucap Arif penuh emosi pada Fera
Arif kemudian mendekati papanya sambil membawa papanya ke kaca ruang ugd untuk memperlihatkan kondisi adiknya karena ulah istrinya yang sangat dia cintai itu.
"Arif cukup! Jaga bicara kamu ya, dia itu, ibu kamu!" bentak Adjie pada Arif.
"Tidak! Dia bukan ibuku, dan dia tidak akan pernah jadi ibuku, jika papa tidak mau menikahkan Siddarth dengan Laura, biar aku saja yang menikahkan mereka!" bentak balik Arif pada papanya.
Fera kemudian membawa Adjie pergi dari situ, agar tidak terjadi keributan lagi.
***
Setelah selesai bernyanyi, Romeo kemudian menyatakan perasaannya pada Laura, Saat Laura akan menjawab pertanyaan Romeo, tiba-tiba saja Arif menelponnya untuk memberitahukan kabar mengenai Siddarth yang sedang kritis.
Mendengar kabar itu, Laura langsung menangis dan menjatuhkan hp yang sedang dia pegang ke lantai.
Tanpa berbicara sepatah kata pun, dia langsung berlari keluar restoran, Romeo, Maira, Dev dan Tiara bingung kenapa Laura tiba-tiba saja pergi dari restoran itu dalam keadaan menangis, setelah menjawab telepon.
Romeo mengambil hp Laura, Romeo melihat di layar Laura bahwasanya Dia pergi mendadak karena mendapatkan telepon dari Arif abangnya Siddarth.
"Jadi, kamu benar-benar sudah jatuh cinta pada Siddarth ya, ra!" ucap Romeo dengan meneteskan air mata sehingga membasahi pipinya.
Tiara dan Dev juga berlari keluar restoran untuk menyusul Laura, sedangkan Maira berlari menghampiri Romeo yang sedang menangis dan terduduk di lantai restoran.
"Meo, sudahlah kamu jangan menangis, kamu harus bahagia, inikan, hari ulangtahunmu!" bujuk Maira tersenyum sembari membantu Romeo berdiri.
Tanpa kesadaran, Romeo langsung mendorong Maira yang akan menolongnya hingga membuat Maira terjatuh ke lantai.
"Oh, aku tahu, aku pastikan yang sudah memaksa Laura untuk menemaniku malam ini dan kamu juga yang sudah mempersiapkan semua ini, kamu juga yang menyuruh Laura untuk mengakui bahwa ini semua Laura yang melakukan, sedangkan kamu juga tahu kalau ternyata Laura mencintai Siddarth, jahat kamu Maira. Kamu sudah membuatku terluka di hari ulangtahunku, terimakasih atas kado spesialnya!" ucap Romeo menangis lalu pergi meninggalkan Maira yang juga sedang menangis.
"Meo, hmmm, maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membuatmu terluka!" tangis Maira terisak sambil terduduk dilantai
***
Hujan turun dengan lebatnya pada malam itu, tetapi itu semua tidak membuat Laura takut ataupun mengurungkan niatnya untuk melihat kondisi Siddarth.
Laura terpaksa harus berjalan kaki ke rumah sakit, sebab dia tidak punya uang untuk naik taxi maupun ojek.
"Sidd, kamu harus bertahan ya, demi aku, demi cinta kita!" pinta Laura sambil berlari di tengah derasnya hujan malam itu.
Terlihat di belakang Laura mobil Dev terhenti karena mobilnya bocor.
Tiara sangat kesal karena mobil Dev bocor di saat yang sangat penting dan Tiara tidak bisa mengikuti Laura sebab hari sedang hujan lebat.
Laura hampir saja di tabrak mobil saat akan menyebrang jalan ke arah rumah sakit.
***
Laura langsung berlari masuk rumah sakit dan mencari ruang ugd untuk melihat kondisi Siddarth.
Akhirnya Laura melihat Arif sedang menangis di depan ruang ugd, Laura langsung menangis melihat Siddarth terbaring lemah di ruang ugd.
"Bang, kenapa Siddarth bisa seperti ini?" tanya Laura menangis pada Arif.
"Dia seperti ini, karena dia kesal pada Tante Fera yang melarang hubungan kalian sehingga membuatnya marah dan pergi dari rumah, tapi sayangnya dia kecelakaan saat akan pergi ke rumah kamu," jawab Arif pada Laura.
Tubuh Laura seakan mati rasa setelah mendengar ucapan Arif, Laura tidak kuat menahan dirinya yang sangat letih sehingga dia langsung terduduk dilantai lantai tepatnya di depan ruang ugd.
