She is Genevive

She is Genevive

By:  ruby riders  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
907views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gadis 19 tahun yang ingin tahu dunia luar didalam lingkaran kecil yang ia tinggali. Berusaha agar tetap menjadi 'gadis baik' untuk semua orang, tetapi dia lupa bagaimana menjadi 'baik' untuk dirinya sendiri.

View More
She is Genevive Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
6 Chapters
Namanya Genevive
Genevive, atau yang akrab disapa Gen. Berusia 19 tahun, eh sebenarnya dia masih 18 tahun, tepat satu bulan lagi Gen akan berulang tahun yang ke 19. Jadi, dia masih berumur 18, benar kan? Gen adalah gadis biasa, maksudku, benar benar biasa. Jika dia tidak berusaha mendapatkan teman saat disekolah, maka tidak akan ada yang mengenalnya. Ya betul, dia sungguh berusaha agar mendapatkan teman, setidaknya satu, dalam seluruh hidupnya saat bersekolah. Misalnya, saat ia pertama kali masuk sekolah menengah atas, Gen berusaha sangat keras agar dia dikenal banyak orang, baik guru atau murid. Maka dari itu, Gen mengikuti banyak sekali kegiatan di sekolah, mulai dari pramuka, club renang, club radio, hingga organisasi siswa atau biasa disebut OSIS. Gen bahkan harus berpura pura menjadi pribadi yang ceria dan cerewet, padahal dia anak yang pendiam dan tidak banyak bertingkah, semua itu Gen lakukan agar bisa diterima di lingkungan sekolah. Setiap pulang sekolah Gen merasa sa
Read more
Hal yang Genevive Suka
"Sial" Gen tidak sengaja melukai jari tangannya dengan pisau, ia meringis kesakitan. "Ah pisau menyebalkan". Tebak, dalam sehari ini sudah berapa kali Genevive mengeluarkan umpatan?  Gen berjalan ke arah loker miliknya dan membuka apron yang ia pakai lalu melipatnya, "Baguslah hari ini tidak begitu buruk, walaupun tanganku harus terkena sayatan pisau" kata Gen. "Hei, mau pulang?" Gen yang terkejut kemudian membalikkan tubuhnya, dilihatnya Julio sedang tersenyum kecil. "Oh, iya sebentar lagi jam kerjaku selesai. Ada apa?" Gen bertanya. Laki-laki berambut hitam itu mengedipkan matanya beberapa kali dan menjawab "Tidak ada apa-apa, aku hanya bertanya apakah tidak boleh?" Gen tertawa geli, "Ya tentu saja boleh, siapa aku yang bisa melarangmu?" Julio hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya, yang sebenarnya tidak gatal. Julio salah tingkah. "Baiklah Julio, aku harus pulang. Sampai ketemu besok!" Gen mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Julio. 
Read more
Hal yang Genevive Tidak Suka
Jam menunjukkan pukul 10 pagi, menampilkan Gen yang sedang membersihkan kamar miliknya yang terlihat, hng, sangat berantakan. Terdapat banyak sekali barang berserakan dilantai, dan juga sampah makanan. Ew, sangat jorok"Argh, sial kenapa kamarku terlihat begitu buruk?" Gen mengeluh kesal, padahal menurutnya itu bukanlah hal yang buruk, hanya sedikit tidak nyaman saja. Dengan sigap, Gen mulai menata semua barang yang ada dimeja dan mengembalikan nya ketempat semula, tak lupa ia juga mengganti sprei dan menyapu lantai. Sebetulnya, Gen cukup suka dengan bersih bersih tapi entah mengapa terkadang dirinya merasa malas, jadi ya begitulah ia bisa menjadi rajin dan pemalas dalam satu hari. Bisa ditebak setelah selesai membersihkan kamar, ia pasti langsung merebahkan dirinya diatas kasur hingga sore hari, tanpa mandi. Jorok sekali.Sudah tiga setengah jam Gen membersihkan kamar, waktu yang cukup lama untuk membersihkan ruangan yang tidak terlalu besar. Jangan ditan
Read more
Sedikit Kenangan
Seorang gadis dengan rambut kucir kuda, berlari ditengah koridor sekolah yang sudah sepi, sepertinya gadis itu terlambat. Terlihat dari mimik wajahnya yang sedikit gusar. Dirapihkannya sedikit anak rambut yang bergelantungan, merapikan seragam sambil menarik napas panjang agar tidak gugup.  Dibukanya pintu kelas dengan hati hati, gadis cantik itu melihat sekeliling, masih ramai. Ternyata belum ada guru yang datang, ia menghela napas lega. Segera, ia berjalan pelan mencari bangku yang masih kosong untuk ditempatinya.  Bangku tiga baris dari depan dekat pintu dipilihnya, gadis itu duduk dengan canggung. Tak lama, seorang gadis mengenakan bando biru menghampiri tempat duduknya, menanyakan siapa namanya. "Genevive, namaku Genevive" Gadis berbando biru terkejut mendengar namanya, "Wah cantik sekali namamu". Genevive hanya tersenyum kecil, "Lalu bagaimana denganmu?" tanya Gen pada gadis disampingnya. "Aku Giselle, salam kenal. Bole
Read more
Dua Hal Berbeda
Gadis bermata bulat itu terlihat mondar mandir di depan gerbang sekolah, mempertimbangkan haruskah ia mengembalikan jaket Gavin hari itu juga atau besok saja sekalian, toh dirinya dan Gavin juga satu kelas. Gen membuka grup kelas ada sekitar 110 pesan belum terbaca, mereka kebanyakan membicarakan hal hal yang tidak begitu penting, tak sengaja mata Gen melihat gelembung chat milik Gavin yang tertulis "Ada yang lihat jaketku?" beberapa murid mengkutip pesan Gavin dengan memberi jawaban seperti "Tidak", "Aku tidak melihatnya", atau "Aku bukan ibumu jangan tanya padaku dimana jaketmu".  Membaca pesan Gavin membuat Gen tidak enak hati, ia ingin membalas pesan itu, mengatakan jaket milik Gavin ada padanya, tapi entah mengapa jarinya hanya diam saja tidak mengetikkan sesuatu.  Sebuah balasan untuk pesan Gavin muncul dilayar ponselnya, itu Collin, yang mengatakan bahwa dia melihat jaket milik Gavin dan memberikannya pada Gen dengan alasan "Rumah kalian deka
Read more
Kupu-kupu
Gadis dengan kucir cepol itu tengah berdiri didepan lemari es dengan pintu terbuka, membiarkan dirinya terkena hembusan angin dingin dari lemari es didepannya. Beberapa kali gadis itu menghela napas lelah, bagaimana tidak lelah? Dia sehabis dari rumah Gavin mengantarkan jaket dan kembali kerumah dengan berjalan kaki, memang sih tidak sejauh itu, tapi hari ini sangatlah panas. Tertera diponselnya suhu hari ini sekitar 34 derajat celcius, Gen setidaknya sudah menghabiskan satu botol air mineral dingin dengan sekali teguk, cuaca panas dan rasa kesalnya pada Gavin memuncak dikepalanya. Membuat Gen butuh sesuatu yang dingin. "Gila, ini benar benar panas. Apakah neraka sedang bocor? Apalagi ini ponselku berdering terus sedari tadi" omel Gen sembari menutup pintu lemari es dan berjalan menuju meja makan. Ponselnya terus berdering dari lima menit yang lalu, bukan dering telpon, tapi dering pesan yang dikirim secara beruntun. Tebak siapa yang mengirimnya pesan? Ya, Ga
Read more
DMCA.com Protection Status