“Kenapa baru bilang?!” pekik Fuschia. ‘Kalau tahu ada orang semacam Wikipedia gini, untuk apa capek-capek baca buku? Mending langsung tanya-tanya langsung seperti di gugel!’
“Ah, maaf Yang Mulia, karena tadi Anda tampak begitu fokus, jadi saya tidak ingin mengganggu,”
“Haa.. baiklah.” Fuschia menarik nafas dalam-dalam. “Sekarang aku ingin kau berbagi pendapatmu terkait situasi yang akan aku ceritakan. Jadi, aku sedang membaca novel dengan latar belakang kehidupan di Kerajaan Dracenthia saat ini. Dalam novel itu, diceritakan seorang istri melahirkan anak bukan dari suaminya. Padahal ia yakin kalau ia selalu berbagi ranjang dengan suaminya. Wajahnya jelas-jelas wajah suaminya. Lalu setelah si istri di usir dari pemukiman warga karena dianggap menyalahi norma, si suami mengungkapkan kalau si istri tidur dengan pria lain karena jebakannya. Lalu ia membunuh si istri. Kemudian si istri kembali ke masa lalu unt
Seseorang pernah mengunjungiku di penjara bawah tanah di hari ketika aku diputuskan untuk dihukum mati. Aku tidak melihat sosoknya karena aku terlalu fokus mengasihani diriku. Tapi aku cukup ingat ucapannya,-Bebanmu terasa sangat berat karena kau begitu lemah. Jadilah orang yang kuat, maka bebanmu akan terasa ringan. Meskipun ucapanku kini tak ada gunanya lagi untukmu, aku berharap kau bisa pergi sebagai orang yang kuat.’- katanya.‘Kira-kira, dia siapa? Aku tidak punya teman yang sudi mengunjungiku di penjara bawah tanah yang kumuh. Hmm..’Di kehidupan kali ini, akan menyenangkan jika aku bisa berteman dengan orang seperti itu.Aku kembali dari lamunan. Seperti kehidupan seorang putri di dongeng-dongeng. Para pelayan gercep melayaniku tepat setelah aku terbangun. Membasuh mukaku, memilihkan gaun untuk hari ini, membawakan makanan, menyisir rambut dan lain sebagainya. Kemewahan ini yang dulu membuatku terlena. Namun kali ini berbeda. Ak
Setelah memberhentikan pelayan kamarnya secara sepihak, Fuschia hanya berada di dalam kamarnya seharian. Dengan alasan karena tidak ada pelayan yang melayani kebutuhannya seperti berganti pakaian, menyiapkan dandanannya dan lain sebagainya. Karena alasan itu ia melewatkan undangan perjamuan teh dari keluarga Nona Bellrose. Tentu saja Nona Bellrose naik pitam karena dirinya telah dipermalukan.Bahkan Fuschia tidak mengirimkan hadiah permintaan maaf ke kediaman Bellrose atas ketidakhadirannya. Hal itu membuat bangsawan lain yang hadir mempertanyakan hubungan kedua nona bangsawan tersebut.“Begitu Yang Mulia, bukankah lebih baik jika Anda mengirimkan hadiah kepada Nona Jasmine Bellrose?”“Hmm.. kira-kira hadiah seperti apa yang pantas untuknya sebagai permintaan maaf?” tanya Fuschia, matanya masih fokus pada buku yang tengah dibacanya saat ini.Jarinya mengetuk meja berirama.“Bagaimana dengan anting rubi merah jambu yang
“Saya dengar Anda memecat semua pelayan kamar kemarin, apakah Anda telah menemukan pengganti?” tanya Sophie.“Haa, kau bicara apa, Nona Sophie? Tentu saja beliau sudah menemukan pengganti, kalau belum, bagaimana bisa beliau tampil memukau seperti ini pagi ini?” sahut Laura, menghujani pujian untuk Fuschia. Sophie tampak kesal. “Ah, sayang sekali. Aku belum menemukan pelayan pengganti. Ini semua berkat Merri.” timpal Fuschia, membuat ke dua nona itu terkejut.‘Jelaslah cantik. Ini dandanan dari abad 20, mana ngerti kalian? Hmp,’Tidak hanya pilihan gaunnya yang indah, tapi tatanan rambut serta polesan make-up tampak lebih menunjang kecantikan alami Fuschia. Berbeda dengan dandanan Fuschia sebelumnya yang lebih fokus dengan kemewahan. Bahkan hari ini hanya sedikit perhiasan menggantung di tubuhnya. Tapi entah kenapa, kesederhanaan itu terlihat mewah untuk seorang Fuschia.Tidak heran jika Sophie
