Share

Udik Kampung

Wilona tertawa begitu keras namun tidak dengan Andra. Sontak pria ini yang melihat jus di tangan Wilona dengan cepat, mengambil dan menyiram pada wajah Wilona. 

Burrr!!! 

"Hahaha!!!" Andra balik menertawakan. 

"You're crazy!" Wilona berteriak kepada Andra yang menyiram dia, dengan jus.

"Gue nggak gila hanya sengaja menyiram wajah kamu, bagaimana rasanya? Manis kan jusnya?" Andra tersenyum tipis, menggelengkan kepala. Melihat pada Wilona yang kini telah basah gaunnya.

"Dasar cewek sinting, jus bukan diminum malah dibuang." kata Andra.

Andra pergi meninggalkan Wilona yang kini, menatap dirinya dengan wajah kesal dan mata telah merah serta dada naik turun. 

"Bastard!"

Andra yang mendengar teriakan Wilona seketika berhenti. Semua tamu melihat pada keributan yang terjadi, Andra balik badan melihat pada Wilona kembali yang menunjuknya dan memberikannya jempol terbalik.

Andra tersenyum tipis, lalu dia memberikan jari tengah pada Wilona. Kemudian memonyongkan bibir, seolah mencium dari jauh. Kemudian mengedipkan sebelah mata.

"Hoek!" Wilona berlagak mual dan Andra senyum tipis. Lalu balik badan melanjutkan langkahnya, untuk ke toilet. Membersihkan kemejanya yang telah basah oleh Wilona. Begitu juga wanita ini, melihat kanan, kiri yang kini telah menjadi tontonan. Fia pun pergi untuk berganti baju milik Kayara.

Andra yang akan ke toilet namun, malah bertemu dengan Rendy sahabatnya. Dia mengerutkan kening melihat kemeja Andra, terlihat kotor dan basah.

"Habis main dimana Men? Sadis amat mainnya, sampe basah-basahan," canda Rendy.

"Haizz, ini semua karena gadis patah hati itu yang gue ceritakan! Dah, lah mau ganti baju dulu. Dimulai aja nggak apa-apa, tunangannya jangan tunggu gue."

Andra menepuk pundak Rendy dan pergi begitu saja, terlihat sangat kesal. Rendy hanya tersenyum tipis, untuk pertama kalinya dia melihat seorang Andra disiram oleh wanita. Dia tidak tahu, siapa itu yang berani melakukan semuanya kepada Andra.

"Rendy, kita akan mulai acaranya cepatlah kemari," Guntur bersama Mia memanggil. Seketika Rendy mengangguk, lalu berjalan mendekati orang tuanya seraya satu tangan di saku celana. Memasang wajah datar, karena pertunangan ini bukanlah kehendaknya.

Guntur mengajak Rendy, pergi ke depan panggung untuk melangsung tukar cincin dan akan melangsungkan pernikahan bulan depan, sesuai rencana kedua keluarga.

Kini Rendy dan Kayara di depan saling memandang dengan tatapan datar. Sudut bibirnya tersenyum tipis. Mengingat, wanita di depannya salah satu mangsanya yang akan melayani dirinya di atas kasur, tanpa penolakan semua terjadi tanpa dasar cinta.

Sedangkan bagi seorang Kayara, semua ini adalah mimpi buruk dia berharap ingin bangun dari tidurnya. Namun kenyataan semua ini nyata. Hidupnya akan benar-benar hancur, setelah pernikahan terjadi. Bahkan Rendy tanpa sungkan, membuka wajah aslinya di depan Kayara, sejak awal pertemuannya.

"Selamat malam semuanya, beri tepuk tangan untuk pasangan sejati yang akan melangsungkan, pertunangan malam ini!" seorang pemandu acara membuyarkan lamunan Rendy dan Kayara. Sontak tepuk tangan begitu bergemuruh, ikut berbahagia dengan kedua belah pihak. 

"Tanpa menunggu waktu terlalu lama lagi, sekarang kita mulai saja, acaranya dengan pertukaran cincin untuk calon pasangan di depan yang tengah berbahagia. Beri tepuk tangannya!" 

Para tamu kembali bertepuk tangan dan Mia serta Nia, berada di belakang Rendy dan Kayara yang malam ini akan bertukar cincin.

Apa dia bawa cincinnya? Bukannya dia berkata, jika cincin itu untuk Manda. Lalu Gue akan memakai apa? Tidak mungkin, dia memberikan cincin itu pada gue. Batin Kayara melihat Randy yang begitu menjengkelkan bagi dia.

Nia memberikan cincin kepada Kayara dan sang anak menerima. Lalu Rendy memberikan jarinya, membiarkan calon istrinya menyematkan cincin. Para tamu bertepuk tangan, ketika cincin telah tersemat pada jari Rendy.

Kemudian Rendi yang mengambil sesuatu di dalam saku celananya. Kayara tersenyum tipis dengan netra melihat pada tangan pria ini, tengah mengambil sesuatu.

Rendy dengan senyum tipis begitu sandiwara yang saat ini dilakukan, mengambil tangan Kayara. Wanita sangat terkejut, melihat cincin yang kini  dipegang ternyata cincin yang mereka beli yang katanya, untuk Manda.

Pria ini menyematkan pada jari manis Kayara dengan sukses, membuat dada wanita ini berdebar dan terpaku.

"Jangan bangga dulu setelah selesai kamu berikan cincin ini kepada gue kembali. Ingat itu kucing kecil," Rendy membisikan di telinga Kayara dan wanita ini terpaku. Seketika Rendy mengecup pipi Kayara dan para tamu begitu heboh bersorak.

"Kenapa melihat? Mau gue cium bibir?" Rendy kembali berucap dengan pelan. Namun Kayara, bisa mendengarnya dengan jelas.

Kedua orang tua begitu bahagia acara tukar cincin telah selesai dan para tamu mulai menikmati, jamuan serta musik telah kembali dimainkan dengan begitu sangat halus. Sebagian tamu ada yang berdansa dan sebagian ada yang bercengkrama, bersama rekan kerja. 

Sedangkan Rendy malam menarik tangan Kayara pergi dari panggung. Para orang tua membiarkan pasangan ini untuk pergi. Berpikir mereka akan berbicara dan mungkin memerlukan waktu berdua saja.

"Lepaskan gue Ren!"

"Lo, kasar banget!" lanjut Kayara. Ternyata tidak menghentikan pria ini yang menariknya, begitu kasar, keluar dari kerumunan banyak orang.  Ternyata Rendy, membawa Kayara pada balik pohon, begitu besar dan mendorong hingga membentur.

Brukkk!!

"Auw!"

Rendy tersenyum bahagia melihat Kayara kesakitan. Seketika pria ini mengambil tangan kanan Kayara dan dia, ternyata mengambil kembali cincin yang tadi dia sematkan pada jari Kayara.

"Wanita sampah sepertimu, tidak cocok memakai cincin berlian, paham udik kampung?!" ejek Randy senyum sinis.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status