"Akan kubunuh pelacur sialan yang sudah berani menghasut Andrew!!" Teriak Daniel penuh emosi, ia berjalan dengan langkah kaki beratnya menuju ke ruang bawah tanah temoat ia menyekap Angela.Kemarahannya sudah memuncak dan tidak akan ada orang yang bisa mencegahnya untuk melakukan interogasi kepada sang wanita kaki tangan mantan istrinya yang kini menjadi pimpinan klan gengster kalajengking."Daniel!! Daniel, stop!!" Alice berteriak untuk memanggil suaminya dari lantai atas akan tetapi suaminya tetap saja pergi tidak mendengarkan panggilannya. "Ryo!! Ryo, Mark!! Tolong hentikan Daniel," teriaknya lagi.Ryo dan Mark bergegas menyusul Daniel , meskipun mereka tidak yakin akan bisa menghentikan amukan sang CEO akan tetapi setidaknya mereka berdua bisa mencegah saudara mereka untuk melakukan hal-hal kejam yang nantinya akan merugikan keluarga Myers."Cepat buka pintunya!!" Daniel menurunkan titahnya kepada sang penjaga tawanan, suaranya yang terdengar penuh kemarahan membuat anak buahnya t
"Jane, apa kau sudah siap?" Tanya Daniel kepada iparnya."Ya, berikan minuman ini kepada Angela dan kalian boleh membawa wanita itu ke dalam ruangan steril setelah obatnya bereaksi," jawab Jane seraya memberikan segelas minuman yang telah dicampur dengan obat tidur."Terima kasih, Sayang." Ryo menangkup dan membelai pipi Jane dengan lembut tapi Daniel langsung menarik tangannya menjauh dari Jane. "Daniel!! Apa kau mati?! Kenapa kau tidak membiarkanku bermesraan sedikit dengan istriku?!" Kesalnya."Sekarang bukan waktunya untuk bermesraan!! Memangnya kau setiap malam tidak pernah bermesraan dengan istrimu?!" Timpal Daniel."Ya bermesraan sih tapi kalau aku inginnya sekarang, kau mau apa?! Lalu kenapa kau yang sewot?!" Sengit Ryo.Daniel berhenti lalu ia menyerahkan gelas berisi air yang dibawanya ke tangan Ryo sambil tersenyum licik. "Dan aku dengan senang hati menyerahkan tugas terhormat ini kepadamu, bukankah dulu kau sangat suka menyuapi wanita-wanita seksi?""Cih!! Itu dulu, sekara
"HELENAA!! Aku bersumpah akan membunuh pelacur itu dengan tanganku sendiri," teriak Daniel penuh emosi."Wanita itu sangat mengerikan bahkan iblis saja tidak akan melakukan kekejian seperti ini," sesal Ryo sambil menatap sedih pada potongan-potongan mayat anak buahnya."STEVE, KEN, FRANK!!" Teriak Daniel memanggil nama-nama anak buah terbaiknya."Ya, Tuan.""Lacak keberadaan Helena dan setelah itu kalian harus bersiap untuk perang besar-besaran," titah Daniel dengan tatapan nyalang.Frank, Steve dan Ken saling berpandangan setelah mendengar ucapan sang CEO tentang perang besar-besaran yang menurut mereka agak sedikit membingungkan."Perang besar-besaran, Tuan? Maksud tuan Apa?" Tanya Frank ragu."Perang untuk menghabisi semua keluarga Miller termasuk anak dari Jonathan, kali ini aku tidak akan membiarkan satu pun keturunan dari keluarga Miller selamat," jawab Daniel dengan sangat tegas."Daniel, aku selalu mendukung semua rencanamu akan tetapi tidak untuk membunuh seorang anak. Aku t
"Mereka benar-benar gila!! Bahkan mereka tidak memberikanku waktu untuk berkencan dengan istriku," omel Daniel penuh emosi."Honey, mereka sedang bersiap untuk membunuh kita tapi kau malah membahas tentang kencan!! Kakiku saja sudah gemetaran tapi kau masih bisa bercanda," protes Alice dengan suara yang gemetaran."Tidak, Babe. Aku hanya sedang kesal, kau merunduk saja dan jangan takut. Akan kuhabisi mereka semua dalam hitungan menit," ujar Daniel kepada sang istri.Mobil Rolls-Royce Sweptail edisi terbatas yang dibanderol harga ratusan milyar rupiah itu terus oleng karena terus diserempet oleh dua mobil van yang terus-terusan menyerang, Daniel murka dan kemarahannya bisa terlihat dengan sangat jelas pada ekspresi serta warna wajahnya memerah dengan rahangnya yang mengeras."DAMN!! SON OF BITCH!! Akan kubunuh kalian karena telah merusak mobil limited edition yang baru aku beli," maki Daniel kesal.Daniel membanting setir mobilnya ke kanan lalu ke kiri, menubrukkan mobilnya ke kedua va
