Share

Bab 2

"Bagus, Reno, kamu memang harus tegas, sama istri yang suka membangkang seperti si Mila ini. Ibu juga nggak suka mempunyai menantu, yang nggak nurut seperti dia. Hanya bisa membuat emosi saja," cicit Bu Risma.

"Oh ... jadi maksudnya, kalian berdua itu tidak suka sama aku, dan lebih suka dengan Mbak Wina? Begitu bukan?" tanyaku.

Aku bertanya dengan tegas, kepada Bu Risma dan juga Mas Reno. Aku ingin tahu maksud mereka berkata seperti itu kepadaku. Apakah hanya untuk menggertaku, atau mereka memang benar-benar tidak mengharapkan aku ada di dalam kehidupan mereka lagi.

"Kalau memang iya, terus kamu mau apa, Mila? Aku lebih memilih Wina, yang menjadi menantuku, daripada kamu," terang Bu Risma, perkataannya itu begitu menusuk hatiku.

"Bu ... Ibu jangan bicara seperti itu, Bu. Bagaimana mungkin, Ibu lebih memilih aku dan melepaskan Mila? Dia itu suaminya masih ada, serta masih berstatus menantu Ibu? Aku memang selayaknya pergi dari sini, Bu, sesuai dengan kemauannya Mila. Karena aku juga tidak mau membuat rumah tangga Reno berantakan," papar Mbak Wina.

Ia berkata dengan begitu bijak, tetapi aku yakin, kalau dia berkata seperti itu hanya karena sedang berada di hadapan mertua dan juga suamiku. Seperti biasa Mbak Wina memang pandai sekali bersilat lidah. Ia itu seperti ular berbisa, yang siap menggigit dan menyebarkan racunnya.

Aku berkata seperti ini bukan tanpa alasan. Karena setiap ia berkata dan melirikku, dia terus tersenyum jahat ke arahku. Maksudnya apa ia berbuat seperti itu? Kalau memang bukan karena ingin meledekku. Aku yakin, kalau sebenarnya Mbak Wina itu merasa puas, dengan pembelahan mertua dan juga suamiku. Karena memang itu tujuannya ia mengadu, kepada suami dan juga mertuakum

"Tuh, Reno, kurang apa coba si Wina ini? Menurut Ibu, dia ini udah tau diri banget jadi orang. Tapi kenapa Si Mila tidak suka sama dia? Ia malah selalu menganggap, kalau Wina itu jahat. Ibu yakin, kalau istrimu ini memang tidak war*s, hatinya bus*k penuh dengan iri dan dengki." Bu Risma kembali memuji sikap Mbak Wina, yang menurutnya bijak.

"Iya, Bu, aku juga tidak paham, dengan jalan pikiran Mila itu seperti apa? Kenapa bisa, ia mempunyai pikiran picik seperti itu kepada Mbak Wina? Padahal ia itu baik banget kepada Mila, ia bahkan mau membelanya. Tapi memang dasar Si Milanya saja yang tidak tau diri," timpal Mas Reno.

Ucapan suami dan mertuaku ini benar-benar menusuk hatiku, membuat luka yang tak berdarah di dalam sana. Bisa-bisanya mereka malah membela perempuan bermuka dua itu dibanding aku, yang masih berstatus istri dan menantu yang sah. Mereka berdua terang-terangan membela Mbak Wina, hanya karena menilai dari tutur kata Mbak Wina, yang sebenarnya penuh dengan racun.

"Bu, Mas, jika memang kalian lebih mendengarkan kata-kata Mbak Wina dan tidak mau mendengar apa kataku. Ya sudah, silakan saja kalian bawa Mbak Wina ini untuk tinggal di rumah Ibu karena aku tidak mau menampungnya lagi! Kalau memang kamu mau, kamu juga boleh kok tinggal di sana, Mas. Kamu tidak kembali ke sini lagi juga nggak apa-apa, malah itu lebih bagus," usirku.

"Kamu mengusir kami, Mila?" tanya Mas Reno tidak percaya.

"Kalau iya, memangnya kenapa? Ingat ya, Mas. Rumah ini atas nama aku dan aku yang selalu membayar cicilan setiap bulanya. Jadi kamu tidak sepantasnya mengusir aku dari rumahku sendiri, yang ada kalian yang seharusnya pergi. Selama ini aku selalu diam dan sabar menghadapi ulah kalian, tetapi maaf kesabaranku juga ada batasnya. Jika kalian tidak mau menuruti aturanku, ya sudah pada minggat saja kalian semua. Jangan pernah lagi kalian tinggal dirumahku lagi," usirku dengan begitu tegas

Wajah Mas Reno begitu pucat, saat mendengar ucapanku. Mungkin ia tidak menyangka, kalau aku akan berkata seperti itu. Selama ini aku selalu diam, tetapi bukan karena aku takut. Aku hanya masih menghargai mereka semua, tetapi kali ini aku merasa sudah cukup sabar, makanya aku berontak.

Mungkin mereka lupa, kalau aku ini adalah manusia, yang punya hati dan juga perasaan. Aku bukanlah wayang, yang bergerak jika dimainkan oleh dalang. Jadi aku juga bisa melawan, sekiranya mereka semua menindasku dan berbuat yang tidak sesuai dengan keinginanku.

Bersambung ...

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aku Siapa
kerennnn.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status