"nak,kamu dimana sekarang? Kamu baik-baik saja kan? Kamu enggak diapa-apain kan, ibu jemput kamu ya sekarang?" Suara cemas ibunya memberondong Hana seperti senapan
"Hana baik-baik aja ko bu. Tadi bos kawanan preman itu berjanji akan mengembalikan barang-barang kita"
Hana melirik ke arah Leon di tempat tidurnya. Tangan kanan leon bergerak menjambak rambutnya sendiri
"Bu, Hana tutup dulu ya telponnya. Ibu enggak usah khawatir. Malam ini Hana ijin menginap di rumah Cindy ya bu" ucapnya sambil menggigit kuku telunjuknya
"Kamu berkata jujur kan Hana?" Tanya ibunya
"Hana enggak bohong ko. Tanya Cindy saja kalau tidak percaya"
Panggilan dimatikan Hana secara sepihak .
Maaf ya bu, Hana terpaksa melakukan ini. Gumam Hana
Selanjutnya Hana mengirim sebuah pesan suara kepada Cindy
"Ndy, kalau ibuku tanya, tolong bilang aku lagi nginep di rumah kamu ya malam ini! Please....please.... Kamu temen aku yang paling baik"
Hana menarik nafasnya dalam-dalam. Ia tidak bisa mundur sekarang. Ia hanya perlu melakukannya dengan hati-hati. Maafin Hana ya bu ,Hana terpaksa melakukan ini demi kita ..
"Kepalaku sakit sialan kalian berikan apa pada minumanku" umpat Leon masih dengan mata tertutup . Tangan kanannya belum berhenti menjambak rambutnya sendiri.
"Mmmh.... Kepala kamu sakit ya, mau kubantu pijiti kepalamu?" Tanya Hana mendekat ke wajah Leon
Leon yang kini dalam keadaan setengah sadar dapat menangkap suara seorang gadis dari arah telinganya meskipun kini kedua matanya masih tertutup
"Pijitanku enak ko,mau coba?"
"Kau tukang pijit?" Tanya Leon
"Bukan sih, aku bukan tukang pijit profesional"
"Cih,sialan lalu siapa yang bilang kalau pijitanmu enak" bentak Leon
"Ibuku " jawab Hana , sambil memberanikan diri memegang kepala Leon lalu dengan lembut mulai memijit kepala Leon dengan jari-jemarinya
"Bagaimana, enak tidak ?" Tanya Hana dengan ragu
Tanpa disangka ternyata Leon menikmati pijatan gadis itu, masih dengan mata tertutup Leon berkata
"Yah,ibumu tidak berbohong. Pijitanmu enak, ahhh.... Sebelah sini lebih kencang lagi" tangan Leon memindahkan telapak tangan Hana ke arah pelipisnya
"Ahhh....... Enak sekali" racau Leon
Hana kikuk menghadapi situasi sekarang tetapi pijitan yang dilakukannya benar-benar tulus seperti saat ia memijiti ibunya sendiri. Lima belas menit berlalu, ia mengakhiri pijitannya dengan satu tarikan keatas sepanjang tulang hidung melewati rambut alis pria itu sampai kepelipis dan berhenti di kedua telinga Leon
"Sudah enakan?" Tanya Hana
"Belum" jawab Leon
"Mmhhh..... Mau pijat seluruh badan?" Dengan polosnya Hana bertanya sebelum akhirnya ia menyesalinya
"Ide yang bagus" Leon bangkit dari posisi tidurnya dengan sedikit sempoyongan. Masih dengan mata terpejam ia membuka satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya dan membuangnya ke sembarang arah sesukanya
"Apa yang dia lakukan? Ya ampun mulutku ini " Hana memukul-mukul mulutnya sendiri
Leon sudah setengah telanjang sekarang kini ia hanya memakai celana dalamnya yang berwarna abu-abu polos, ia langsung memposisikan tubuhnya tengkurap , lalu menepuk-nepuk pundaknya sendiri
"Bagian sini, aku merasa pegal sekali,cepatlah sialan"
Hana menjawab dengan pasrah "iya " ia ingin menjerit dan menangis sekarang, ia belum pernah memijiti tubuh orang lain selain ibunya dan adik-adiknya.