Fuschia mengerjap-erjapkan matanya. “Elysian? Kau kah barusan yang menahan tubuhku?”“Benar, Yang Mulia. Apa Anda baik-baik saja?” Elysian tampak bersedih.‘Mustahil. Yang barusan tadi itu apa? Aku benar-benar melihat rambut pirang di depan mataku tepat!’ Fuschia mengamati rambut Elysian lebih seksama, tapi warnanya tetap cokelat tua, ciri khas keluarga Bellrose. ‘Haa… apa karena saking syoknya, sampai aku berhalusinasi? Ckckck.’“Apa yang baru saja Anda lakukan, Tuan Bellrose?” suara Albertus terdengar seperti sebuah peringatan, yang mana membuat Elysian melepaskan pegangannya dari lengan Fuschia.“Diamlah Albertus. Tuan ini telah membantuku. Dia lebih baik ketimbang pelayan di sini yang sibuk mengurus dirinya masing-masing. Kau pun sama saja.” balas ketus Fuschia, lalu memperbaiki posturnya.“Terimakasih Tuan Bellrose, silahkan kembali ke posisimu.” p
‘Uwek. Cuih! Gara-gara wajah tampannya, tatapan matanya yang hangat, tuturnya yang lembut, juga perhatiannya, aku kesemsem sama si brengsek ini. Ha, amat disayangkan wajah tampan itu harus dimiliki manusia yang hatinya busuk.’ Fuschia mengangkat kepalanya. Ia berusaha mati-matian untuk merekahkan senyum termanisnya, walaupun tetap terlihat canggung.Fuschia tidak jago ekting.“Kenapa, Fuschiaku? Apa kau sakit? Kenapa wajahmu begitu pucat?” Hayden menjulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Fuschia - yang dengan spontan kembali membungkuk.“Maafkan Saya, Yang Mulia. Tidak seharusnya saya menunjukkan wajah pucat seperti ini di hadapan Anda. Hanya saja, akhir-akhir ini saya kurang enak badan.”Hayden mengernyit. “Bagaimana kau bisa membiarkan hal ini terjadi, Albertus? Apa penjelasanmu?”Selagi Hayden menghardik Albertus dengan menjejalinya dengan bermacam-macam pertanyaan, Fuschia mengambil kembali
Kenapa aku berpikir kalau dengan melarikan diri dari tempat ini saja cukup untuk memberi kehidupan yang layak untuk anakku nanti? Bukannya lebih baik kalau dia tidak dilahirkan? Karena tidak ada jaminan juga kami bisa hidup damai tanpa dikejar oleh Hayden dan pasukannya, serta dari bahaya manusia lainnya yang berniat menyakiti kami.Sejujurnya, aku tidak yakin.Bukankah kematian adalah jawaban yang paling bijaksana?‘Wah, kenapa tiba-tiba aku jalan sampai ke Danau Hijau lagi? Tsk, apa alam bawah sadarku menyuruhku untuk menenggelamkan diri lagi ke danau itu?’Air di Danau Hijau masihlah sama hangatnya. Ketika permukaan air sudah sampai di lututku, aku menoleh ke belakang karena heran pada para pengawal atau Merri yang tidak melarangku. Tapi aku tidak mendapati seorangpun di sana, padahal aku ingat mereka tadi membuntutiku. Kapan kami berpisah?‘Apa ini pertanda kalau aku bebas mati sekarang?’ Aku berjalan lebih jauh me
“Kau! Kenapa kau muncul di sini?” Fuschia mencengkeram lengan baju pria itu lebih erat ketika ia mengenali siapa pria itu.“Yang Mulia?”“Tunggu, kenapa kau bisa cepat mengganti bajumu?”“Apa maksudmu, Yang Mulia? Sejak tadi saya mengenakan baju ini.”“Mustahil. Aku mengejarmu. Dengan jelas kau memakai baju warna cokelat, bukan jas abu-abu, Tuan Elysian.”Elysian tampak kebingungan. Ia mengamati pakaiannya hari itu dari atas hingga bahwa. Lalu ia menjulurkan tangannya untuk menenangkan Fuschia yang tengah panik, namun ia tarik kembali tangannya. Dia tidak berani menyentuh wanita ini dengan sembarangan, atau...Fuschia masih mengatur nafasnya satu per satu. Kaki yang hampir tidak pernah digunakannya berlari, melakukan tugas berat hari ini. Ia bisa merasakan kakinya gemetaran, gagal menumpu bobot badannya, sekaligus gaun basah yang berat. Ia ingin menjatuhkan tubuhnya sejenak untuk be
Hayden duduk santai di kursi agungnya. Di tengah-tengah aula istana kediamannya yang menjadi tempat berpesta. Dengan segelas champagne menggantung diantara kedua jarinya. Ia menikmati pesta kecil yang dirancang oleh istrinya, Fuschia, untuk dirinya dan pasukannya.Sesekali bibirnya mengukir senyum tatkala menyaksikan para prajuritnya tampak bersenang-senang dengan makanan dan alkohol yang disajikan elok oleh para pelayan. Lantunan musik orkestra mengiringi jalannya dansa para pasangan. Kakinya menghentak kecil, ikut terbawa alunan musik.“Kau boleh berdansa, Yang Mulia.” Saran Raymon yang berdiri di sisinya masih dengan sikap siaga. “Mana bisa aku berdansa tanpa pasanganku, Raymon? Aku sudah menjadi pria beristri.”“Tentu saja, Yang Mulia.”“Mengapa kau tak berdansa dan menikmati pesta ini, Raymon? Aku melihat banyak nona mencuri pandang kepadamu.”“Tapi Yang-”“