Tiara yang sudah sangat kesal mendengar perkataan Arif pun langsung menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia mengerti maksud perkataan Arif. Tiara segera pergi dari ruangan Arif.
"Huft! Bodoh sekali anak itu!" gumam Arif dengan menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Tiara.
***
Keesokan paginya tibalah saat dimana Romeo di makamkan, dengan penuh air mata Nunu melapaskan kepergian putra yang sangat dia sayangi.
Maira juga ikut hadir untuk mengantarkan Romeo ke tempat peristirahatannya yang terakhir, namun yang terjadi. Nunu malah berteriak dan menangis histeris saat melihat kehadiran Maira yang dia yakini adalah sumber dari kematian anaknya.
Dada Nunu sudah mulai sesak dibarengi dengan kepalanya yang sangat pusing hingga pada akhirnya Nunu jatuh pingsan.
Maira yang saat itu, sedang bersama Cruz langsung membawa Nunu ke rumah sakit.
Setelah Nunu pergi dan prosesi pemakaman selesai, Laura datang untuk melihat sahabatnya sudah tiada.
Tangan Laura gemetar saat menaburkan bunga di atas makamnya Romeo. Dia masih belum bisa percaya jika kini, sahabatnya sudah tiada.
"Hmm, Meo. Kenapa kamu begitu cepat meninggalkanku, haa, bukankah kamu pernah berjanji akan selalu menjagaku, tetapi lihatlah sekarang, sekarang kamu pergi meninggalkanku!" tangis Laura terisak.
Tanpa Laura sadari ternyata Arwah Romeo hadir, Romeo tersenyum ke arah Laura seraya melambaikan tangannya pada Laura.
"Selamat tinggal Laura, aku akan sampaikan pada tuhan. Untuk segera mengembalikan semua ingatan Siddarth tentangmu, agar tidak ada lagi kesedihan dalam hidupmu, aku ikhlas, jika aku tidak bisa memilikimu, aku sadar jika kamu akan bahagia bersama Siddarth!" ucap Romeo tersenyum lalu menghilang.
Tak lama kemudian Laura pergi dari makam Romeo, sesampainya di mobil, dia langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat Siddarth, apakah dia sudah bangun atau belum.
Di perjalan kerumah sakit, tanpa sengaja Laura melihat Tiara menangis di tepi jalanan yang sangat ramai.
"Astagafirullah alazim, itukan, Tiara. Kenapa dia ada di tepi jalan dan menangis pula? Aku harus menemuinya untuk bertanya apa yang sedang terjadi!" ucap Laura sambil menepikan mobilnya.
Laura keluar dari mobil lalu menghampiri Tiara yang sedang menangis.
Tiara langsung memeluk Laura dengan penuh tangisan, Laura semakin heran, kenapa dia begitu terpukul hingga tidak berhenti menangis.
"Haa, aku sudah kotor, aku hina, haa!" tangis Tiara di pelukan Laura.
Laura melepaskan diri dari pelukan Tiara untuk bertanya maksud dari perkataannya tadi.
Tiara mengatakan jika semalam dia di jebak oleh Cruz, hingga dia mabuk lalu dibawa ke hotel.
Laura sangat kaget mendengar perkataan Tiara, Laura tidak menyangka jika Cruz sebejat itu.
"Ha, aku tahu kenapa kamu berekspresi seperti itu, karena pasti kamu tidak percaya kan? Dengan semua ceritaku, hmm, sekarang kamu ikut aku! Aku akan berikan bukti padamu!" ucap Tiara sambil mengajak Laura ke hotel.
***
Sudah lama rasanya Siddarth tidak menghirup udara segar, dengan menggunakan kursi roda, dia pergi ke taman rumah sakit untuk melepaskan kejenuhannya pada ruangan sempit yang selama ini, sudah mengurung dirinya.
Untuk menghibur diri, Siddarth bernyanyi, suara merdu Siddarth terdengar oleh Arif abangnya yang saat itu, sedang memperhatikannya dari sudut taman.
Arif sangat bahagia melihat adiknya sudah bisa tersenyum kembali, kini, dia hanya perlu merubah rencana yaitu dia tidak jadi menyuruh Siddarth untuk menyakiti hati Laura, dia ingin Laura terus bersama Siddarth karena Arif tahu, ada cinta di antara mereka.