Akhirnya sepanjang malam itu Hana memijit Leon , ini diluar rencananya dengan apa yang sudah direncanakan Maia dan Tuan riko tadi siang. Ketika malam semakin larut, Hana melihat Leon sudah tertidur pulas rupanya. Ia mencium kedua tangannya sulit dipercaya, tubuh pria dihadapannya mempunyai aroma wangi yang lembut
Hana menyelimuti tubuh Leon dengan selimut sampai ke dada Leon. Dada yang bidang, tubuh yang atletis, wajah yang rupawan, wangi yang memabukkan
"Orang kaya sepertimu memang ditakdirkan indah oleh Tuhan, level kalian berbeda jauh dengan level kami orang miskin " desah Hana
Gadis itu memunguti satu persatu pakaian leon yang berceceran di lantai lalu melipatnya kembali dengan rapi. Malam semakin larut, kedua mata Hana mulai merasakan kantuk , ia memutuskan tidur di sofa . Ia sudah lupa dengan perintah Maia agar membuka bajunya dan tidur di samping Leon, ia juga lupa dengan cindy yang tak membalas pesan suaranya dan tentunya ia seakan lupa dengan kedatangan Sarah yang seharusnya ditunggunya . Tubuh Hana sangat lelah, ia hanya menginginkan tidur saat ini....
Keesokan paginyaLeon terbangun dari tidurnya, ia merasakan sesuatu yang aneh tubuhnya lebih fit dari biasanya . Ia menggeliat sebentar sebelum akhirnya ia menyadari tubuhnya yang hanya memakai sehelai celana dalam berbalut selimut. Leon bergegas bangun dari tempat tidur dan alangkah terkejutnya ia saat melihat seorang gadis tertidur di sofanyaIa mendekat ke arah gadis itu , tangannya ingin menepuk membangunkannya namun terdengar suara bell dari luar pintu apartemennyaSiapa gadis ini,kenapa dia tertidur di sofaku? Dia terlihat masih dibawah umur dan sangat tidak pantas dengan pakaian yang dikenakannya sekarang . Siapa dia? Apa aku yang membawanya kemari? Bathin Leon penuh tanya ia tak mengingat apapun kejadian semalam"Sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana?" Leon mencoba mengingat .Bel pintu apartemen sudah berhenti, Leon mendengar langkah sepatu high hell ya
Tanpa membuang waktu lagi Sarah pergi meninggalkan apartemen kekasihnya. Ia merasakan amarah dan bingung bercampur aduk. Ia ingin sepenuhnya mempercayai pembelaan Leon namun gadis muda itu tidak mungkin berbohong kanApakah leon sudah bosan denganku? Ataukah ini karma karena dulu aku pernah mengkhianatinya ? Desah Sarah🥀🥀🥀🥀Hana mengintip dari balik pintu ketika Leon memohon pada Sarah, namun Sarah yang sudah dikuasai emosi menampar Leon berkali-kali. Ia meluapkan seluruh kekecewaannya pada kekasihnya itu.Ah, andai ibuku juga punya kekuatan seperti nona Sarah untuk melawan ayahku, desah Hana dari balik pintu kamar LeonPertunjukan berakhir, pertengkaran mereka usai tanpa terselesaikan . Leon memegangi wajahnya yang kini memerah karena tamparan bertubi-tubi dari Sarah . Lalu berjalan ke arah kamar dimana Hana mengintipnya sejak tadi. Leon memi
Hana memutuskan langsung pergi ke sekolah tanpa pulang ke rumahnya dulu.Di kelasTeng teng teng teng bel istrirahat berbunyiSejak tadi suhu tubuh Hana menjadi panas , ia merasa seluruh tulang-tulangnya retak , bagian dada dan ujung pangkal pahanya terasa menegang sejak tadi"Kamu kenapa Hana? Wajahmu pucat banget " Tanya Bella teman sebangkunya khawatirHana menggeleng "aku enggak apa-apa ko" ia menyandarkan kepalanya ke dinding"Kamu sakit Han, aku antar ke uks ya, mumpung lagi jam istirahat"Hana menggeleng tidak mau, ia bersikeras dirinya baik-baik saja"Yaudah aku mintain obat aja ya, kamu tunggu disini "Hana mengangguk tersenyum "makasih Bel" ucapnyaSetelah Bella mendapatkan paracetamol di
Di tempat lain di waktu yang samaLeon sedang berdiskusi di dalam ruangan kantornya. Disana ada Malik seorang sutradara, Rina penulis naskah tetap di rumah produksi drama miliknya dan seorang pria muda berkacamata yang tampak bersemangat bernama Rio .Leon membaca lembaran-lembaran naskah yang diberikan Rio, ia hanya melihat dengan tatapan dingin malasnya lalu menolaknya mentah-mentah"Tapi pak anda belum membaca keseluruhan naskahnya,silahkan dibaca lagi pak Leon" tutur Rio tak terima naskah yang sudah dibuat susah payah dilemparkan begitu saja"Kau memerintahku?" Tanya LeonRina menatap Rio,meminta adik lelakinya itu untuk meminta maaf kepada bosnya namun Rio mengacuhkan tatapan kakaknya itu justru ia bertanya kembali kepada pria berwajah dingin yang ada diseberang mejanya itu"Naskah saya bagus , penuh nilai edukasi dan
