William Mackenzie menanggalkan gelar dan jabatannya sebagai seorang Jenderal perang di Kerajaan Ans De Lou. Ia menyembunyikan identitas aslinya, memulai hidupnya sebagai orang biasa lalu menikah dengan seorang Nona dari keluarga kaya lantaran sebagai balas budi. Dikarenakan identitas yang dianggap tidak jelas itu, orang-orang kerap menghina dirinya, bahkan istrinya pun tidak menghargainya. 3 tahun berlalu, salah seorang anak buahnya mendatangi dirinya lalu memintanya kembali ke Kerajaan dengan suatu alasan. Lantas, apakah William akan menerima perintah itu? Bagaimana jika keluarga istrinya tahu jika orang yang mereka hina merupakan Dewa Perang yang dipuja-puja?
View MoreRiley membasahi bibirnya selama beberapa detik sebelum menjawab, "Yang Mulia, identitas saya memang tak mungkin disembunyikan selamanya. Tapi ... ada sesuatu hal yang membuat saya tidak bisa menjauhinya.""Apa? Dia juga memiliki kemampuan yang sama hebatnya denganmu, meski kau lebih unggul. Dia bisa jadi musuhmu kelak. Mengapa kau malah berteman dengan orang yang mungkin akan menjadi sainganmu di masa depan?" cecar Rowena sembari menggigit gigi karena gemas.Dia benar-benar heran atas tindakan Riley yang menurutnya sangat tidak hati-hati itu.Pemuda bermata hijau itu menghela napas panjang, "Ada alasan-alasan yang tidak bisa saya katakan dan tidak perlu saya katakan. Namun, yang pasti saya akan menanggung semua hal yang telah saya putuskan."Rowena menjadi lebih kesal dari pada sebelumnya. Dia hampir saja mengatakan tentang kedatangan ayahnya yang sangat mencemaskan putranya tapi dia tidak bisa melakukannya.Dia telah berjanji pada William Mackenzie sehingga mengingkari janjinya itu s
Tetapi, James Gardner yang memasang wajah datar itu kemudian lebih memikirkan hal lain. Dahinya bahkan membentuk sebuah kerutan, menandakan dirinya sedang merasa aneh akan sesuatu.Ketika sang putri sulung raja itu berjalan menjauh dari meja mereka, tanpa menunggu jawaban Riley, James segera bertanya, "Kenapa dia ingin berbicara denganmu? Dan kenapa sepertinya kalian ....""Jangan coba-coba berasumsi apapun, James!" Riley memperingatkan dirinya dengan nada tegas."Kenapa aku tidak boleh melakukannya?" dua alis tebal milik James menyatu karena keheranan.Riley tidak menjawab dan malah menghabiskan air mineralnya. Kesal karena diacuhkan James berkata lagi, "Siapa yang tidak heran kalau putri raja yang bahkan sangat jarang terlihat di acara-acara umum, sekarang malah datang ke sini untuk menemuimu.""Menemui seorang calon prajurit. Itu terlalu aneh!" tambah James.Dia masih menatap dengan penuh selidik ke arah Riley, berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.Akan tetapi, dengan santa
"Kenapa kau terlihat terkejut begitu, Greg?" Keannu malah balik bertanya.Andrew Reece yang melihat dua orang yang tengah bersitegang itu tidak mencoba menyela. Dia hanya mendengarkan dengan teliti, membiarkan mereka berdua beradu argumen.Dengan tatapan mata penuh ketidakpercayaan Greg menjawab, "Anda meminta saya untuk mencurangi James Gardner. Bagaimana mungkin saya tidak terkejut?"Keannu mendesah dan segera berbicara dengan ekspresi tidak sabar, "Yang kau curangi itu James Gardner, putra dari seorang pengkhianat. Kau tak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya."Greg tetap tidak setuju, "James Gardner sangat jauh berbeda dari Jody Gardner, Yang Mulia. Sejauh ini anak itu tak membuat onar. Bahkan, kemampuannya juga bagus. Dia hanya kalah dari Riley Wood."Keannu menggigit giginya karena kesal, "Greg, dulu Jody Gardner juga terlihat baik saat dia masih muda. Dan dia bahkan menjadi salah satu anak buah Jenderal Mackenzie yang terbilang sangat patuh. Tapi ... siapa yang menyangka
