Share

Chapter 18 : Sebutir Rasa

Mataku mengerjap ketika cahaya matahari masuk melalui jendela yang terbuka. Kurapatkan selimut untuk meneruskan kantukku yang masih menggantung di kantung mata. Bantal yang nyaman membuatku enggan bangkit sedikit pun.

"Yang Mulia, sudah pagi. Sebentar lagi waktunya sarapan, anda tidak mau Putra Mahkota menunggu, kan?" Loretta mengguncang bahuku lembut.

"Katakan padanya untuk sarapan lebih dulu. Aku benar-benar masih ngantuk," gerutuku semakin merapatkan selimut.

"Tidak bisa begitu, Yang Mulia. Masa setelah kalian menghabiskan malam bersama, anda membiarkan beliau sarapan sendirian?"

Aku membuka selimut sejenak dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ternyata aku memang berada di kamar Azura dan ya, aku baru tersadar kalau tubuhku hanya berbalut selimut tanpa sehelai pakaian.

"Jadi...semalam bukan mimpi?" gumamku masih tak menyangka.

"Sial, kami benar-benar melakukannya semalam? Sungguh?" lanjutku membatin.

"Mu-mungkin memang terasa seperti mimpi. Tapi kalian memang sudah melakukannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status