Hana terbangun dengan pusing yang hebat di kepalanya. Kedua matanya ditutupi sehelai kain berwarna hitam membuat gadis itu tak bisa melihat apapun
"Apa ini... Kenapa pandanganku gelap?"
Ia mencoba bergerak namun tubuhnya tak bisa digerakkkan karena kedua tangan dan kakinya diikat di sebuah kursi
Apa, aku sedang diculik? Tanya Hana di dalam hati. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Tunggu bukankah aku sedang bersama pak Viko tadinya....
"Wah sudah bangun ya rupanya....." sapa seorang lelaki yang suaranya tak asing ditelinga Hana
Hana mendongak mencari asal suara
"Pak Viko apa itu anda?" Tanya Hana memastikan
"Menurutmu aku siapa?"
Kini suara itu dibisikkan tepat disebelah telinga kiri Hana.
"Apa yang anda lakukan kepada saya?" Bibir Hana gemetar ketak
Vania baru saja hendak berendam dalam bath tube jika tidak mendengar bel rumahnya berbunyiIa memakai kembali dresnya lalu membuka pintu rumahnya . Dua orang pria tidak dikenal langsung menginterogasinya"Dimana suamimu?" Tanya Leon dengan nada membentak"Kalian siapa? Aku tidak kenal dan tidak mengerti ucapan kalian?""Bu Vania mohon maaf, nama saya Nathan. Saya karyawan di perusahaan suami anda, dan ini saudara sepupu saya. Bisakah kami tahu dimana pak Viko sekarang""Dia belum pulang, memangnya ada urusan apa sampai sepupumu ini membentakku""Cepat hubungi suamimu sekarang" Leon memerintah Vania"Apa kau tidak bisa bersikap lebih santun terhadapku?""Aku tidak bisa menunggu lagi, suamimu menculik calon istrikku""Apa maksud nya ini? Apa ini lelucon? Mana mungkin suamiku menculik calon istrimu? Memangnya siapa calon istrimu itu ? Jangan sembarangan menuduh ya , aku kenal
3 tahun sebelum kematian ibunda HanaHari masih terlalu gelap untuk memulai beraktifitas namun keributan di rumah Hana sudah dimulai . Dari balik kamar Hana mendengar suara piring yang dilemparkan berkali-kali dibarengi teriakan ayah Hana.Hana berusaha menenangkan kedua adik perempuannya Sita dan Mira . Mira , adik Hana yang paling kecil merangkul kedua kakaknya dengan lengan kecilnya, ia menatap kedua kakaknya seakan bertanya apa yang sedang terjadi"Aku harap ayah secepatnya pergi ke neraka , agar dia tak mengganggu tidur kita setiap malam " jawab Sita penuh amarah"Sita.... Bicara apa kamu, dia itu ayah kita" Hana menegur adiknya yang berwajah manis itu"Kita tidak butuh ayah pemabuk yang tidak berguna seperti dia" Sita melanjutkan kembali tidurnyaHana menggendong mira dipangkuannya mengintip dari sedikit pintu yang terbuka , disana pemandangan yang menyakitkan . Ayahnya sedang marah karena peng
Mira keluar dari dalam rumah dengan tangannya memegang piring plastik berisi nasi goreng, tangan kecilnya berusaha memasukan sesuap demi sesuap ke dalam mulut mungilnya. Ada banyak butir nasi yang menempel berantakan di baju Mira .Aaaaa.... Hana membuka mulutnya minta disuapiMira mengangguk dengan senang hati, ia terlihat berusaha menyuapi kakaknya dengan satu sendok penuh nasi goreng ke dalam mulut Hana"Mmmmm.... enaknya, nasi goreng ibu memang paling enyyakk sedunia " puji HanaIbunda Hana tersenyum melihat tingkah kedua putri yang amat disayanginya itu , lalu ibunda Hana mengeluarkan selembar lima ribu yang terlihat basah dari saku dasternya, ia memberikannya pada Hana"Maafin ibu ya Hana, uang jajanmu hari ini hanya segini "Hana menerimanya dengan senang hati meski ia tahu nominal uang segitu hanya cukup untuk membeli sekantung plastik es teh manis di kantin sekolahnya, Hana tak ingin membuat ibundanya bersedi
Hana berdiri mematung di depan pagar rumahnya yang sudah karatan. Beberapa bagian besinya nampak kopong dan patah. Gadis itu ragu untuk masuk ke dalam rumah sekarang, alasannya karena sebuah surat yang kini ada digenggaman tangannya . Surat peringatan dari sekolah karena sudah empat bulan Hana belum membayar uang spp sekolah ."Permisi, apa benar ini rumah pak Gunawan?" Sebuah tangan menepuk pundak HanaHana berbalik "benar pak, bapak siapa ya?" Hana bergidik ngeri melihat laki-laki ini . Tampangnya sangar dengan kacamata hitam dan jaket kulit mengkilatnya, bukan hanya satu tetapi ada lima orang lelaki berpenampilan serupaTanpa menjawab pertanyaan Hana , laki-laki itu langsung membuka paksa pagar rumah Hana diikuti gerombolan dibelakangnyaKejadiannya berlangsung cepat ,gerombolan lelaki itu memasuki rumah Hana dan keluar mengangkuti barang-barang perabotan dari dalam rumah"Jangan pak, jangan ambil baran
