Ini adalah hari perjamuan Hari Pendirian, acara tahunan yang diselenggarakan oleh Keluarga Kerajaan sebagai awal permulaan semua perjamuan di lingkup masyarakat kelas atas, termasuk pesta debut yang dihadiri oleh hampir seluruh bangsawan dari berbagai teritori.Dan di acara inilah Fuschia ingin memamerkan’kelicikannya’ dengan berpakaian yang melenceng dari norma.Merri sempat syok sebentar saat gaun buatan Tuan Louise Phaiton tiba di istana. Dia bilang kalau gaun ini berhasil mengubah citra Fuschia yang seperti kelinci, menjadi serigala betina yang genit. Di sisi lain, Tilda begitu mengkhawatirkan apabila Fuschia akan terkena flu jika tubuhnya terlalu terekspos.“Wow, nona, kain gau ini begitu lembut. Bahkan jika terlipat, tidak perlu susah payah menyeterikanya.” Ucap Merri dalam kekaguman seraya membelai gaunku.“Itulah sebabnya aku membuat gaun ini, Merri.”Gaun yang biasa dikenakan nona bangsawan lumayan cepat kusut jika tidak dikenakan dengan hati-hati. Mungkin itu salah satu alas
Aku pikir aku bukan orang yang mudah kecewa saat keinginanku tidak terwujud karena aku cenderung mudah melepaskan, tapi sekarang aku merasa hancur. Tidak ada tanggapan, seperti membeli, terhadap gaun yang kukenakan saat perjamuan Hari Pendiri pada hari pertama. Itu juga tidak menarik perhatian pada hari kedua.Kupikir beberapa nona menyukai gaunku seperti yang mereka katakan padaku, tapi kembali lagi, ini adalah hal baru, jadi memerlukan penyesuaian.Padahal aku sudah menyewakan butik untuk Tuan Louise Phaiton di pusat perbelanjaan dekat jalan utama, yang lumayan jauh dari butiknya yang asli. Aku juga sudah membuatkan konsep karakter seorang desainer pendatang baru, Louise Phaiton, sebagai desainer yang misterius dengan mengenakan masker kain di wajahnya, sehingga hanya terlihat matanya saja.“Maafkan aku, Tuan Louise. Sudah dua hari tapi belum ada juga pengunjung yang datang. Padahal aku yakin beberapa nona benar-benar terlihat tertarik dengan gaunku.” Nadaku di akhir keluar sedikit
Hayden berbicara, menatap langsung ke mataku sementara aku menatap cangkir teh yang mengepul di dekat mulutku. Dia pasti merasa darahnya mengucur deras setelah aku menolak menghabiskan malam bersamanya selama hampir dua bulan."Sebanyak aku ingin memelukmu, sebanyak itu pula ketakutan menyerang diriku, Yang Mulia. Aku- Aku sangat mencintaimu, tapi aku terus berpikiran buruk tentang itu. Setelah saya kehilangan bayi kita, semuanya tampak sia-sia.” Aku meremas air mataku dan memanggil aktris dalam diriku.Wajah tanpa ekspresiku harus terlihat sangat serius tanpa main-main. Aku harus menunjukkan pada bajingan ini bahwa aku masih dalam masa berkabung sejak keguguran, meskipun sebenarnya aku sudah membaik.Hanya saja aku belum siap mengiyakan permintaan Hayden untuk menghabiskan malam bersama lagi, padahal para tetua sudah mendesak kami. Sebab aku tidak tahu siapa pria pengganti yang akan Hayden sodorkan ke atas ranjangku karena Dylan menghilang!‘Dylan, sungguh, di mana kau?’ Aku menggert
Ini adalah malam terakhir dari janji tiga hari yang Fuschia sebutkan kepada Hayden.Besok ia harus memutuskan kapan ia bersedia berbagi ranjang dengannya lagi. Dia pikir dia tidak bisa lagi mengundur masalah ini karena banyak pihak telah menekannya, bahkan Duchess Mountravven yang tiba-tiba muncul di salonnya saat ia sedang bercengkerama ria dengan para nona.“Ibu,” Fuschia sangat terkejut mendapati ibunya berjalan dengan santai ke dalam salonnya dan mendapatkan sapaan ramah dari para nona.Wanita ini adalah ibu tiri Fuschia yang kunjungannya ke Istana Melati selalu ia tolak."Tentu saja, dia wanita yang bermuka tebal." Fuschia mengembalikan senyum ramah kepadanya.Duchess Mountravven adalah seseorang yang cantik. Tapi kecantikannya tidak melebihi Fuschia.Ia melampiaskan kemarahannya pada Fuschia saat mendengar beberapa wanita bangsawan yang membandingkannya dengan ibu kandung Fuschia.Ia memiliki warna rambut biru toska yang membuatnya sering disangka sebagai ibu kandung Fuschia ol
