Share

Makin Dekat

“Kau siapa?!” Katrina yang menjawab sapaan gadis itu.

“Aku tidak bertanya padamu !” ucap gadis itu dengan ketus.

Katrina membalasnya dengan mendelikan matanya.

“Marco ini aku, Davina ! kau ingat?”

Marco terdiam dan mencoba mengingat gadis yang sama sekali tidak dia ingat itu.

“Hei, aku mantanmu kelas 3 SMP Marco, coba kau ingat-ingat.” gadis itu mendesak Marco mengingatnya.

Marco mantan playboy mana ingat mantan-mantan pacarnya kecuali Katrina yang memang pacar pertama sekaligus sahabat perempuannya sekarang.

“Mungkin kau lupa karena penampilanku sekarang yang dewasa bukan, aku nampak sexy bukan sekarang.” ucap Davina dengan genitnya.

“Kalo Marco tidak ingat tidak usah dipaksa !” Katrina membalas ucapan Davina.

Davina hanya mendelikan matanya pada Katrina.

Obrolan terpotong karena Davina mendapat telpon masuk.

“Halo Devin sayang.”

Mendengar nama itu Marco langsung menyimak.

“Iya tak apa sayang, kau hati-hati di Jepang ya, tunggu aku di sana, see you my love.”

Percakapan Davina dan seseorang di telpon itu berakhir.

“Apa Devin yang di maksud sama dengan yang aku pikirkan ?” batin Marco bertanya-tanya.

“Maaf ya Marco, barusan pacarku menelpon.”

.

Marco hanya mengangguk.

“Maaf juga aku tidak bermaksud merayumu, aku hanya senang bisa bertemu lagi denganmu, kau sangat tampan dan gagah sekarang, jika saja aku lebih dulu bertemu denganmu daripada Devin.”

“Ehem !” deheman Katrina membuat Davina jengkel.

“Oh iya maaf juga buat pacar mu yang mengjengkelkan itu Co ! aku pergi dulu ya Marco, semoga kita bertemu lagi.” ucap Davina mengira Katrina adalah pacar Marco, lalu berjalan pergi.

“Malas banget mantanmu itu !”

“Aku saja tidak ingat.”

Marco terdiam dan langsung mengetik sesuatu memberi pesan pada seseorang.

“Cari tahu jadwal Devin Yudistira sekarang”

Pesan singkat Marco kirimkan kepada Nathan.

Dia penasaran apa Devin yang di bicarakan Davina itu adalah Devin Yudistira atau bukan.

“Rin, aku tak akan lama, jangan lupa kau agendakan secepatnya bicara dengan Deandra.”

“Iya baik bosku.” ucap Katrina dengan tangan memberi hormat.

Marco tersenyum lalu pergi.

****

"Deandra sayang maaf ya mamih repotin." ucap Mamih Anita, ibu dari Devin.

Malam ini Deandra sedang berada di mansion keluarga Yudistira.

"Ngga repotin mih, malahan Deandra senang bisa ketemu, mamih."

"Mamih juga senang bisa ketemu Deandra lagi, oh iya maafin Devin yah sayang, dia sering dinas keluar negeri."

"Iya mih, tidak apa-apa Deandra sangat mengerti."

"Kau memang calon menantu idaman."

Deandra hanya tersenyum.

Saat ini Deandra sedang membantu Mamih Anita merangkai bunga. Hobi Mamih Anita memang merangkai bunga, karena semua anak nya laki-laki jadi tidak ada yang bisa dimintakan bantu untuk menemaninya, kecuali Deandra calon menantu anak pertamanya, Devin Yudistira.

Deandra menyayangi Mamih Anita seperti ibunya sendiri, Mamih Anita pun sangat menyayangi Deandra seperti anak perempuannya sendiri.

Mamih Anita juga adalah teman dekat ibu nya. Itu pun yang menjadi alasan mengapa sampai detik ini Deandra bertahan dengan Devin, meskipun Devin sama sekali tidak memperlakukannya seperti kekasih yang semestinya.

"Liat Dra, cantik kan bunga ini." ucap Mamih Anita dengan memperlihatkan setangkai bunga berwarna pink yang sangat cantik dan langka.

"Cantik sekali, nama bunga nya apa mih, Deandra baru melihatnya."

"Namanya bunga Peony, memang sangat mahal dan langka, selain sangat cantik bunga ini juga melambangkan cinta dan kebahagiaan, bunga ini dapat melambangkan betapa istimewanya seseorang karena kepribadiannya."

"Nama yang cantik seperti bunganya."

"Seperti kau Deandra, kau cantik dan istimewa karena kepribadianmu, juga kau sumber kebahagiaan Devin."

Deandra terdiam.

Mamih Anita tidak mengetahui bagaimana perlakuan Devin pada Deandra yang sesungguhnya.

"Kalo Devin bilang kau seperti rumahnya."

Deandra hanya tersenyum mendengar ucapan Mamih Anita itu.

"Teruslah bersama Devin yah, sayang."

"Iya, mih." Deandra hanya bisa mengiyakan perkataan Mamih Anita itu.

Mereka melanjutkan untuk merangkai bunga, malam ini Deandra memang berencana menginap di Mansion Yudistira.

***

Di tempat lain di Mansion Baskoro Grup.

"Bos, Devin Yudistira sedang berada di Jepang."

Marco terdiam dan berpikir karena yang dibicarakan Davina ditelepon pun sama bahwa Devin sedang berada di Jepang.

Marco tidak ingin berpikir terlalu jauh terlebih dahulu, lagian itu belum pasti.

"Tan, kau ingat dengan yang namanya Davina? katanya dia mantanku waktu SMP."

"Sebentar bos saya ingat-ingat dulu".

Nathan berpikir keras, karena selama ini yang setia mendampingi Marco adalah Nathan dan Mahendra, ya minimal dia hafal mantan-mantan Marco jaman dia playboy.

Saat ini Marco hanya bersama Nathan, Mahendra sedang ijin menemani kekasihnya.

"Seingatku Davina itu adik kelas kita yang ketua chearleader, kau hanya 6 bulan saja bersamanya."

"Apa kau bisa mencari tahu tentangnya?"

"Untuk apa bos?" Nathan keheranan.

"Aku hanya ingin memastikan, jika benar dia adalah kekasih gelapnya, Devin Yudistira." jawab Marco.

"Baik, bos"

"Bos kau tidak berusaha merebut Deandra darinya kan?"

Marco menatap Nathan.

"Aku memang akan merebutnya, Tan !"

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status