"Kamu tenang saja dek, Abang akan melakukan apa pun untuk kebahagiaan kamu!" ucap Arif tersenyum melihat adiknya yang sangat bahagia.
Arif hampir lupa, jika harus ada sesuatu yang sangat penting untuk dia lakukan, setelah sadar jika dia harus melakukan sesuatu yang sangat penting itu, dia langsung pergi dari taman.
Saat hendak masuk mobil, langkahnya terhenti saat melihat Cruz bersama Maira sedang membawa ibu Romeo yang pingsan masuk ke rumah sakit.
Arif langsung terpikir sebuah ide yang pas untuk melaksanakan rencananya dengan Tiara.
Arif melangkahkan kaki keluar mobil untuk masuk kembali ke rumah sakit.
***
Setelah Nunu masuk ruang ugd, Cruz memeluk Maira untuk menangkannya dan mengatakan jika semuanya pasti akan baik-baik saja.
Sayangnya pukulan Arif langsung mengenai wajahnya. Cruz dan Maira kaget melihat Arif memukul Cruz tanpa sebab.
"Abang malu, Abang malu memiliki adik bejat seperti kamu Cruz, kamu sudah menjebak Tiara hingga dia stres berat usai kamu nodai semalam! Eh, sekarang kamu malah enak-enakan pelukan dengan wanita lain, dimana hati nurani kamu!" teriak Arif pada Cruz.
Maira kaget mendengar perkataan Arif, Cruz berusaha menjelaskan kalau semua itu, tidaklah benar, Cruz juga menambahkan jika dirinya sjaa kaget melihat dia tiba-tiba saja ada di sebuah kamar hotel bersama Tiara.
Cruz yang merasa muak dan tertekan mendengar perkataan Arif, langsung mengatakan jika yang jahat itu, adalah adiknya Arif, yaitu Siddarth. Karena dia telah tega menghasut dirinya agar mau meninggalkan Laura, wanita yang sangat dia cintai dengan mengatakan jika Laura di ancam akan dibunuh oleh Puji mantannya jika mereka tetap berhubungan.
Ternyata ketika Cruz sedang mengatakan hal tersebut, Laura beserta Tiara ada di sana. Mereka baru saja sampai di rumah sakit untuk menemui Arif.
Laura kaget mendengar ucapan Cruz pada Arif, dengan air mata di pipinya, dia menghampiri Arif untuk bertanya apakah yang barusan dia dengar itu, benar atau tidak.
Arif terlihat kebingungan akan menjawab apa pada Laura, tetapi untungnya dokter datang membawa kabar bahwasanya Nunu meninggal dunia karena serangan jantung.
Maira terduduk di lantai usai mendengar perkataan dokter, Maira merasa bersalah atas kematian Nunu. Sebab Nunu jatuh pingsan setelah melihatnya datang ke pemakaman Romeo.
Cruz mendekati Maira untuk menenangkan dirinya agar tidak menyalahkan diri atas kematian Nunu.
Seketika semua orang yang ada disitu lupa pada permasalahan yang sedang mereka bahas, termasuk Laura yang lupa untuk menanyakan jawaban Arif atas pertanyaannya tadi.
***
Sorenya, setelah pemakaman Nunu. Laura kembali teringat jika dirinya harus menemui Arif untuk mendengarkan langsung jawabannya atas pertanyaannya tadi.
Di perjalan ke rumah Arif, tiba-tiba saja ada banyak motor yang menghadang jalannya, terpaksa Laura beserta supir taxi keluar mobil.
Belum sempat Laura bertanya pada orang-orang tersebut, dia sudah lebih dulu pingsan.
***
Di tengah malam yang sangat gelap, Maira menangis karena dirinya telah menyebabkan Nunu meninggal, serta dia juga masih belum bisa percaya jika Romeo telah tiada.
Maira memang sangat terguncang jiwanya, yoerlitta tidak tega melihat anaknya masih menangis di saat semua orang sudah terlelap tidur.
Yoerlitta tidak mau anaknya terganggu jiwanya lagi seperti dulu, oleh karena itu, dia memutuskan untuk Membawa Maira pindah ke luar negeri agar Maira bisa tenang dan melupakan semua masalahnya.
***
Keesokan paginya, Mentari pagi sudah menembus wajah Laura. Laura heran kenapa dia tiba-tiba saja sudah ada di rumah Arif, Laura seakan lupa atas kejadian yang terjadi kemarin.