Tiga hari berlalu . Tuan Riko menepati janjinya ia mengembalikan semua barang-barang yang pernah diangkut anak buahnya tempo hari. Ia juga melunasi semua tunggakan spp di sekolah Hana"Mau mampir ke rumah saya pak? Mungkin ibu saya masih mengenali anda sebagai teman sekolahnya" tanya Hana dari balik jendela mobil tuan Riko"Tidak perlu, sampaikan salamku saja pada ibumu nanti" ucap Tuan Riko lalu menutup seluruh jendela mobilnya dan pergi meninggalkan kediaman rumah Hana. Ia sendiri yang memastikan melihat semua barang-barang itu masuk kembali ke dalam rumah HanaDari kaca spion mobilnya, lelaki itu melihat bayangan sosok Hana yang semakin mengecil seiring melajunya mobil yang dikendarainyaSeusai berpamitan dengan ibundanya Hana pergi ke sekolahnyaDisana tatapan teman-temannya masih tidak berubah seperti kemarin, semuanya menatap hina kepada HanaGadis itu menyadari ada salah satu temannya menempelkan selembar kertas di pundaknya
Bu Rose menghela nafas setelah mendengar penuturan panjang dari Hana. Gosip tentang Hana yang menjual tubuhnya kepada lelaki hidung belang benar adanya "Hana terpaksa bu guru, Hana baru semalam itu melakukannya.... Hana tidak ingin lihat ibu dan adik-adik sedih" Di dalam hatinya Bu Rose ingin bertanya apakah Hana masih mempertahankan mahkota keperawanannya tetapi di situasi yang runyam ini wanita berusia 28 tahun itu mengurungkan niatnya Meskipun streotip di masyarakat yang mengatakan bahwa mahkota keperawanan amatlah penting untuk dijaga tetapi itu bukanlah yang terpenting. Meskipun kau sudah tidak memiliki gelar itu lagi , diri dan hatimu jauh lebih berharga dibanding selapis laput di dalam daramu "Apa ibumu tahu hal itu?" Hana menggeleng "Cepat atau lambat ia pasti akan tahu berita ini Hana, sebaiknya kau berbicara duluan dengan ibumu daripada ibumu mendengarnya dari orang lain" Hana
Kris berhasil membuat anak-anak yang membully Hana pergi meski bibir anak-anak itu mencibir Kris sebagai salah satu lelaki hidung belang yang menyukai HanaKris mengulurkan tangannya mencoba membantu Hana keluar dari saluran got yang hitam itu"Terima kasih" ucap Hana ia memunguti buku-buku yang sudah basah kuyup . Buku-bukunya tak terselamatkan"Sesekali di lain waktu kau perlu membela dirimu agar teman-temanmu tak menyakitimu lagi""Mereka bukan teman-temanku kebetulan mereka hanya satu sekolah denganku saja" ucap Hana sambil memasukan buku-buku miliknya ke dalam ranselnya. Ia akan mengeringkannya di rumah nanti"Ada urusan apa om kris kesini? Apa Leon yang menyuruh ""Ya nona Hana. Tuan Leon sedang menunggu di dalam mobil"Hana melirik ke seberang jalan dimana sebuah mobil terparkir diam disana. Samar-samar terlihat siluet pria di dalam mobil"Untuk apa?" Tanya Hana"Tuan leon
Kudengar kau sudah putus dengan Sarah " tanya wanita dengan dres loreng-loreng ketat yang membalut tubuhnya, rambut wanita itu disasak bob dengan jepitan perak sebagai hiasan rambutnya .Leon menoleh untuk memandang teman wanita yang kini duduk tepat disampingnya. Wanita itu bernama Caty dia adalah artis yang pernah bermain film di Ph milik LeonLeon diam tak menjawab, ia meneguk segelas anggur bery di tangannya dengan satu tegukan tanpa jeda"Apa Sarah kembali mengkhianatimu lagi ?" Tanya Sarah semakin mendekat ke wajah LeonLeon memalingkan wajah wanita itu agar menyingkir "bukan urusanmu""Hola.... sepertinya kalian sedang bersenang-senang" sapa nyonya Heins, dialah tuan rumah dari pesta privat yang sedang Leon hadiri sekarangWanita itu membawa sebotol sampanye di genggamannya"Mau tambah?"Leon menjulurkan gelas slokinya "ya "Ia ingin minum sebanyak-banyak