"Siddarth, kamu harus bertahan, kamu harus bertahan, aku sangat mencintaimu, aku tidak mau kehilangan kamu, kamu adalah hidupku jadi bagaimana aku bisa hidup kalau kamu tidak ada di sisiku!" tangis Laura terisak.
***
Siddarth merasa heran, kenapa dia berada di sebuah tempat yang sangat indah, tempat ya di penuhi cahaya dan di penuhi banyak bunga serta di hiasi oleh Air mancur.
Dengan mengenakan baju serba putih, Siddarth berjalan ke sebuah jenjang emas yang mengarah ke langit.
"Waw, kenapa ada jenjang yang mengarah ke langit ya? Apa itu, adalah tempat kebahagiaanku ya?" tanya Siddarth heran.
Siddarth sudah melangkahkan kakinya ke jenjang yang pertama, saat dia akan melangkah ke jenjang kedua, tiba-tiba saja dia mendengar suara Laura yang memanggil namanya.
Siddarth pun berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang untuk melihat Laura.
"Laura, kamu juga ada di sini? Apa kamu juga mau ikut bersamku ke tempat bahagia yang ada di atas langit itu?" tanya Siddarth tersenyum pada Laura.
"Tidak Sidd, tempat bahagia bahagia kamu bukan di sana, tapi di sini, di sini bersamaku!" jawab Laura tersenyum.
Tak lama kemudian datanglah Cruz yang langsung memegang tangan Laura.
Siddarth marah melihat Cruz memegang tangan Laura, gadis yang sangat dia cintai, sehingga membuat Siddarth berlari ke arah Laura dan Cruz.
***
Laura dan Arif berteriak histeris saking paniknya melihat Siddarth yang kejang-kejang.
Tak lama kemudian dokter pun datang lalu masuk ruang ugd untuk memeriksa kondisi Siddarth.
Dokter pun keluar dari ruangan ugd membawa kabar duka, bahwa Siddarth tidak bisa di selamatkan lagi meskipun dia sudah melakukan operasi.
Arif langsung terduduk ke lantai mendengar ucapan dokter, sedangkan Laura menangis sambil berlari ke ruang ugd.
Laura menangis sejadi-jadinya melihat mayat Siddarth, Laura memeluk Siddarth dengan sangat erat
"Siddarth, Sidd, kenapa kamu begitu cepat meninggalkanku, bukankah masih banyak hal yang akan di lakukan bersama, kenapa Sidd, kenapa kamu begitu cepat meninggalkanku, baru saja aku merasakan kebahagiaan itu!" tangis Laura terisak sambil memeluk mayat Siddarth.
"BERSAMBUNG"
Dokter menyuruh Laura untuk melepaskan pelukannya dari Siddarth, Dokter ingin membawa mayat Siddarth keruang jenazah."Siddarth, Siddarth.." tangis Laura terisak dengan terduduk dilantai.Ternyata Laura hanya sedang bermimpi, Laura sampai menangis saking dia takut jika mimpinya menjadi nyata.Laura berjalan ke arah ruangan Siddarth sambil menangis dan mengatakan jika dia tidak mau kehilangan Siddarth."Sidd, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu, jadi aku mohon, kamu jangan pergi tinggalkan aku" tangis Laura sambil memandang Siddarth yang masih belum sadar dari jendela.***Paginya, Arif memukul meja makan di saat Fera dan Adjie sedang sarapan pagi bersama."Ada apa ini? Kenapa kamu pagi-pagi gini sudah datang ke rumah papa? Apa kamu ada kabar soal Siddarth?" tanya Adjie yang sedang memenangkan Arif yang em
Laura merasa sangat bahagia bisa sedekat ini dengan Siddarth, meskipun Siddarth belum ingat apapun tentangnya.Terdengarlah suara orang sedang membuka pintu ruangan Siddarth, alangkah kagetnya Laura melihat Cruz begitupun sebaliknya Cruz kaget melihat Laura.Tubuh cruz langsung bergemetar melihat Laura sedang bersama abang tirinya yaitu, Siddarth."Bang Sidd, kenapa kamu bisa bersama Laura? Apa Laura ini kekasih Abang, seperti yang mama jelaskan padaku, jika kamu kecelakaan karena mama dan papa melarang kamu untuk menikah dengannya?" tanya Cruz dengan matanya sudah memerah ingin menangis."Jadi, benar jika kamu adalah kekasihku? Seperti yang dia katakan padaku?" tanya Siddarth pada Laura.Laura hanya terdiam sambil menatap Cruz dan berpikir, jika selama ini, orang yang dia cintai dan orang yang sudah menghapus tangisan dalam hidupnya adalah Abang tiri dari orang yang sudah menyakiti perasaannya serta membuat tang
Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif."Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara.***Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melapaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya.Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.