Keannu malah tertawa renyah dan mengibaskan tangannya seakan menganggap remeh ucapan Greg. "Mana mungkin dia bisa melakukannya? Dia bukan Jenderal Mackenzie yang bisa melatih para anak buahnya dalam waktu yang singkat dan hasilnya pun bisa dilihat dengan cepat. Dia ini hanya bocah ingusan yang bahkan belum genap berusia 21 tahun, astaga!" kata Keannu dengan nada meremehkan.Meskipun pria yang baru saja berbicara itu adalah raja, Andrew yang mendengarkan setiap kata yang terucap dari bibir Keannu membuatnya sedikit jengkel.Sehingga Andrew pun akhirnya memutuskan untuk menanggapi, "Yang Mulia, dia memang bukan Jenderal Mackenzie. Tapi, percayalah ... dia bahkan bisa berteman dengan putra dari seorang pengkhianat itu. Bukankah itu artinya dia memang sangat spesial?"Untuk hal ini, Greg harus setuju dengan Andrew, "Itu benar, Yang Mulia. James Gardner menolak untuk berteman dengan siapapun, kecuali Riley Wood."Keannu mendecak tidak sabar, "Itu karena tak ada yang mau berteman dengan an
"Dia tidak bodoh, Yang Mulia," kata Andrew, yang di mata Greg terlihat jelas sekali sudah terbius dengan kehebatan yang dimiliki oleh pemuda yang beberapa jam yang lalu dia lihat telah mencium seorang putri raja.Andrew bahkan menambahkan, "Justru dia sangat cerdas. Tidak banyak orang yang mengajari lawannya dan aku sangat yakin di masa depan dia bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat."Mendengar kata-kata Andrew itu, Keannu sontak tidak sabar bertanya pada sang jenderal perang yang saat ini masih menjabat itu, "Andrew, apa kau berniat menggunakan hak pilihmu untuk ... memilih dia?"Greg terkejut mendengar pertanyaan itu, tapi dia juga sangat tertarik. "Maksud Anda, hak jenderal perang yang memilih kandidat jenderal perang selanjutnya, Yang Mulia?""Iya." Keannu menjawab sambil mengangguk.Telah diketahui bahwa pada akhir seleksi, Andrew Reece akan segera mengundurkan diri dari jabatannya sehingga Kerajaan Ans De Lou membutuhkan pimpinan pasukan baru sebagai jenderal perang.Dikaren
"Iya, Yang Mulia. Saya bahkan sudah berbicara empat mata dengan anak laki-laki itu dan ... tak menemukan kemiripan bocah itu sedikit pun dengan Jenderal Mackenzie selain kemampuannya yang sangat mengagumkan," jelas Andrew penuh kejujuran.Keannu menghela napas kecewa, "Oh, sayang sekali! Andai dia adalah putra Jenderal Mackenzie, aku bisa melihat jika namanya akan jauh lebih bersinar ketika dia resmi diangkat menjadi prajurit di masa depan."Greg menggeleng kuat-kuat."Ada apa dengan reaksi itu? Kau tidak percaya apa yang aku katakan, Greg?" tanya Keannu dengan ekspresi wajah yang terlihat tersinggung.Greg menelan ludah sebelum berkata dengan sangat hati-hati, "Yang Mulia, saya percaya apa yang Anda katakan mengenai kehebatan bocah itu. Hanya saja ... saya bisa yakinkan Anda bila bocah itu benar-benar bukan putra Jenderal Mackenzie."Andrew seketika melirik temannya dengan tajam, alis tebalnya pun juga ikut terangkat karena jelas tidak setuju dengan perkataan Greg. Greg yang sadar d