Aku tidak bisa mengira-ngira bagaimana ekspresi Dylan saat ini, karena kita terkubur dalam kegelapan. Terkubur secara harfiah.Jika kuambil dari intonasi suaranya, ia terdengar seolah sedang menahan emosi marah. Dan itu membuatku lebih gugup daripada saat Hayden dan Raymon hampir memergokiku.‘Siapa sih dia berani marah padaku? Harusnya aku yang marah ke dia!’ Aku bisa merasakan nafasku semakin panas.Dylan bangkit.“Kau akan pergi ke mana?” tanyaku karena kuatir aku akan ditinggal sendirian di sini seperti aku akan dikubur hidup-hidup.“Tetaplah di sini. Jangan keluar sebelum aku kembali.” Pesannya padaku seraya melompat tinggi untuk meraih permukaan, lalu merobek tanaman menjalar yang tadi menutupi kubangan.Aku menatapnya dengan sinis, yang sekarang tengah bergerak lincah.“Bagaimana bisa aku percaya bahwa kau akan kembali? Ketika kau sendiri pergi berbulan-bulan tanpa kabar.” Aku tidak ingin terdengar merajuk seperti kekasih yang posesif, tapi ucapan itu keluar begitu saja.“... A
Di Kerajaan Drachentia, hidup seorang Putri yang baik hati hingga mendapat julukan ‘Bunga Musim Dingin Kerajaan Drachentia’. Lahir dari keluarga terpandang Duke Mountravven, bernama Fuschia Mountravven. Namun setelah menempati posisi sebagai Putri Mahkota Kerajaan, sifat aslinya terbongkar. Dia adalah wanita kejam tidak bermoral. Beragam tindakan keji yang ia sembunyikan dibalik topeng ‘Putri Berhati Baik’ terkuak saat kelahiran putra pertamanya, yang terbukti hasil dari perzinaan. Selain karena mencoreng nama suci Keluarga Royal, Fuschia juga meracuni Putra Mahkota, suaminya, demi menutupi jejaknya.“Bunuh wanita keji itu yang telah menghianati lalu meracuni Putra Mahkota!” sorakan orang-orang yang berkumpul di area eksekusi.Rambut biru gelap Fuschia yang dulunya berkilau seindah malam, kini kusut dan kotor serupa bulu tikus di selokan. Lidahnya dibakar dengan besi panas lalu ditaburi garam. Hukuman yang pantas
“!!!!!”Fuschia terduduk lemas. Matanya membelalak seolah akan meledak. Suara rintihan Merri, gadis polos yang setia kepadanya, terdengar memilukan. Sedang Fuschia hanya mampu menangis dan mengemis agar tindakan bejat itu segera diakhiri.Lalu Raymon mendekat. Ia merampas bayi Fuschia yang tengah menangis histeris dari pelukannya. Suara tangisannya mengoyak hati Fuschia, sekaligus membuat gembira para monster yang entah sejak kapan berkerumun. Fushia menahan kaki Raymon sekuat tenaga yang dibalas dengan tendangan keras ke kepalanya.“HAARGG! HURRGH!” Fuschia mencium tanah. Rasa marahnya menumpulkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia merangkak sekali lagi untuk menahan kaki Raymon, hasilnya sama.‘Kenapa?! KENAPA?! Apa yang ingin kau lakukan pada babyku?! Bajingan! Brengsek! Bukannya aku, Fuschia, hanya butuh diasingkan? Kenapa kau melakukan ini ke aku dan babyku? KENAPA?!’ Fuschia di dalam novel tidak peduli dengan bayi
Mataku terbuka perlahan, aku merasakan sentuhan lembut berputar di atas tanganku. Aku menatap Merri yang tersenyum bebas untuk beberapa saat. Aku bersyukur.“Merri, aku senang melihatmu lagi…”‘Tapi babyku tidak ada di sini… babyku tidak ada.’ air mata mengalir dari sudut mataku. Alirannya cukup deras dan cukup membuat Merri kelimpungan.Aku dengar sepotong demi sepotong ucapan Merri yang bermuka sedih. Kemudian beberapa orang masuk ke dalam kamarku. Seorang dokter meraih pergelangan tanganku dengan hati-hati. Ia memeriksa suhu tubuhku. Dia mengatakan kalau aku terkena demam.Merri dan beberapa pelayan lainnya semakin gusar.Aku sempat terduduk di atas kasur untuk meminum obat, sambil melihat seisi ruang kamarku. Tidak berubah dari yang terakhir aku ingat. Mungkin kehadiran pohon putih arklik mengilap di tengah ruangan memberiku petunjuk tentang garis waktuku kembali. Aku ingat betul kapan pohon itu ada d