Dengan penuh senyuman Siddarth yang ditemani Arif, melihat kondisi Laura dan bertanya apakah dia sudah membaik usai pingsan saat pemakaman Romeo.
"Jadi, aku pingsan karena melihat Romeo di makaman?" tanya Laura pada Arif dan Siddarth.
"Iya, Bang Arif sudah menjelaskan padaku jika kita memang memiliki hubungan spesial dan dia juga sudah memperlihatkan padaku semua foto-foto kita yang ada di hp ku, maaf ya aku masih belum bisa untuk mengingat apapun tentangmu, tetapi yang pasti aku tahu jika kamu adalah orang yang sangat aku cintai dan aku juga akan berusaha untuk mengingatmu kembali!" ucap Siddarth tersenyum pada Laura.
Arif tidak mau mengganggu kemesraan mereka, oleh karena itu, Arif pergi dari kamar Siddarth.
Siddarth mengarahkan kursi rodanya ke arah kasur tempat Laura berbaring, Siddarth kemudian membacakan sebuah puisi untuk Laura.
MERINDU DIRIMU YANG DULU
Warna warni dalam hidupku.........
Kini berubah menjadi hitam kelam......
Karena cinta yang tidak bisa kumiliki,
Karena rindu yang tidak bisa dibendung......
Dan karena air mata yang tidak bisa kutahan.......
Cinta.........
Kenapa kau singgah dihati ini?
kalau hanya untuk membawa luka dihati ini !
Seharusnya kamu seperti hujan.....
Datang dan pergi memberikan kabar
Bukannya datang lalu pergi tanpa kabar.........
Oh ya .....
Apa kabar dirimu yang dulu?
Apakah dia kembali lagi untukku?
Atau dia sudah mati dan menjelma menjadi orang yang paling jauh dariku...........
Dimana kamu yang dulu? ,kamu yang selalu ada untukku, Kamu yang selalu sedih jika aku tidak memberikan kabar.......
Tapi aku sungguh bodoh.......
Mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali lagi........
Yaitu dirimu yang takut kehilanganku.....
Laura langsung menangis usai mendengar Siddarth membacakan puisi yang pernah Romeo kirim padanya setelah dia di sakiti oleh Cruz.
Siddarth sengaja membacakan puisi tersebut untuk Laura, agar Laura sadar jika dia tidak boleh larut dalam kesedihannya, sebab Romeo merindukannya bukan ingin melihatnya menangis.
"Sudah! Kamu jangan sedih lagi, sebagai gantinya, ini, aku sudah belikan kamu buku puisi terbaru dan ter favorit saat ini, bukunya berjudul SEJUTA PUISI CINTA ROMEO karya Hazman Arif, di buku tersebut banyak sekali puisi yang mampu menggambarkan perasaan kita, mulai dari sedih, bahagia, kehidupan hingga jatuh cinta, aku tahu kamu sangat menyukai puisi jadi karena itu, aku membelikan kamu buku puisi ini, dan judulnya pun ada nama Romeo nya jadikan kamu serasa dibacakan puisi oleh Romeo saat membaca buku ini!" ucap Siddarth tersenyum sembari memberikan buku puisi pada Laura.
Laura tersenyum lalu memeluk Siddarth, karena dia akan bisa selalu merasakan Romeo ada di sisinya saat membaca buku puisi tersebut karena memang Romeo sangat suka menulis puisi.
"Hm, sayang terimakasih ya, oh ya, kapan sih kamu membeli buku ini untukku? Dan dimana kamu membeli buku ini? " tanya Laura tersenyum sambil menatap Siddarth
"Seminggu yang lalu aku PO buku itu, kebetulan baru sampai hari ini, hmm, aku PO langsung ke penulisnya melalui w******p ke nomornya 082283196580, emangnya kenapa kamu tanya seperti itu?" tanya Siddarth tersenyum pada Laura.
"Aku hanya ingin memberitahukan pada pembaca setia lenggok media untuk membeli buku ini, juga agar bisa samaan denganku karena bukunya sangat bagus hingga membuat kita ikut larut dalam setiap untaian puisinya serta souvenirnya pun, juga keren-keren!" jawab Laura tersenyum.
***
Malamnya Arif bersama Siddarth dan Laura pergi ke rumah Adjie untuk meminta kembali restu kepada Adjie dan Fera agar Laura bisa menikah dengan Siddarth.
