Share

11. Pesona Bayu

"Aku telah kehilangan seorang adik karena kanker. Di dunia ini, hanya kalian keluargaku. Aku tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya."

Anita mengerjap. Ia baru menyadari, apakah Bayu hidup sebatang kara? Orang tua Bayu ke mana? Apakah mereka masih hidup?

Anita menghela napas beratnya. Ia mengangguk ragu.

"Terima kasih."

Bayu meraih tangan Anita. "Aku juga berterima kasih padamu. Menganggapku saudara, dan sekarang aku memiliki keponakan cantik dan secerdas Izza."

Napas Anita. Ia merutuk dalam hati. Mengapa Bayu terlihat sangat tampan jika bahagia?

Seketika ia merasakan hangat menjalar dari tangan. Ia memandang sumber kehangatan, dan segera menarik tangannya.

Ia menarik napas, lalu menghembuskan pelan.

*

*

"Bujang pang*."

"Marasa maka tahu*" Suara melengking dari seorang perempuan dengan dandanan menor.

Disahut dengan tawa perempuan lainnya sebangku, Misna. Di samping Misna duduk seorang laki-laki. Dan seorang laki-laki lainnya berdiri, menyandarkan punggung ke dinding, men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status