Share

4 : Cinta Dalam Diam

          Perempuan cantik berambut panjang yang diikat ponytail itu sedang meniup-niup tangannya yang kedinginan. Udara di bulan juni ini begitu dingin. Perempuan cantik itu adalah Ana. Dia menunggu teman lelakinya selesai bekerja. Dia ingin mengajak temannya itu ke cafe Bintang sambil mendiskusikan tugas kuliah. Mengapa Ana berdiskusi dengannya? Karena mereka berdua mengambil mata kuliah yang sama dan ada di kelas yang sama pula. 

         Dari kejauhan, Rey sudah dapat melihat sosok Ana dengan balutan jas coklat panjang dan celana jeans. Mata Rey tampak khawatir melihat Ana yang kedinginan. Rey berlari kecil menuju kearahnya. Saat melihat wajah Ana, mata Rey terjerat oleh dengan wajah manis dan anggunnya. Rey sudah jatuh cinta pada Ana semenjak pertama bertemu. Yaitu ketika mereka berdua duduk sebangku saat masa pengenalan Kuliah. 

-----------Flashback--------------

         "Namaku Ana, salam kenal ya" ucap Ana sambil menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan Rey yang duduk disampingnya. 

           Rey yang canggung agak sedikit kaget dan akhirnya menerima jabat tangan itu. Dengan senyuman agak kaku namun tulus, Rey menyebutkan namanya.

           Mendengar Rey berbicara, membuat Ana tersenyum manis hingga matanya menyipit membentuk eye smile. Rey yang menatap senyum itu tiba-tiba saja diserang perasaan aneh. Dadanya dag dig dug tak menentu. Pemandangan disekitarnya terlihat sangat indah. Udara menjadi sepoi-sepoi dan seakan bunga sakura memenuhi ruangan.

------------End Flashback----------

Rey menatap Ana lama hingga akhirnya Ana menyadari keberadaan Rey. 

"Nunggu lama?" Tanya Rey

"Gak juga sih. 15 menit?" Jawab Ana

"Ya itu lamaaa" ucap Rey sedikit jengkel

Ana hanya mengangkat kedua bahunya. 

"Kenapa gak nunggu di dalam aja?" Tanya Rey

"Kamu keliatan sibuk. Gak enak akunya" jawab Ana jujur.

"Tapi kan ada Alex yang bisa nemenin dulu" Timpal Rey.

Ana tersenyum dan menghela nafas pendek,

"Ikut aku yuk ke cafe bintang. Aku mau diskusiin tugasnya bu Retno" 

Rey sedikit kaget dengan ajakan Ana. Karena Ana tidak pernah mengajaknya ke cafe. Ana lebih sering mengajaknya ke perpustakaan atau toko buku dan paling jauh ke taman kota. Walaupun akhirnya mereka berdiskusi soal kuliah, namun situasi ini baru kali ini terjadi.

Rey tampak berfikir keras. Lantaran ia sudah ada janji dengan kakak perempuan yang akan mentraktirnya. Tapi kalau Rey menolak ajakan Ana, ia merasa tidak enak. Selain itu, kapan lagi ia bisa berduaan dengan Ana di cafe. 

Tiba-tiba saja dari kejauhan terdengar panggilan dari Alex untuk Rey bergegas kearahnya.

"Kamu ada janji sama Alex?" Tanya Ana yang membaca situasi.

Rey menghela nafas jeda. "Sebenernya aku ada janji sama orang. Kita juga mau ke cafe bintang"

"Yaudah bareng aja gak papa kan?" Tanya Ana

Iya juga ya. Kenapa Rey tidak memikirkan hal itu sama sekali?. Rey berlagak seakan-akan selingkuh dari Ana. Padahal Rey dan Ana belum berstatus pacaran sama sekali. 

------------------------------------------0---------0------------------------------------------------

          Irene dan Alex sedang menunggu Rey di depan cafe. Sedari tadi, Alex berusaha mencuri-curi pandang pada sosok Irene. Perempuan cantik berambut hitam panjang dan bergelombang yang mengenakan celana jeans beserta jas panjang biru muda. Alex menelan ludahnya, berusaha mencari topik pembicaraan.

              Dua orang itu, Ana dan Rey berjalan beriringan. Dari kejauhan mereka berdua sudah dapat melihat Alex dan Irene yang sedang berbincang dan sesekali tertawa. Rey sedikit kaget melihat tawa Irene. Ia tak mengira kalau Irene bisa tersenyum atau tertawa. Ada rasa senang saat melihat Irene bisa tertawa. Padahal mereka tidak sedekat itu, tapi menurut Rey, sejak awal bertemu, ada kesedihan dalam mata Irene.

"Itu siapa yang bareng sama Alex?" Selidik Ana.

"Ah.. dia pengunjung cafe" jawab Rey seadanya

Rey menceritakan kejadian tadi malam dan tadi pagi pada Ana secara rinci. Ana hanya mengangguk mengerti.

Rey dan Ana sudah berdiri di depan cafe bersama Alex dan Irene. 

Ada jeda panjang diantara mereka berempat. Tak sengaja Irene menangkap basah mata Rey yang dari tadi menatapnya. Rey yang sadar mengalihkan pandangannya. Sedetik kemudian Irene memecahkan kesunyian dengan mengajak mereka untuk berangkat.

---------------cafe bintang-----------------

              Mereka berempat mengambil posisi tempat duduk ditengah, karena kursinya memanjang dan empuk. Pelayan cafe mendatangi mereka. Kemudian keempatnya memesan minuman dan makanan ringan.

Alex memulai pembicaraan dengan berkenalan, "namaku Alex kak. Kalo dia Rey dan dia Ana"

Irene tersenyum dan menyebutkan namanya juga. 

Mereka berempat mulai berbincang-bincang santai. Bertanya tentang pekerjaan dan kesibukan masing-masing. Sedikit melontarkan candaan dan tertawa bersama.

Irene terkekeh melihat keakraban Alex dan Rey. Mata Irene melihat ke arah Ana yang hanya bisa tersenyum manis meliha tingkah laku kedua temannya. Kemudian matanya beralih ke arah Rey yang sedang menatap Ana. Mata Rey menatap dengan lembut dan seakan penuh cinta. Ya, cinta. Irene terdiam. Kemudian ia tersenyum tipis. Cinta yang polos, Irene membatin.

"Tring Tring" suara lonceng yang terdapat di atas pintu cafe berbunyi. Sepasang orang masuk ke dalam cafe. Mata Irene tak sengaja bertemu dengan mata seseorang yang baru masuk tersebut. Pupil Irene melebar. Senyumnya luntur. Badannya membeku. Memori buruk itu kembali menghancurkan pintu hati Irene yang telah berdarah-darah. Tak salah lagi, laki-laki itu adalah mantan pacar Irene yang sedang menggandeng seorang wanita.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status