Alhamdulillahnya Adjie maupun Fera akhirnya memberikan restunya pada mereka.
Ketika mereka sedang berbahagia atas direstuinya hubungan Laura dan Siddarth, Cruz yang akan turun ke bawah tiba-tiba saja terhenti langkahnya saat mendengar orangtuanya merestui Laura dan Siddarth menikah.
"BERSAMBUNG "
"Apa Laura tidak marah pada Siddarth setelah tahu semua kebenarannya? hmm, kenapa dulu aku begitu bodoh hingga aku tidak sadar telah menyia-nyiakan gadis yang sangat aku cintai hanya karena hasutan Siddarth!" ucap Cruz dengan air mata yang jatuh dari matanya.Cruz menghela nafasnya agar dia kuat menyaksikan kebersamaan Laura dengan Siddarth abang tirinya.Fera langsung menyuruh Cruz duduk bersama mereka untuk ikut serta dalam acara pernikahan Siddarth dan Laura."Maaf Ma, Cruz tidak bisa sebab Cruz harus pergi keluar sebentar karena Cruz sudah di tunggu oleh teman-teman Cruz!" jawab Cruz berusaha tersenyum lalu pergi dari rumah."Apa Cruz masih cinta padaku? Hingga membuatnya tidak mau duduk di sini untuk membahas pernikahan aku dan Siddarth, Duh, kenapa aku bisa berpikir seperti itu, huft Laura kamu harus sadar, kamu sekarang mencintai Siddarth dan akan selamanya mencintainya!" ucap Laura dala
Cukup lama Cruz memikirkan jalan terbaik yang harus dia ambil untuk hidupnya agar dirinya tak terjebak pada masa lalu dengan Laura gadis yang masih sangat dia cintai sampai saat ini, namun sebentar lagi dia juga akan menjadi adik ipar Laura.Kaki cruz melangkah ke balkon untuk melihat ke langit yang sangat hitam tanpa ada bintang dan bulan yang menyinari, sama halnya seperti Cruz yang tidak di sinari oleh Laura dan Cinta."Jika dengan mengikhlaskan kamu bisa membuat kamu bahagia dan membuatku lupa padamu, maka aku akan melakukan itu, tetapi apa aku sanggup harus melihat kalian bermesraan di depan mataku setiap hari!" ucap Cruz sambil meneteskan air matanya.***Terdengarlah suara keramain dari rumah Arif yang memang pada saat itu, sedang di adakan pesta ulangtahun sekaligus Siddarth ingin melamar Laura secara langsung di depan semua orang.Tubuh mungil Laura terlihat sangat c
Tak selang lama kemudian terdengarlah suara tembakan kedua yang juga mengarah pada Laura, Cruz, Siddarth dan Tiara.Seisi pesta pun langsung jongkok saat mendengar suara tembakan kedua.Adjie segera menelpon polisi sedangkan Fera berlari ke atas panggung untuk melihat siapakah yang sebenarnya tertembak dari kedua pistol tersebut."gue harus pastikan siapa yang sebenarnya sudah tertembak!" ucap Dev yang berlari ke atas panggung.***Laura, Siddarth, Tiara dan Cruz saling tatap-tatapan hingga tak lama kemudian Siddarth dan Tiara pingsan secara bersamaan.Melihat kekasihnya yang berlumuran darah sepertinya Siddarth Pun memegang kedua tangan Laura ditemani air mata yang terus mengalir dari matanya."Sayang, apapun yang akan terjadi nanti padaku, tolong! Tolong kamu jangan tangisi apapun yang akan terjadi nanti, meskipun nanti aku tidak selamat, berjanjilah
Setelah cukup lama saling tatapan akhirnya Dokter Orlando melepaskan Laura dari pelukannya atas keinginan Laura."Duh, kalau akhirnya akan dijatuhkan juga kenapa pakai ditolong segala tadi!" Gumam Laura kesal pada Orlando."Ya, bukan salah akulah, jelas-jelas tadi kamu kan, yang mau aku melepaskan pelukan ku darimu, ya, jangan salahkan aku sekarang!" Jawab Orlando tersenyum pada Laura.Laura semakin sangat kesal hingga membuatnya memukul tubuh Orlando tetapi sayangnya dia malah jatuh kembali ke pelukan Orlando karena Untuk kedua kalinya Orlando menangkapnya yang akan terjatuh. Orlando sangat deg-degan saat sedekat itu, dengan Laura . Tatapan Orlando tidak bisa beralih dari mata Laura yang juga menatapnya."Ih, dasar ya, kamu tu dokter modus, dokter sok kecakepan, ih nyebelin banget!" Gumam Laura geram pada Orlando."Hati-hati lo, jangan kamu terlalu memben
