Randy keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya, ia mengambil pakaian ganti yang tadi sudah disiapkan oleh Dara. Selesai menggunakan baju ia pun menghampiri istrinya yang tengah duduk di sofa sambil membaca novel.
Randy duduk di samping Dara, "Sayang, tadi katanya mau kasih tau mas sesuatu," ucap Randy.Dara pun mengalihkan pandangannya pada Randy, kemudian menutup novel dan meletakkannya di atas meja." Sini….!" kata Dara, ia menyuruh suaminya itu untuk duduk lebih dekat lagi."Hmm, kamu mau kasih tau apaan sih, Mas jadi penasaran," kini Randy sudah duduk mepet dengan tubuh Dara.Dara mengeluarkan sesuatu dari saku baju dan memberikannya pada Randy."Ini, … kamu hamil, Sayang?" pekik Randy, setelah ia melihat alat test kehamilan serta foto hasil USG yang di berikan oleh Dara tadi.Dara mengangguk seraya tersenyum ke arah Randy."Alhamdulillah, ya Allah. TerimakasiKini usia kandungan Dara sudah menginjak usia empat bulan. Randy membelai dan mengelus perut istrinya tersebut. Dokter kandungan pun mengatakan jika janin yang ada di dalam perut Dara kini sudah semakin kuat dan sehat.Saat usia kandungan Dara belum genap empat bulan, Randy belum berani menyentuh istrinya, karena kandungan Dara lemah, dan ia sendiri pun takut terjadi apa-apa dengan janin yang ada di kandungan Dara.Hingga kini usia kandungan istrinya sudah menginjak usia empat bulan, barulah Randy berani untuk menggauli istrinya tersebut."Mas kangen banget, udah lama kita gak begini," ucap Randy seraya mengecup bibir Dara dengan lembut."Hu'um," lirih Dara.Mereka baru saja selesai bercinta dan melepas rindu, setelah sekian lama menahan hasrat, akhirnya hari ini Randy kembali mendapatkan jatahnya."Mau mandi, apa mau lanjut lagi nih?" goda Randy, yang membuat wajah Dara menjadi bersemu merah."Mandiin," ucap Dara manja."Okay, tapi sekali lagi ya," Randy
Saat ini Randy tengah menatap istrinya yang sedang lahap memasukan satu persatu potongan buah mangga muda ke dalam mulutnya. Ia sendiri pun bergidik ngeri membayangkan rasa asam dari mangga tersebut."Enak?" tanya Randy."Hu'um, Mas mau?" tawar Dara, lalu Randy pun menggelengkan kepalanya dengan cepat."Gak, buat kamu aja!" sahut Randy sambil meringis."Yakin, gak mau? Ini enak lho, Mas!" "Gak, Sayang. Besok kamu pengen makan apalagi?" tanya Randy, seraya memeluk Dara dari belakang, lalu tangannya membelai lembut perut Dara yang kini sudah sedikit terlihat membuncit."Hmm, ya belum tau, Mas. Emangnya kenapa?" "Ya gapapa, biar Mas siap-siap aja nyariin apa yang kamu pengen," ucap Randy sambil terkekeh kecil."Oh, ya lihat aja besok!" "Kalo, emm, itu mau gak?" Bisik Randy di telinga Dara dengan nada menggoda. Tangan yang tadi membelai perut Dara pun kini sudah mulai naik merambat ke bagian dada istriny
Dara berlari ke luar dari gedung kantor Randy. Saat ia akan menghentikan sebuah taksi yang lewat. Dari arah belakang Randy menarik tangannya."Lepas ….!" Teriak Dara, wajahnya terlihat merah."Tolong, jangan pergi, kamu sedang emosi! Beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya!" Pinta Randy."Apa yang ingin kamu jelaskan? Aku sudah lihat dengan mata kepala aku sendiri perempuan murahan itu duduk di pangkuanku kamu, dan kamu sepertinya sangat menikmati," ucap Dara, ia mencoba menghempaskan tangan Randy yang masih menggenggam tangannya."Lepas ….!" pekik Dara saat Randy membawanya ke arah parkiran mobil, ia membuka pintunya dan menyuruh Dara untuk masuk."Gak, lepas, aku mau pulang sendiri!" Dara masih berusaha untuk melepaskan tangan suaminya dari lengannya.Randy yang sudah terlihat lelah dengan penolakan istrinya pun, memaksa Dara untuk segera masuk ke mobil. Apalagi terlihat beberapa karyawan melihat adegan drama rumah tangga tersebut. Ada yang berbisik-bisik dan juga ada yang menatap