"Jason, jika Mama mati dibunuh oleh keluarga Myers maka kau yang harus membalas dendam. Ingat baik-baik wajah-wajah orang jahat itu lalu habisi mereka semua tanpa terkecuali," ujar Helena."Dendam itu apa? Apa yang harus aku lakukan agar Mama tidak mati?" Tanya Jason dengan tatapan polosnya yang tertuju ke wajah cantik sang ibu."Suatu hari nanti setelah kau tumbuh besar, kau akan mengerti semua ucapan Mama, Sayang. Sekarang ini kau hanya perlu mengingat wajah-wajah mereka semua," jawab Helena sambil menunjuk ke foto Daniel dan seluruh anggota keluarga Myers termasuk Andrew."Tapi--""Tidak ada tapi-tapian, Jason!! Sekarang tidurlah," potong Helena cepat, wajahnya menunjukkan rasa kesal hingga kedua alisnya hampir bertautan saat putra semata wayangnya menyahuti ucapannya.Jason pun langsung menutup kedua matanya dan ia juga menggunakan bantal kecilnya untuk menutupi wajahnya. Bocah tampan berkulit putih itu tampak ketakutan saat melihat wajah ibunya yang terlihat sangat menyeramkan sa
"Steve, kenapa kau diam? Pilih senjata mana yang akan kau gunakan untuk membunuh anak iblis itu," tegur Daniel.Steve hanya diam mematung di tempatnya sambil menatap nanar tiga benda mematikan yang harus ia pilih untuk menghabisi nyawa seorang anak kecil tidak berdosa, tubuhnya gemetaran dan ia tidak berani mengambil ataupun menatap satu senjata yang dijajar rapi di atas meja oleh sang CEO.BRAAAKKKK!! Daniel kembali menghantam meja dengan bogem mentahnya hingga permukaan meja yang terbuat dari kayu itu menjadi retak."STEVE, CEPAT PILIH!!" Daniel kembali membentak Steve, amarahnya sudah mencapai ke ubun-ubun karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang anak buah.Steve tersentak kaget hingga ia reflek bersimpuh di lantai tepat di hadapan sang CEO, wajahnya tampak pucat pasi dan seluruh kekuatannya lumer bagaikan mentega yang dipanaskan di atas penggorengan saat ia dihadapkan oleh satu pilihan yang sangat sulit. Steve bisa dengan mudahnya menghabisi siapapun yang berani menyerang
"RYO!! RYOO!!" Alice membuka kasar pintu mobil dan langsung berlari kencang masuk ke dalam mansion megah untuk mencari sang pimpinan Yakuza.Alice berlari menaiki tangga menuju ke kamar Ryo tanpa memakai alas kaki akan tetapi ia tidak menemukan siapapun di kamar sehingga ia kembali berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa hingga ia tersandung pinggiran anak tangga, tapi untungnya ada Mark yang dengan sigap menangkap Alice sehingga wanita bermata biru indah itu tidak sampai terjatuh dan terluka."Alice, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat sangat panik?" Tanya Mark."Mark ... Mark!! Ryo ... mana Ryo?""Ryo dan Jane sedang menemani Andrew bermain di taman," jawab Mark yang masih memegangi kedua lengan Alice.Alice reflek menyingkirkan tangan Mark dari lengannya dan kembali berlari tanpa alas kaki menuju ke taman yang berada di belakang rumah. "RYO!! RYOOO!!" Teriaknya sambil terus berlari.Ryo, Jane dan Andrew sontak menoleh bersamaan setelah mendengar suara teri
"Daniel ...." Ryo berlari kecil memasuki villa mewah untuk mencari sepupunya, ia berkeliling menyusuri satu per satu ruangan yang tampak sepi hingga akhirnya langkah kakinya terhenti di bangku taman.Ryo berjalan mendekati Daniel yang sedang minum bir sambil duduk di bangku taman, netranya tiba-tiba tertuju ke dua pistol desert eagle yang tergeletak di atas meja yang membuatnya bertanya-tanya di dalam hati."Daniel, kau ada di sini rupanya."Daniel tampak terkejut dengan kedatangan Ryo sehingga ia reflek menyambar pistolnya lalu menodongkannya ke arah sepupunya. "SHIT, RYO!! Apa yang sedang kau lakukan di sini?!""Aku datang ke sini untuk bicara denganmu," jawab Ryo.Daniel sontak berdiri dan wajahnya menunjukkan kemarahan setelah melihat kedatangan Ryo. "APA KAU SUDAH GILA?! Kau meninggalkan Alice dan Jane sendirian di rumah saat situasi genting seperti ini?!""Ada Mark dan beberapa petugas polisi yang berjaga di rumah jadi kau tidak perlu khawatir," jawab Ryo. "Daniel, kau mau keman