Orlando yang melihat Laura menangis dalam pelukannya pun langsung memegang kedua pipi Laura dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga dia bisa sehancur itu."Hmm, maafkan aku, aku belum bisa dan belum siap untuk menceritakan apapun padamu sekarang akan tetapi aku pasti akan menceritakan semuanya padamu!" Jawab Laura menangis sambil menatap Orlando."Ya, sudah. Kalau begitu sekarang aku antara kan kamu pulang soalnya jika kamu berlama-lama mengenakan pakaian basah maka kamu pasti akan jatuh sakit lagi." Ucap Orlando yang menawarkan diri untuk mengantarkan Laura pulang kerumahnya.Laura menolak untuk diantarkan oleh Orlando, tetapi ketika dia berdiri tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing hingga membuatnya jatuh pingsan di pelukan Orlando.Orlando kemudian menggendongnya lalu membawanya ke mobil untuk dibawa pulang tetapi karena dia tidak tahu dimana rumah Laura, akhirnya dia memutuskan
Laura terus saja menangis menyaksikan kepergian Siddarth.Ternyata itu, semua hanyalah mimpi Laura. Laura langsung terbangun setelah bermimpi seperti itu."Haa, Siddarth, dimana kamu sebenarnya, hmm, aku benar-benar tidak sanggup jika harus jauh darimu! Aku sangat mencintaimu!" Ucap Laura menangis."Dimana aku? Kenapa aku bisa berada disini?" Tanya Laura kebingungan dengan matanya yang masih meneteskan air mata.Tak lama kemudian datanglah Nuratika untuk melihat kondisi Laura, Nuratika kaget melihat Laura dan dia baru sadar jika kekasih Orlando adalah tunangannya Siddarth.Laura juga kaget melihat kedatangan Nuratika, Laura yang ingin duduk langsung dicegah Nuratika karena kondisinya masih belum begitu pulih.Laura pun bertanya kenapa dia bisa berada di rumah Nuratika lalu Nuratika menjawab jika dirinya dibawa oleh Orlando adiknya dalam kondisi pingsan.
Akhirnya Winda merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapan papanya itu.Tak lama kemudian keluarlah dokter dari ruang UGD untuk memberitahukan kepada Winda dan Ari kabar orang yang Winda tabrak."Kondisi pasien saat ini sangat kritis, dia kehilangan banyak darah dibagian otak belakang nya dan kebetulan golongan darah pasien sedang kosong dirumah sakit kami, apa kalian ada yang memiliki golongan darah B Bombay karena golongan darah ini, sangat langka?" Ucap dokter diselingi pertanyaan.Sayangnya mereka tidak memiliki golongan darah yang sama dengan Franklin tetapi mereka akan berusaha mencari orang yang memiliki golongan darah yang sama dengan Franklin secepatnya.Ari kemudian pergi meninggalkan Winda untuk mencari golongan darah tersebut agar Franklin bisa segera diselamatkan."Ya, Allah semoga saja papa bisa menemukan golongan darah tersebut karena aku tidak mau masuk p
Setelah cukup lama berpikir akhirnya Winda menyetujui persyaratan dari Nuratika bahwa dirinya akan menjauhi Orlando.Nuratika pun tersenyum dengan pilihan yang di ambil oleh Winda, tanpa membuang waktu Nuratika langsung menemui dokter untuk segera melakukan transfusi darah pada Franklin."Orlando pasti akan sangat senang mendengar kabar ini, semoga saja setelah liburan mereka, akan ada cinta yang tumbuh dihati Laura untuk Orlando, agar Orlando tidak merasakan yang namanya luka dan tangisan untuk kedua kalinya!" Ucap Nuratika dalam hatinya sambil tersenyum.***Verona, ItaliaDisuatu sore yang sangat indah dikota Verona Italia, Maira sedang termenung menatap ke langit yang sangat indah."Apa aku sanggup untuk menerima perjodohan ini, sedangkan Siddarth masih koma dan belum sadarkan diri, apalagi Siddarth adalah orang yang sangat dicintai oleh Laura sahabatku!" Tanya Maira penuh ker