Share

328). Rumah dan Kenangan

***

"Akhirnya sampai juga."

Berhasil menenangkan Aludra di pemakaman, Arka langsung mengajak istrinya itu untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta setelah sebelumnya Aludra kembali ke pusara Alula untuk memanjatkan doa lalu menyimpan dua buket bunga di dekat batu nisan sang Kakak.

"Kita sampai, Sayang," kata Arka pada Aludra yang sejak tadi memandang ke luar jendela. "Ra."

"Sekarang kalau ke sini, aku enggak akan ketemu lagi sama Kak Lula," gumam Aludra. "Padahal halaman rumah ini jadi saksi aku sama dia tumbuh. Halaman ini tempat favorit aku sama dia main."

"Nanti kamu bisa main lagi di sini kok kalau mau," kata Arka. "Mau main apa? Main bola? Basket, lompat tinggi atau apa?"

Aludra menoleh. "Main sama siapa?" tanyanya.

"Sama aku."

"Ck." Aludra mengukir senyuman miring sambil berdecak.

"Sekarang kita turun ya," kata Arka. "Mama Rora sama Papa Dewa pasti udah nungguin kamu banget."

"Mama," gumam Aludra. "Aku takut."

"Takut kenapa?"

"Aku takut Mama benci sama aku," kata Aludra. "Karena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status