Share

2. Fokus Kaluna!

“Maaf, apa kita kenal?”

Jleger ....

Bagai petir disiang bolong pertanyaan Jonathan seolah menampar Kaluna dan mengempaskan rasa bahagia Kaluna yang sudah membumbung tinggi karena bisa bertemu kembali dengan lelaki yang pernah mencintai, melindungi dan menyayangi dirinya dulu.

"Hah?" Hanya ucapan itu yang keluar dari mulut Kaluna saking kagetnya.

"Apa kita kenal?" ulang Jonathan sambil menatap langsung ke mata Kaluna.

"Itu ...." Kaluna salah tingkah, ia ingin berkata kalau mereka kenal dan membeberkan bukti-bukti yang ada kalau mereka dulunya adalah sepasang kekasih.

Kaluna melihat sekelilingnya, ruangan itu mungkin sudah lebih kosong tapi, masih ada beberapa orang yang membereskan kursi dan bila Kaluna ngotot berkata kalau dia mengenal Jonathan lalu berakhir dengan adu mulut dengan Jonathan, Kaluna bisa pastikan peristiwa itu bisa menyebar dengan cepat ke semua pegawai Moon. Kaluna belum siap menjadi buah bibir di sana.

“Kalau ditanya itu dijawab, Mbak Kaluna,” ucap Jonathan sambil menyerahkan buku ke tangan Kaluna, “itu menu baru untuk bulan depan, saya minta kamu siapkan semuanya,” lanjut Jonathan.

“I-iya?” tanya Kaluna yang masih dalam mode kaget dan kebingungan karena mendapatkan respons sedingin itu dari Jonathan. Ia dengan cepat memeluk buku yang Jonathan berikan dan berusaha untuk mencerna apa yang baru saja terjadi, namun, nihil! Satu-satunya yang ada di pikirannya saat ini adalah ia diacuhkan oleh Jonathan!

Kaluna memberanikan diri untuk menatap mata Jonathan dan lagi-lagi dirinya merasa seolah sedang diremehkan oleh lelaki itu, tatapan dingin Jonathan seolah menusuknya tanpa ampun dan menghinanya, “Saya ....”

“Sampai kapan kamu mau ada di depan saya? Mending kamu ke kitchen dan siap-siap untuk servise, Mbak Kaluna,” ucap Jonathan sambil menunjuk pintu keluar. “Sekarang, Mbak Kaluna!”

Kaluna terhenyak dan meninggalkan Jonathan sambil berusaha menahan emosi dan rasa bingung yang saat ini menyelimuti dirinya, sumpah demi apa pun, itu Jonathan mantan kekasihnya!

***

"Chef ... Wagyu Steak medium rare," teriak Okhe di samping kuping Kaluna.

"Hah?" teriak Kaluna kaget sambil menoleh ke arah Okhe.

"Wagyu Steak medium rare, ready," ulang Okhe sambil menunjuk piring yang ada di depan Kaluna dengan wajah kesal karena rasanya ia sudah menyia-nyiakan waktunya untuk berjalan ke arah Kaluna karena wanita itu tidak mendengar teriakkannya sama sekali.

Kaluna yang pikirannya sedang tidak fokus akibat memikirkan Jonathan yang bersikap dingin dan seolah tidak mengenali dirinya terkesiap. "Medium rare?"

"Yes, Chef medium rare dan kamu harus cek tingkat kematangannya, Chef," ucap Okhe sambil menekankan kata cek di kalimatnya.

"Cek?" Kaluna masih belum sadar dengan situasinya.

Okhe membulatkan matanya dengan kesal karena merasa Kaluna sedang tidak fokus hari ini dan itu adalah sesuatu yang sangat gawat! Ini hari sabtu dan sebentar lagi makan malam yang akan membutuhkan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi! "Kal—"

"Sini!" Sebuah tangan mengambil piring milik Okhe.

"Jonathan," bisik Kaluna sambil melihat orang yang mengambil piring Okhe.

Jonathan dengan cepat mengiris wagyu steak tersebut untuk melihat tingkat kematangannya. Kepalanya mengangguk puas saat melihat warna merah muda masih terlihat dibagian tengah Wagyu Steak, "Bagus, kembali ke station."

Okhe menghela napas lega dan dengan cepat kembali ke stationnya karena ia masih harus memasak beberapa daging steak lagi.

"Jo, a—"

"Kamu." Jonathan menunjuk Kaluna, "jangan jadi beban buat team kitchen! Kamu Sous Chef, tugas kamu bantu saya, bukan jadi beban!" sentak Jonathan.

"Fokus! Atau keluar dari dapur saya!" teriak Jonathan.

Teriakkan Jonathan seolah menampar Kaluna dan memaksa wanita itu untuk kembali ke realita. "Iya, Jo—"

"Panggil saya Chef Jonathan, Mbak Kaluna," desis Jonathan dengan menekankan kata Mbak Kaluna sambil meninggalkan Kaluna yang berdiri mematung.

Kaluna menggigit bagian bawahnya berusaha menahan tangisnya. Rasa sakit hati, pedih dan malu bercampur menjadi satu membuat Kaluna benar-benar luluh lantah. Kaluna memutar tubuhnya dan mengusap air mata yang mengalir di ujung pelupuk matanya.

"Fokus Kaluna! Fokus!" seru Kaluna sambil menepuk kedua pipinya sekeras mungkin agar dirinya bisa kembali fokus dan bekerja kembali dengan baik.

"Tabel 24, Dua New York Sirloin, satu Seafood Platter, dan 2 Australian Lamb Chops," teriak Jonathan membahana di ruangan dapur yang panas.

