Share

Bersaing

"Ambil aja, Bang."

"Oke, Neng. Makasih!"

Aku tancap gas dengan kecepatan mirip halilintar. Segera menuju rumah sakit. Gantian Fika yang terus berteriak memintaku memperlambat kecepatan.

"Woy, Zahwa, berhenti!"

"Arrgh!"

"Kenapa sih, Fik? urgent nih."

"Lu mau nemuin si Fauzi sama Nayla 'kan? mending gua gak ikut dah. Dari pada si Nayla ngenalin gua. Bahaya buat penyelidikan kita nantinya."

"Iya juga sih. Terus, kamu mau turun di mana?"

"Udah turun di sini aja. Nanti gua ngojek."

"Gak papa, Fik? mau aku anterin dulu?"

"Gak usah. Nanti calon lu keburu di embat si Nayla. Sana cepetan gas. Kalau ada apa-apa, kabarin gua."

"Oke siap. Makasih yah, Fik."

Fika mengacungkan jempol. Aku kembali melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian, akhirnya sampai juga. Aku segera masuk ke rumah sakit. Ternyata Nayla sudah ditangani dokter. Kak Fauzi merangkulnya. Membantu dia berjalan. Kaki sebelah Kanan, diperban dari area lutut ke bawah sepanjang 30 cm. Nayla jalan terpincang-pincang.

Pasti dia sen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status