"Apa Laura tidak marah pada Siddarth setelah tahu semua kebenarannya? hmm, kenapa dulu aku begitu bodoh hingga aku tidak sadar telah menyia-nyiakan gadis yang sangat aku cintai hanya karena hasutan Siddarth!" ucap Cruz dengan air mata yang jatuh dari matanya.Cruz menghela nafasnya agar dia kuat menyaksikan kebersamaan Laura dengan Siddarth abang tirinya.Fera langsung menyuruh Cruz duduk bersama mereka untuk ikut serta dalam acara pernikahan Siddarth dan Laura."Maaf Ma, Cruz tidak bisa sebab Cruz harus pergi keluar sebentar karena Cruz sudah di tunggu oleh teman-teman Cruz!" jawab Cruz berusaha tersenyum lalu pergi dari rumah."Apa Cruz masih cinta padaku? Hingga membuatnya tidak mau duduk di sini untuk membahas pernikahan aku dan Siddarth, Duh, kenapa aku bisa berpikir seperti itu, huft Laura kamu harus sadar, kamu sekarang mencintai Siddarth dan akan selamanya mencintainya!" ucap Laura dala
Cukup lama Cruz memikirkan jalan terbaik yang harus dia ambil untuk hidupnya agar dirinya tak terjebak pada masa lalu dengan Laura gadis yang masih sangat dia cintai sampai saat ini, namun sebentar lagi dia juga akan menjadi adik ipar Laura.Kaki cruz melangkah ke balkon untuk melihat ke langit yang sangat hitam tanpa ada bintang dan bulan yang menyinari, sama halnya seperti Cruz yang tidak di sinari oleh Laura dan Cinta."Jika dengan mengikhlaskan kamu bisa membuat kamu bahagia dan membuatku lupa padamu, maka aku akan melakukan itu, tetapi apa aku sanggup harus melihat kalian bermesraan di depan mataku setiap hari!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya.***Terdengarlah suara keramain dari rumah Arif yang memang pada saat itu, sedang di adakan pesta ulangtahun sekaligus Siddarth ingin melamar Laura secara langsung di depan semua orang.Tubuh mungil Laura terlihat sangat c
Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut."gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.***Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya."Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah
Setelah cukup lama saling tatapan akhirnya Dokter Orlando melepaskan Laura dari pelukannya atas keinginan Laura."Duh, kalau akhirnya akan dijatuhkan juga kenapa pakai ditolong segala tadi!" Gumam Laura kesal pada Orlando."Ya, bukan salah akulah, jelas-jelas tadi kamu kan, yang mau aku melepaskan pelukan ku darimu, ya, jangan salahkan aku sekarang!" Jawab Orlando tersenyum pada Laura.Laura semakin sangat kesal hingga membuatnya memukul tubuh Orlando tetapi sayangnya dia malah jatuh kembali ke pelukan Orlando karena Untuk kedua kalinya Orlando menangkapnya yang akan terjatuh. Orlando sangat deg-degan saat sedekat itu, dengan Laura . Tatapan Orlando tidak bisa beralih dari mata Laura yang juga menatapnya."Ih, dasar ya, kamu tu dokter modus, dokter sok kecakepan, ih nyebelin banget!" Gumam Laura geram pada Orlando."Hati-hati lo, jangan kamu terlalu memben
Orlando yang melihat Laura menangis dalam pelukannya pun langsung memegang kedua pipi Laura dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga dia bisa sehancur itu."Hmm, maafkan aku, aku belum bisa dan belum siap untuk menceritakan apapun padamu sekarang akan tetapi aku pasti akan menceritakan semuanya padamu!" Jawab Laura menangis sambil menatap Orlando."Ya, sudah. Kalau begitu sekarang aku antara kan kamu pulang soalnya jika kamu berlama-lama mengenakan pakaian basah maka kamu pasti akan jatuh sakit lagi." Ucap Orlando yang menawarkan diri untuk mengantarkan Laura pulang kerumahnya.Laura menolak untuk diantarkan oleh Orlando, tetapi ketika dia berdiri tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing hingga membuatnya jatuh pingsan di pelukan Orlando.Orlando kemudian menggendongnya lalu membawanya ke mobil untuk dibawa pulang tetapi karena dia tidak tahu dimana rumah Laura, akhirnya dia memutuskan