"Yes, Chef!" Semua orang termasuk Kaluna menyahut omongan Jonathan dan langsung bergerak membuat menu yang Jonathan minta.

Kali ini Kaluna benar-benar fokus dan membuang semua pikirannya mengenai Jonathan. Sesekali ia merasa kalau Jonathan memperhatikan dirinya tapi, saat Kaluna membalas tatapan Jonathan pria itu langsung membuang muka atau bahkan menatap sinis pada dirinya. Apa salahnya?

••

“Hari ini kamu kenapa? Cengo mulu kaya orang dongo?” tanya Okhe sambil memberikan air minum untuk Kaluna.

Kaluna hanya bisa tersenyum tipis dan mengambil botol minuman yang Okhe sodorkan, ia sangat bersyukur bisa melewati hari ini dengan baik walau ia benar-benar keteteran saat dirinya bekerja tadi. “Capek aja, banyak pikiran.” Tidak mungkin ia mengatakan kalau seharian ini pikirannya hanya dipenuhi dengan Jonathan, mantan sialan yang pura-pura tidak mengenali dirinya.

“Ini, mau? Mama aku bikin lemper dan aku bikin cheese cake, makan aja.” Kaluna memberikan kotak makan yang ia bawa dari rumah, “bagiin sama yang lain.”

Okhe dengan cepat mengambil kotak makanan yang disodorkan Kaluna dengan senyuman merekah, "Makasih, loh, lemper buatan mama kamu memang paling enak. Ah ... ampir lupa, kamu dicari sama Pak Raka,” sahut Okhe sambil menunjuk ke arah ruangan Raka.

"Ish ... bukannya bilang dari tadi," ucap Kaluna sambil beranjak dari sana dan melempar botol minumannya. Kakinya ia langkahkan ke kantor Raka yang ada di ujung koridor sambil sesekali melihat sekeliling mencoba mencari sosok Jonathan. Nihil.

Jonathan tidak ada di mana pun juga, mungkin lelaki itu sudah menghilang ditelan bumi atau lebih baik kembali saja dia ke New Zaeland agar Kaluna tidak memikirkannya lagi dan hatinya tenang.

Saat sampai di depan pintu ruangan Raka, Kaluna terhenti karena mendengar percakapan dua orang melalui celah pintu yang sedikit terbuka.

"Ini enak ...."

Kaluna mengintip dan sadar kalau yang berbicara adalah Jonathan dan Raka. Matanya melihat Jonathan yang sedang memakan cheese cake buatannya, tanpa sadar senyuman muncul di wajahnya.

"Iya, emang enak dan lagi lempernya juga enak. Gue mungkin mau masukin cheese cake-nya ke menu karena kalau lemper nggak masuk sama menu restoran," ucap Raka sambil mengambil sesendok cheese cake.

"Bisa ... bisa dimasukin kalau kata gue dan emang enak," ucap Jonathan lagi sambil kembali menyuap cheese cake-nya dan bahkan mengambil piring lalu menikmatinya sendirian. "Ada rasa orange di cheese cake-nya, terlihat simpel tapi gue ngerasa banyak ledakan rasa yang sesuai, enak."

Tok ... tok ....

"Maaf, Pak ... Bapak panggil saya?" tanya Kaluna sambil masuk ke dalam ruangan dan sekali lagi Kaluna sadar kalau Jonathan mengalihkan pandangannya.

"Kaluna sini masuk," panggil Raka.

"Ngapain dia di sini?" tanya Jonathan pelan berharap Kaluna tidak mendengar perkataannya.

"Lo tadi bilang cheese cake itu enak, kan?" tanya Raka dan dijawab Jonathan dengan anggukkan. "Kaluna ini yang buat ... nah, Kaluna jadi saya da—"

"Nggak enak ... seret," ucap Jonathan cepat sambil menyimpan piring dengan sedikit melempar, dengan cepat Jonathan mengambil botol minum dan meminumnya dengan serampangan, "nggak enak, kering."

Jonathan menggerakkan tangan di lehernya menirukan gerakkan lelaki yang dipenggal.

"Tadi, lo bilang enak, loh," ucap Raka bingung dengan perubahan sikap Jonathan, "kamu bilang itu enak tadi."

"Saya juga denger Chef Jonathan bilang enak," ucap Kalula yang kesal karena melihat tingkah Jonathan yang menyebalkan.

Jonathan melihat wajah Raka dan Kaluna bergantian sambil berkacak pinggang lalu menghela napas keras, "Tadi enak tapi ... dry, kering ...."

"Ini cheese cake, gimana bisa kering?" tanya Raka bingung karena dia juga mencoba kue itu dan ia rasa enak.

Raka mengambil piring bekas Jonathan sambil tersenyum simpul, "Dia bilang nggak enak dan kering tapi sisanya cuman sesendok, rada lain kurasa otaknya," ucap Raka kesal sambil melihat wajah Kaluna.

Jonathan terus terbatuk-batuk, berusaha menunjukkan kalau chesse cake milik Kaluna tidak enak sambil berjalan keluar ruangan, saat sampai di ambang pintu keluar ia berbalik dan berkata, “Mbak Kaluna kue kamu nggak enak!”

Kaluna hanya bisa memaksakan senyumannya pada Raka dan Jonathan sambil memaki di dalam hatinya, “Jelas-jelas tadi dia bilang enak, kenapa sekarang jadi nggak enak! Kupatahkan juga lehermu Jonathan!”

••

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Karyi
sepertinya lucu
goodnovel comment avatar
Nevia Vinatasari
Hahahahahaha...gengsi tingkat dewaaaaaa...ujung2nya...
goodnovel comment avatar
Yanyan
ada masalah apa ye.. ampe jojo benci banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status