Share

04. Terlambat Menyadari Cinta

“Apa-apaan kamu Ren? Aku itu belum bercerai dari Alex. Bagaimana mungkin kamu memintaku untuk mencari pria lain?” sungut Freya mendengar usulan gila sahabatnya. 

Luka di hati Freya belum mengering, sahabatnya malah ingin menghadirkan pria baru dalam hidupnya. Dia saja masih berjuang untuk move-on. Freya tidak ingin menambah luka dengan mencari pengganti Alex secepat itu.

“Hahaha." Renata malah tertawa keras. Freya yang gemas pun menumpuk lengannya sampai wanita itu meringis.

"Santai saja, Frey, aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius, kamu itu harus menikmati hidup!” sahut Renata sembari mengibaskan tangannya.

Bibir Freya mencibir, matanya melirik sebal. “Dasar Renata! Kukira kamu benar-benar memintaku untuk mencari pria lain. Rasanya aku masih belum sanggup bahkan untuk sekadar berkenalan dengan seorang pria, Ren,” tutur Freya yang masih diliputi kegalauan. 

“Makanya tadi aku mengusulkan untuk mencari pria baru, maksudku aku ingin kamu tampil kinclong, cantik memukau, bukan seperti calon janda kusut macam penampilanmu sekarang ini. Kita bisa ke salon, cuci rambutmu, creambath, perawatan, biar bayangan Alex kabur bersama panasnya angin hair dryer,” kelakar Renata sambil tertawa.

“Ya, baiklah, habiskan saja uangku! Toh kamu harus menampungku, dan memberiku makan setiap hari, karena sekarang aku adalah pengangguran yang tidak memiliki tempat tinggal,” timpal Freya sambil meringis.

"Deal!"

Bersama Renata, Freya menyenangkan dirinya sendiri dengan berbagai macam perawatan badan dan rambut.

Dalam benaknya, Freya berpikir bahwa dia harus melupakan Alex secepatnya kemudian menatap masa depannya. Dia masih muda dan cantik, mendapatkan status Janda tidak masalah. Selain itu, kondisinya yang  belum memiliki anak akan memudahkannya untuk mencari pengganti Alex bila luka hatinya telah sembuh. 

‘Seharusnya sudah aku lakukan hal ini dari awal tanpa menunggu semua meledak menjadi bom! Yah, setidaknya aku akan segera terlepas dari belenggu pernikahan dengan Alex!’ batin Freya yang memutuskan untuk mengubah gaya rambutnya. 

“Rapikan sedikit, dan ubah jadi  bergelombang saja, Kak. Saya bosan dengan rambut lurus,” pinta Freya memegang rambut lurusnya yang panjang. 

“Baik, Kak. Saya pastikan Kakak akan semakin cantik setelah perawatannya selesai." Hairdresser yang menangani rambut Freya berucap yakin.

Sementara Freya bersenang-senang, Alex semakin sibuk dengan pekerjaannya. Pria pekerja keras itu tidak begitu mempedulikan kehidupan rumah tangganya yang akan berakhir. Baginya, karir merupakan hal yang paling utama. 

Beberapa hari setelah kepergian Freya, Alex masih asyik sendiri. Barulah di hari kelima ia mulai merasakan kekosongan ketika berada di rumah sendirian. Kesepian membuat dirinya enggan untuk pulang ke rumah. Alex sering lembur di kantor dan pulang larut malam.

Awalnya, Alex mengira dia hanya kesepian karena tidak ada yang menyambutnya sepulang kerja. Ketiadaan Freya memaksa Alex untuk mengerjakan semuanya seorang diri. Seminggu dua kali, dia menghubungi jasa kebersihan untuk merapikan rumahnya. 

Namun, pagi itu mood-nya sedang tidak begitu baik. Ia tengah menikmati kopi paginya. “Kopi buatanku ternyata tidak seenak buatan Freya,” ucap Alex sembari mengernyitkan dahi. 

Dia mulai teringat akan kenangan bersama Freya. Wanita itu sering kali mengingatkannya untuk makan siang. Kesibukannya di perusahaan membuatnya sering terlambat makan siang, sehingga Freya selalu mengingatkannya. Bukan hanya itu, terkadang Freya datang ke perusahaan sambil membawakan makan siang. Freya bahkan memaksa untuk menyuapinya karena Alex tak kunjung menyantap makanannya.

Dengan gigih, Freya menyodorkan makanan di mulut Alex yang akhirnya menyerah. Akhirnya Alex makan siang disuapi oleh Freya sambil tetap meneruskan pekerjaannya.

Saat itu, Alex berpikir Freya sangat bawel, tetapi sekarang ia tersenyum mengingat kenangan mereka bersama. Wanita itu membuat hidup Alex penuh warna dengan segala tingkahnya. Hanya saja selama ini Alex tak menanggapinya sama hangat, sampai akhirnya foto mantan kekasihnya itu ditemukan oleh Freya, dan semua menjadi kacau.

“Sial! Mengapa Freya bisa menemukan foto lama itu? Seharusnya kubuang saja semua foto wanita laknat itu,” umpat Alex kesal. Ia bahkan sudah lupa di mana dia menyimpan foto tersebut hingga bisa ditemukan oleh Freya.

Pria itu mulai mengingat saat dirinya masih bersama dengan Claudia. Awalnya mereka sangat mesra, seakan tak terpisahkan. Namun setelah Claudia menjadi seorang aktris, hubungan mereka menjadi renggang. Mereka jarang berkomunikasi bahkan sampai berhari-hari. 

Putusnya hubungan mereka adalah saat Alex menemukan fakta bahwa Claudia telah mengkhianatinya. Saat itu, dia ingin memberikan kejutan pada Claudia karena hari itu adalah ulang tahun kekasihnya. Namun, yang dilihatnya adalah Claudia sedang berbuat mesum dengan seorang pria yang merupakan salah satu produser film terkenal.

Claudia mengaku melakukan pengkhianatan itu untuk menaikkan kariernya agar semakin bersinar. Wanita itu ingin membintangi film layar lebar sehingga merelakan tubuhnya dicicipi oleh produser film. Selain itu, Claudia beralasan Alex tidak pernah menyentuhnya hingga dia membutuhkan pelampiasan dengan laki-laki lain. Alex yang mendengar penuturan Claudia marah dan mengakhiri hubungan mereka.

Sejak hari itu Alex tak lagi peduli terhadap wanita. Ia hanya fokus bekerja dan bekerja.

Pengkhianatan Claudia masih menyisakan kesedihan, tetapi kemarin dengan bodohnya Alex mengatakan kepada Freya bahwa ia masih mencintai mantannya itu.

"Ah, bodohnya diriku!" desahnya penuh penyesalan. Sayang semuanya sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur.

Lalu Alex  mulai membandingkan antara Claudia dan Freya. Freya tidak pernah mengkhianatinya, bahkan Alex tidak pernah melihat Freya pergi bersama pria lain. Selama menjadi istri Alex, Freya selalu memprioritaskan kebutuhan Alex. Ia saja yang terlalu bodoh, karena tak menyadarinya.

Ia gelisah karena perasaannya sendiri. Beberapa hari ditinggalkan oleh Freya, terdapat perasaan aneh yang menggelitik di hatinya. Kesepian dan kekosongan menyergap pikirannya. Alex seolah tidak rela melepaskan istrinya.

Lalu ia tersentak, dan menemukan satu hal yang terlambat disadarinya. “Sial! Jangan-jangan aku telah jatuh cinta kepada Freya!” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status