"ketuklah pintunya, bos ada di dalam" wanita itu menyuruh HanaHana tampak gugup, meski begitu tangannya akhirnya berani mengetuk pintuTok tok tok tok , terdengar pelan"Lakukan lagi, ketukanmu tak terdengar di telinga bos kami, kau tahu bahkan dokter mengambil sebagian daun telinga kanannya" ucap wanita itu penuh senyumHana menelan ludahnya,Tok tok tok tok , hana mengulanginya kali ini ketukan tangannya lebih bertenaga"Siapa?" Teriak seseorang dari dalam"Ada tamu bos, seorang gadis memakai seragam SMA , mau bertemu bos katanya " jawab wanita itu masih dengan tersenyumEntah kenapa bagi Hana , senyuman wanita itu justru terlihat menakutkan"Gimana bos, boleh masuk sekarang?" Tanya wanita itu lagi"Baiklah,bawa gadis itu masuk kemari"Pintu pun dibuka pelan-pelan , wanita bergincu yang entah siapa namanya itu masuk duluan, di ikuti Hana dibela
Hari semakin gelap, Hana melihat waktu di layar ponselnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Tidak , ia tidak akan mundur, ia sudah kadung menerima perjanjian dengan pria tua itu tadi siang. Ia harus menyelamatkan perabotan rumah milik keluarganya dan lagi pria tua itu juga menjanjikan akan melunasi spp sekolahnya yang menunggak jika misi yang diberikannya berhasil dilaksanakanTapi bagaimana caranya? Aku sendiri bahkan belum pernah punya pacar , gumam Hana. Ia melihat pantulan dirinya yang masih memakai seragam sekolah pada kaca di luar barHana memperhatikan setiap orang yang akan memasuki bar itu . Ketika akhirnya Leon keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam bar, Hana langsung mengikutinya namun seorang security menahan Hana"Hey nak, anak sekolah dilarang masuk kesini""Kenapa?" Tanya Hana polos"Perpustakaan lebih tepat untuk gadis seusiamu, okey . Kembalilah jika kau sudah punya ktp?" security itu mendorong pelan
Begitu memasuki bar , Hana tampak melongo tak percaya. Dunia baru yang sedang dijejaki kakinya sekarang membuatnya sakit kepala . Ada banyak laki-laki dan perempuan berbaur di lantai dansa, menggoyang-goyangkan tubuh mereka sesuka hati mengiringi dentuman musik yang diputar seorang dj diatas panggung.Seorang waiter pria memakai kemeja hitam dan dasi kupu-kupu berwarna hitam di bagian kerahnya menghampiri Hana dan Cindy, satu tangannya memegang nampan berisi beberapa gelas yang diisi wine"Minuman selamat datang untuk dua gadis yang cantik" sambut pria itu.Hana menolak lembut " enggak makasih, kami mau lihat-lihat dulu"Cindy terlihat ingin protes namun lengannya sudah keburu ditarik Hana pergi menjauh dari sana"Lepasin aku Han, aku datang kesini mau senang-senang""Tapi enggak minum juga ndy""Trus ngapain? Ngaji disini?" Seloroh Cindy kesal"Udah deh kita masing-masing aja, aku
"nak,kamu dimana sekarang? Kamu baik-baik saja kan? Kamu enggak diapa-apain kan, ibu jemput kamu ya sekarang?" Suara cemas ibunya memberondong Hana seperti senapan"Hana baik-baik aja ko bu. Tadi bos kawanan preman itu berjanji akan mengembalikan barang-barang kita"Hana melirik ke arah Leon di tempat tidurnya. Tangan kanan leon bergerak menjambak rambutnya sendiri"Bu, Hana tutup dulu ya telponnya. Ibu enggak usah khawatir. Malam ini Hana ijin menginap di rumah Cindy ya bu" ucapnya sambil menggigit kuku telunjuknya"Kamu berkata jujur kan Hana?" Tanya ibunya"Hana enggak bohong ko. Tanya Cindy saja kalau tidak percaya"Panggilan dimatikan Hana secara sepihak .Maaf ya bu, Hana terpaksa melakukan ini. Gumam HanaSelanjutnya Hana mengirim sebuah pesan suara kepada Cindy"Ndy, kalau ibuku tanya, tolong bilang aku lagi nginep di rumah kamu ya malam ini! Please....please....