Dara dan Randy baru saja menikah, mereka menikah karena sesuatu yang harus menyebabkan mereka menikah, yaitu mereka dituduh berbuat mesum.Semua bermula dari Dara yang berlibur di kampung tempat Neneknya bersama sepupunya. Entah bagaimana kejadiannya Dara dan Randy kepergok warga dan para warga menuduh mereka sedang berbuat mesum. Para warga pun marah dan membawa mereka berkumpul di rumah ketua Rt di desa tersebut."Bapak-bapak, ibu-ibu. Ini semua tidak seperti yang kalian kira, memang saya dan mas ini tadi sedang berdua saja, tapi kami tidak melakukan apa-apa. Tadi saya cuma minta tolong pada mas ini, untuk membantu saya membuang ulat bulu yang nyangkut di baju saya." Jelas Dara."Iya, semua yang dikatakan mba ini betul, Pak." Randy, membenarkan ucapan Dara.Randy saja tidak mengenal wanita itu, tau namanya saja tidak. Dia cuma berniat menolong saja. Malah dituduh berbuat mesum. Para warga menuntut mereka untuk segera dini
Randy mempersilahkan kedua mertuanya dan Dara untuk masuk ke dalam rumah. Bu Ayu dan Pak Ali mengedarkan pandangan mereka, ternyata rumah menantunya sangat bagus, dan terkesan mewah. Di dalam rumah mereka disambut oleh dua ART yang bekerja di rumah Randy.Setelah berbincang-bincang dan makan siang bersama, kedua orang Dara pamit untuk pulang."Randy, Ayah titip Dara ya. Ayah yakin kamu anak yang baik, bisa bertanggung jawab, dan harap maklum dengan sifat manja dan keras kepala Dara. Kami harap kamu bisa bersabar menghadapi sifat, Dara." Pesan Pak Ali pada Randy."Insha Allah, Pak. Saya akan berusaha untuk menjadi suami yang baik untuk, Dara." Jawab Randy."Bunda, Ayah Dara ikut kalian pulang." Rengek Dara pada orang tuanya."Tempatmu di sini, ikut suamimu, Dara." Kata Pak Ali."Tapi, Dara takut, Bun.""Apa yang kamu takutkan?" Bunda Ayu menatap anak perempuan semata wayangnya."Dara takut, bagaimana jika mas
Hari ini Dara mulai bekerja di perusahaan Wiyaya group. Dara sangat bersemangat hari ini, akhirnya dia bisa juga bekerja di perusahaan besar itu. Dara berdandan ia, memakai bedak dan memoles tipis bibirnya dengan lipstik. Sebelum turun ke bawah untuk sarapan Dara memandang wajahnya di cermin, iya tersenyum melihat wajah cantiknya.Randy yang duduk di kursi makan menatap ke arah Dara. Cantik batin Randy. Ia memuji bahwa istrinya itu memang benar-benar cantik."Cantik." Kata Randy, ia menatap Dara.Dara diam saja, dia malas berdebat dengan Randy. Tumben sekali dia bilang gue cantik, batin Dara.Randy dan Dara sarapan dalam diam, sesekali Randy mencuri pandang kearah Dara. Sedangkan Dara sedang mengunyah makanannya, ia tidak menghiraukan Randy yang juga ada di sana."Kamu, mau ke mana? Udah Rapi aja?" Tanya Randy, di saat mereka sudah selesai sarapan."Mau kerjalah," ketus Dara."Mau aku antar?" Tawar Randy, dia seri
Dara keluar dari kamarnya, Dara merasa kehausan dan persediaan air minum di dalam kamarnya habis. Dara melangkahkan kakinya ke arah dapur, keadaan dapir yang gelap tak menyurutkan langkahnya. Dara membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dingin dan meminumnya."Kamu, ngapain?" Dara langsung tersedak karena kaget mendengar suara Randy yang saat itu tepat berada di belakangnya. Dara memutar tubuhnya ternyata jarak mereka sangat dekat. "Uhukkk uhukk....!" "Hei, pelan-pelan minumnya!" Ucap Randy."Bikin kaget aja, sih. Kalo gue mati gimana? Mau jadi duda situ." Omel Dara, sambil mengelus dadanya yang masih terasa sesak, akibat tersedak. "Siapa juga yang ngagetin, kamu tuh yang ngapain malam-malam begini gelap-gelapan di dapur sendiri." "Gue haus, air minum di kamar gue habis. Jadi ya terpaksa gue ke dapur, eh di sini malah ketemu kamu lagi." Kesal Dara."Oh," jawab Randy singkat.Dara segera beranjak dari dapur, dan masuk ke kama
Randy memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah berlantai dua yang terlihat nampak asri dan nyaman. Randy menoleh kesamping tepat dimana Dara saat ini masih tertidur pulas. Hatinya pun bimbang mau membangunkan Dara atau tidak."Dara... Ra... bangun!" Randy mengoyang lengan Dara, tadinya Randy tak tega membangunkan Dara dan berniat untuk menggendongnya, tapi dia takut saat Dara terbangun saat masih di dalam gendongannya Dara akan marah dan memakinya."Emmh..." Dara lenguh Dara pelan."Ayok bangun, kita sudah sampai.""Apaan sih, berisik tau..." tuhkan belum apa-apa dan masih dalam keadaan setengah sadar aja Dara ngomel aja."Bangun,Ra....! Atau mau saya gendong." Randy masih berusaha untuk membangunkan Dara.Tinnnn tinnnnRandy membunyikan klakson mobilnya dengan keras, karena kesal dengan Dara yang susah sekali dibangunkan. Dan itu berhasil membuat Dara membuka matanya."Apaan sih, ganggu orang lagi enak-enak tidur j