"Tidak masalah dengan cabang latihannya. Apapun itu aku ...." Warren menaikkan alisnya, menunggu Riley menyelesaikan ucapannya. Saat dia menatapnya dalam-dalam, dia pun mendengar Riley kembali berkata, "Aku benci harus bertarung melawan anggota kelompoku sendiri, tapi aku tak punya pilihan." Warren tiba-tiba terkesan. Terlebih lagi Riley kemudian menambahkan, "Berusahalah, Warren. Pergunakan seluruh kemampuanmu, kalah atau menang dalam sebuah pertandingan itu adalah hal yang biasa. Namun, ketika kau sudah merasa pesimis sejak awal maka hal itu justru akan mempengaruhi prosesnya." Pemuda itu bahkan tersenyum, "Tolong, jangan biarkan aku menang dengan mudah!" Semula dia sungguh akan langsung membenci Riley. Tapi setelah apa yang dikatakan oleh Riley barusan, Warren tidak mungkin bisa membencinya. Pria itu malah menjadi lebih menyukai Riley. "Tentu saja, aku tidak akan mudah menyerah. Kau akan lihat kalau aku adalah lawan yang tangguh," balas Warren yang kemudian dia akhiri dengan
Rowena mengibaskan rambut dan mencoba untuk terlihat lebih santai, "Oh, Komandan Sehel.""Yang Mulia ... Anda ... Wood, apa yang baru saja kau lakukan? Tuan Putri Rowena ...." Greg tidak sanggup melanjutkan ucapannya, sementara Riley yang tidak ingin terjadi kesalahpahaman pun berujar, "Komandan, ini tidak seperti yang Anda lihat. Saya hanya-""Oh, ayolah. Riley, kau tak perlu menutupi hal ini lagi," sela Rowena.Gadis muda itu menghela napas dan berkacak pinggang sembari menatap Riley yang bingung, "Aku rasa tidak masalah jika Komandan Sehel tahu.""Ta-tahu soal apa, Yang Mulia?" ucap Riley, terlihat panik.Rowena menggelengkan kepala dan memutar badan, menghadap Greg Sehel yang masih terlihat begitu syok itu. "Komandan Sehel," panggil Rowena."I-iya, Yang Mulia," sahut Greg dengan terbata-bata.Rowena melirik sekilas ke arah Riley lagi dan berkata, "Kau pernah menjadi anak muda dan aku yakin kau tahu apa yang sedang terjadi tanpa aku memberitahumu."Wajah Greg seketika memerah, se
Riley tak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan Warren lagi, sehingga dia memutuskan untuk diam saja. Alen sendiri berulang kali menghela napas hingga salah seorang anggota kelompoknya berkata, "Lawanmu kan si Bennedict. Tak akan terlalu susah."Pria muda yang cukup dekat dengan Riley itu pun membalas, "Apanya yang tidak akan susah? Kulihat, Bennedict bahkan salah satu orang yang menyumbang dalam misi ketiga.""Hei, dia hanya mendapatkan satu pin," sahut Adam, pria muda dengan mata abu-abu."Tetap saja dia ikut mengumpulkannya. Aku ... jika bukan karena bantuan Riley, mana bisa aku ikut menyumbang pin untuk kelompok kita?" balas Alen yang terlihat muram.Tapi dia segera menambahkan, "Tapi setidaknya aku sangat beruntung karena tidak melawan Riley. Kalau dia lawanku, aku hanya akan diam dan menunggu pengumuman jika aku kalah."Adam menanggapi dengan senyuman yang juga menampilkan gigi putih bersihnya, "Oh, kalau aku menghadapi Riley, aku akan langsung mundur tanpa mau pergi ke arena
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.